Virgil Van Dijk Pernah Nyaris Kehilangan Nyawanya, Karena Usus Buntu

Virgil Van Dijk Pernah Nyaris Kehilangan Nyawanya, Karena Usus Buntu
Virgil Van Dijk (c) AFP

Bola.net - - Bek Liverpool Virgil Van Dijk mengaku ia pernah mengalami pengalaman nyaris mati pada tahun 2012 saat ia mengalami pecah usus buntu.

Van Dijk saat ini adalah salah satu bek terbaik di dunia. Maka dari itu Liverpool berani merekrutnya dengan harga sekitar 75 juta pounds dari Southampton pada musim dingin 2018 lalu.

Ia membuat Liverpool kini berpeluang untuk menjadi juara liga untuk pertama kalinya sejak tahun 1990. Ia juga berpeluang membawa The Reds masuk ke final Liga Champions untuk kedua kalinya secara beruntun.

Van Dijk juga menjadi pilar penting timnas Belanda. Bahkan ia sekarang menjabat sebagai kapten skuat Oranje.

1 dari 2 halaman

Menatap Kematian di Mata


Akan tetapi nasibnya bisa saja berbeda. Sebab ia pernah mengalami situasi maut saat masih berada di Groningen.

Ia mengalami pecah usus buntu. Hal itu terjadi karena ia menjalani diet yang kurang tepat. Alhasil Van Dijk harus menginap di Rumah Sakit selama sekitar 13 hari.

Masalah itu dihadapi jelang laga derby kontra Heerenveen. Ia kemudian harus absen di sisa musim 2011-12 dan baru bisa kembali di musim berikutnya.

"Saya menatap kematian tepat di matanya - dan itu adalah pengalaman yang mengerikan," ungkapnya, menurut The Mirror.

“Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, sepakbola tidak ada artinya bagi saya. Itu sama sekali tidak penting. Ini semua tentang mencoba untuk tetap hidup," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Tulis Surat Wasit


Van Dijk mengaku saat itu ia sampai harus menulis surat wasit untuk berjaga-jaga jika ia kemudian sampai meninggal. Ia sendiri mengaku sebenarnya tak ingin sampai harus melakukan hal tersebut.

“Saya dan ibu saya sama-sama berdoa kepada Tuhan dan, jujur ​​saja, kami mendiskusikan berbagai skenario," serunya.

“Pada satu titik, saya harus menandatangani dokumen-dokumen ini. Itu adalah sebuah wasiat. Jika saya akan meninggal di rumah sakit, sebagian dari uang saya akan pergi ke ibu saya. Tidak ada yang ingin mengemukakan masalah ini, tetapi perlu ditangani karena ada kemungkinan saya akan mati di sana."

“Saya ingat berbaring di tempat tidur. Yang bisa saya lihat hanyalah tabung dan banyak kabel di tubuh saya. Tubuh saya hancur. Saya tidak mampu melakukan apa pun. Hal terburuk melintas di benak saya,” tandasnya.