Nil Maizar Berbagi Kisah Disambut Perantau Lamongan di Banjarbaru

Nil Maizar Berbagi Kisah Disambut Perantau Lamongan di Banjarbaru
Nil Maizar (c) Mustopa El Abdy

Bola.net - Nil Maizar diangkat sebagai pelatih Persela Lamongan menggantikan Aji Santoso sejak 4 Juli 2019. Belum genap satu bulan menangani Laskar Joko Tingkir, dia sudah mendapatkan pengalaman menarik.

Itu dialaminya ketika Persela main tandang melawan Barito Putera di Stadion Demang Lehman, Banjarbaru, Senin (21/7).

Satu hari sebelum pertandingan, pelatih dan pemain Persela mendapat undangan dari warga perantauan asal Lamongan di Banjarbaru. Mereka ingin berbincang dan menjamu skuat Persela.

"Sehari sebelum pertandingan, manajemen bilang ada warga Lamongan yang merantau ke Banjarbaru ingin bertemu. Saya langsung mengiyakan dan mengajak pemain supaya hubungan kami lebih dekat," ungkap Nil Maizar kepada Bola.com belum lama ini.

Sambutan semacam ini sebenarnya bukan hal baru. Pasalnya, hampir setiap kali Persela melakoni partai tandang, warga perantauan asal Lamongan memberikan sambutan dan jamuan makan.

1 dari 2 halaman

Wujud Apresiasi untuk Persela

Wujud Apresiasi untuk Persela

LA Mania, suporter Persela Lamongan (c) Bola.com/Vitalis Yogi Trisna

Lamongan adalah daerah di Jawa Timur yang dikenal memiliki kekayaan kuliner. Warga Lamongan juga memiliki budaya merantau ke luar daerah, berjualan berbagai makanan. Yang paling terkenal tentu saja soto dan pecel lele.

Hampir semua daerah di Indonesia memiliki warung makan yang dijual warga asli Lamongan. Mereka terkenal dengan spanduk dengan tulisan 'Soto Lamongan' atau 'Pecel Lele Lamongan'. Spanduk itu bahkan kerap menghiasi tribune stadion saat Persela bertandang.

"Saya tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami bertemu dengan orang asli Lamongan yang jarang pulang ke daerah asal. Ini merupakan wujud apresiasi dari mereka untuk Persela Lamongan. Mereka juga ingin memberikan dukungan kepada kami," lanjut pelatih asal Sumatra Barat itu.

2 dari 2 halaman

Mirip Masyarakat Padang

Kultur yang sama sebenarnya juga dimiliki oleh orang Minang, etnis mayoritas di Sumatra Barat. Mereka juga memiliki budaya merantau ke berbagai daerah, meski sering menggunakan nama Padang saat berjualan. Menu makanan paling terkenal tentu saja Nasi Padang.

Nil Maizar 'dibesarkan"' oleh klub asal Padang. Dia pernah menjadi pemain Semen Padang dan PSP Padang. Karier kepelatihannya dihabiskan bersama Semen Padang.

"Memang ada kemiripan antara orang Lamongan dan Padang, sama-sama merantau dan menjual makanan. Ke mana pun saya pergi, di berbagai kota di Indonesia, bisa dipastikan penjual makanan dengan embel-embel dua nama kota itu pasti ada," pungkas Nil Maizar.

Sumber: Bola.com