Gagal di Olimpiade 2016, Hendra Setiawan Ingin Balas Dendam pada 2021

Gagal di Olimpiade 2016, Hendra Setiawan Ingin Balas Dendam pada 2021
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan (c) PBSI

Bola.net - Pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan, mengaku pernah mengalami fase naik turun dalam kariernya. Salah satunya saat mengalami kegagalan di Olimpiade 2016. Kala itu, Hendra dan Mohammad Ahsan terhenti di fase grup, setelah sekali menang dan dua kali kalah.

Alhasil, Ahsan/Hendra gagal melangkah ke perempat final. Kekalahan itu terasa menyesakkan karena mereka sebenarnya digadang-gadang membawa pulang medali emas.

"Olimpiade 2016 tersebut adalah masa-masa sulit, karena kesempatan kami lebih besar, tetapi gagal. Kami underperform sekali," kata Hendra via Instagram Live PBSI, Sabtu (30/5/2020).

1 dari 3 halaman

Momen Buruk Lainnya

Selain Olimpiade 2016 yang disebutnya sebagai fase terberat, Hendra juga menyebut beberapa momen yang menurutnya juga cukup sulit. "Masa-masa berat sebenarnya banyak. Misalnya saat berpasangan dengan Markis Kido sempat di atas kemudian turun," ujarnya.

"Setelah pisah dengan (Markis) Kido dan pertama kali berpasangan dengan Ahsan juga tidak mudah. Sulitnya karena tak mudah memulai dari awal. Sama Ahsan naik dan kemudian sempat turun. Itu juga masa-masa berat," imbuh Hendra.

2 dari 3 halaman

Target di Olimpiade Tokyo

Hendra pun ingin menebus kegagalan di Olimpiade 2016 dengan mengukir prestasi pada Olimpiade Tokyo yang pelaksanaannya diundur pada 2021.

Selama berkiprah di bulu tangkis, Hendra sebenarnya sudah mengantongi emas Olimpiade 2008 saat berpasangan dengan Markis Kido. Tapi, ia belum merengkuh emas olimpiade saat berpartner dengan Ahsan.

Hendra tidak terang-terangan menyatakan ingin membawa pulang medali emas dari Olimpiade Tokyo. Namun, ia juga tak mau pulang dengan tangan kosong. "Mudah-mudahan pada Olimpiade Tokyo. Tekad selalu ada. Yang penting semoga bawa pulang medali dari Olimpiade Tokyo," tutupnya.

Disadur dari: Bolacom (Yus Mei Sawitri) | Dipublikasi: 31 Mei 2020