Deretan Kisah Para Pelatih Bulu Tangkis Indonesia di SEA Games 2019

Deretan Kisah Para Pelatih Bulu Tangkis Indonesia di SEA Games 2019
Mulyo Handoyo (c) Bola.com/M Iqbal Ichsan

Bola.net - Indonesia dikenal luas sebagai gudangnya pebulu tangkis bertalenta, terbukti lewat kejayaan para pemain Merah Putih di berbagai ajang bergengsi seperti SEA Games, All England, Kejuaraan Dunia, Asian Games, dan Olimpiade.

Kualitas pelatih Indonesia juga diakui di dunia. Banyak yang go international. Hebatnya, kiprah para pelatih itu juga tak sembarangan. Mereka berhasil mendongkrak dan menyuguhkan prestasi bulu tangkis di negara-negara tersebut.

Kualitas hebat pelatih asal Indonesia yang diakui dunia kembali terbukti di pentas SEA Games 2019. Pelatih asal Indonesia bertebaran di negara-negara peserta cabang olahraga bulu tangkis, bahkan bisa dibilang mendominasi.

Siapa saja pelatih bulu tangkis asal Indonesia yang ikut menyemarakkan SEA Games 2019? Berikut enam di antaranya.

1 dari 6 halaman

Hendrawan

Hendrawan awalnya dipercaya menangani para pemain di Pelatnas Cipayung. Namun, pada 2010, dia menerima tawaran dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) untuk melatih di sana. Jadi, sudah 9 tahun ia dipercaya memoles para pemain Malaysia. Dia pernah dipercaya melatih pemain legendaris Malaysia, Lee Chong Wei.

Hendrawan berperan besar dalam kebangkitan Lee setelah kena kasus doping. Peringkat Lee sempat terjun bebas, namun perlahan bisa kembali menembus papan atas dunia.

Selama berkiprah sebagai pemain, prestasi Hendrawan cukup gemilang. Dia meraih medali perak pada Olimpiade Sydney 2000 dan menjadi Juara Dunia 2001. Pada SEA Games 2019, Hendrawan juga dipercaya mengawal anak-anak asuhnya.

2 dari 6 halaman

Paulus Firman

Sama seperti Hendrawan, Paulus Firman juga menerima tawaran BAM untuk melatih tim bulu tangkis Malaysia. BAM menggaet Firman dengan misi khusus untuk memperkuat sektor ganda putra. Firman memulai kiprahnya di Malaysia mulai 1 April 2018 dan masih bertahan sampai sekarang.

Sebelumnya, Firman juga pernah melatih di Negeri Jiran pada 2013, tapi hanya bertahan 10 bulan. Saat itu, dia kemudian menerima pinangan melatih tim bulu tangkis Filipina. Sama seperti Hendrawan, Paulus juga ikut mengawal para pemain Malaysia yang tampil di SEA Games 2019.

3 dari 6 halaman

Mulyo Handoyo

Mulyo Handoyo saat ini berkiprah menjadi pelatih di tim nasional Singapura. Sebelumnya, dia menangani tim bulu tangkis India. Prestasinya saat menangani India cukup moncer. Salah satu prestasinya mendongkrak prestasi tunggal putra andalan India, Srikanth Kidambi.

Mulyo memulai tugas barunya sebagai pelatih kepala tim bulu tangkis Singapura mulai Februari 2018. Kedatangan Mulyo dapat sambutan hangat dari insan bulu tangkis Singapura.

Pelatih berusia 58 tahun tersebut sebelumnya pernah bekerja sama dengan beberapa pemain top Singapura, temasuk mantan pebulu tangkis nomor enam dunia, Ronald Susilo dan peraih medali perak SEA Games 2007, Kendrick Lee.

Timnas bulu tangkis Singapura sulit berbicara banyak di kancah regional maupun internasional. Singapura hanya meraih dua medali perunggu dari cabang bulu tangkis pada SEA Games 2017. Ronald Susilo berharap Mulyo bisa membangkitkan bulutangkis Singapura.

Para pebulu tangkis Singapura menunjukkan kemajuan sejak ditangani Mulyo, satu di antaranya Loh Kean Yew. Sang pemain pernah membuat Chou Tien Chen kerepotan di perempat final Chinese Taipei Terbuka 2019, serta pernah mengalahkan Lin Dan (China) di Thailand Masters.

Mulyo Handoyo tentu saja juga mendampingi para pemainnya yang berjuang di SEA Games 2019.

4 dari 6 halaman

Nunung Wibiyanto

Selain Mulyo Handoyo, di tim bulutangkis Singapura ada pelatih asal Indonesia lainnya, yaitu Nunung Wibiyanto. Dia dulu pernah berpasangan dengan Ricky Soebagdja di sektor ganda putra.

Alhasil, saat ini Nunung juga dipercaya menangani sektor ganda putra Singapura. Sudah beberapa tahun terakhir ini dia dipercaya menangani para pemain Singapura.

Nunung pernah mengungkapkan tantangan berat yang dihadapi ketika pertama kali menerima pinangan Persatuan Bulutangkis Singapura (SBA).

Tak seperti Indonesia, olahraga bulutangkis tak terlalu populer di Singapura. Hal itu menyebabkan skuat Timnas Singapura kini lebih didominasi pemain naturalisasi. Anggota timnas Singapura diisi 75 persen pemain naturalisasi dan 25 persen pemain lokal.

Nunung mengatakan SBA berencana melakukan perubahan. Dalam lima tahun ke depan, ujar Nunung, timnas Singapura akan lebih banyak diisi pemain lokal.

"Singapura bertekad untuk membalik komposisinya. Atlet asli Singapura 75 persen dan atlet asing 25 persen. Singapura adalah negara maju, di mana komite olahraga nasionalnya sangat mendukung pemain bulutangkis," kata pria yang pernah melatih tim Jepang tersebut.

Nunung mengungkapkan ada kerikil yang mengadang ambisi SBA. "Tidak mudah mendidik atlet Singapura karena mereka masih banyak yang sekolah. Jadi kadang jadwal latihannya harus disesuaikan dengan sekolah," kisahnya.

5 dari 6 halaman

Agus Dwi Santoso

Pelatih asal Indonesia juga ada di tim Thailand, yaitu Agus Dwi Santoso. Salah satu bukti tangan dinginnya dalam melatih adalah mencuatnya nama tunggal putra Thailand, Kentaphon Wangchroen.

Sebelum menangani Thailand, Agus berstatus sebagai pelatih Korea Selatan. Dia turut andil membawa tim nasional bulutangkis Korea Selatan sukses meraih gelar Piala Sudirman 2017. Agus juga mampu mengangkat prestasi Son Wan-ho dan Sung Ji-hyun.

6 dari 6 halaman

Rony Agustinus

Satu lagi pelatih asal Indonesia yang juga berkiprah di SEA Games adalah Rony Agustinus yang melatih di Vietnam. Saat masih berkarier sebagai pemain, Rony merupakan pemain tunggal.

Dia pernah meraih medali emas pada nomor beregu putra SEA Games 1999, serta menjadi bagian tim Indonesia yang menjuarai Piala Thomas 2002.

Sebelum menangani Vietnam, Rony pernah didapuk menjadi pelatih di tim bulutangkis Malaysia.

Disadur dari: Bolacom/Penulis: Yus Mei Sawitri/Editor: Yus Mei Sawitri/Dipublikasi: 3 Desember 2019