Menilik Prestasi Carli Lloyd, Pesepak Bola Putri Tertua AS di Olimpiade Tokyo 2020

Menilik Prestasi Carli Lloyd, Pesepak Bola Putri Tertua AS di Olimpiade Tokyo 2020
Pesepak bola putri Amerika Serikat, Carli Lloyd (c) AP Photo

Bola.net - Pesepak bola putri, Carli Lloyd, akan menjadi atlet tertua Amerika Serikat dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang pada 23 Juli-8 Agustus 2021 mendatang. Pada 16 Juli nanti, ia akan menginjak usia 39 tahun dan ia pun masih bersemangat membela negaranya memburu medali emas.

Lloyd membuktikan bahwa usia sebenarnya hanyalah sebuah angka. Ia hampir dua tahun lebih tua dari Christie Pearce Rampone yang sebelumnya memegang gelar serupa ketika bermain pada 2012. Pada Olimpiade Tokyo 2020, gelar itu dipastikan runtuh.

“Orang-orang membaca usia saya, tetapi mereka tidak melihat saya setiap hari. tidak ada keraguan bahwa saya akan berjuang sampai akhir, untuk memegang trofi itu lagi,” tulis profilnya di situs United States Soccer.

1 dari 8 halaman

Rajin Cetak Gol di Olimpiade

Rajin Cetak Gol di Olimpiade

Cristiano Ronaldo dan Carli Lloyd (c) AFP/Fabrice Coffrini

Jika menilik prestasinya, Lloyd pernah mengecap status juara Piala Dunia dua kali, merebut emas Olimpiade dua kali, dan menjadi Pemain Terbaik Dunia FIFA dua kali. Jadi, ia jelas bukan orang baru di kompetisi ini.

Pada Olimpiade Beijing 2008, Carli Lloyd mencetak satu-satunya gol AS dalam kemenangan 1-0 melawan Brasil, mencetak sendiri medali emas dalam prosesnya.

Pemain kelahiran New Jersey ini juga sukses merebut medali emas di Olimpiade London 2012 usai mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 Amerika Serikat melawan Jepang.

Olimpiade Tokyo 2020 pun akan menjadi Olimpiade keempat yang diikuti Lloyd.

2 dari 8 halaman

Gemari Sepak Bola Sejak Usia 5 Tahun

Dilansir Britannica, Senin (12/7/2021), Lloyd diketahui mulai menggemari sepak bola sejak usianya masih menginjak lima tahun. Ia menolak untuk menari balet atau tarian lainnya sesuai yang diinginkan orang tuanya.

Hal tersebut ternyata membuahkan hasil. Di bawah pelatih sekolah menengahnya, Lloyd dapat mengembangkan kemampuannya secara cepat sebagai seorang playmaker.

Meskipun ia bermain sebagai seorang playmaker, naluri dia sebagai seorang striker sering digunakan. Terbukti ia berhasil mencetak 50 gol pada masa sekolahnya, karir dia semakin menanjak seiring pertumbuhan umurnya.

3 dari 8 halaman

Kerap Panen Emas di Olimpiade

Lloyd memulai debutnya untuk timnas wanita Amerika Serikat (USWNT) U-21. Ia berhasil memenangkan empat gelar Piala Nordik secara berturut-turut. Beberapa tahun berselang, ia mengikuti ajang Olimpiade dalam empat edisi secara berturut-turut.

Di ajang empat tahunan tersebut, ia berhasil menorehkan prestasi bagi negaranya setelah memenangkan medali emas pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 secara beruntun. Ia berhasil mencetak satu gol tunggal dari luar kotak penalti pada 2008, serta mencetak brace pada Olimpiade 2012.

4 dari 8 halaman

Kiprah di Piala Dunia Wanita

Kiprah di Piala Dunia Wanita

Carli Lloyd (kanan) di Piala Dunia Wanita 2015. (c) AP Photo/Elaine Thompson

Meski sempat puasa medali pada Olimpiade Rio 2016, Lloyd bersama timnya sukses merebut emas di Piala Dunia Wanita dalam dua edisi berturut-turut. Ia menggemparkan dunia dengan gol hattrick di final 2015 kontra Jepang.

Meskipun ia tidak mencetak gol di final Piala Dunia 2019, ia sukses menyumbangkan tiga gol dalam ajang empat tahunan tersebut.

5 dari 8 halaman

Berpeluang Patahkan Rekor Ryan Giggs

Selain sederet prestasi yang sudah ia raih, ia juga berpeluang untuk menjadi atlet wanita Amerika tertua dalam sejarah Olimpiade. Pasalnya, namanya tercantum dalam daftar 22 pemain yang dibawa pada Olimpiade Tokyo 2020.

Yang lebih mengejutkan lagi, ia berpeluang untuk menjadi pemain sepak bola tertua dalam sejarah yang mencetak gol di panggung terbesar dunia. Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh Ryan Giggs (Inggris) yang berusia 38 tahun saat mencetak gol ke gawang Uni Emirat Arab pada pertandingan Olimpiade pada 29 Juli 2012.

6 dari 8 halaman

Pesepak Bola Putri Tertua yang Cetak Gol di Olimpiade

Lloyd sendiri adalah pesepak putri tertua yang mencetak gol di Olimpiade. Dia berusia 34 tahun saat mencetak dua gol, satu gol melawan Selandia Baru dan satu gol lagi saat melawan Prancis di babak penyisihan grup Olimpiade Rio 2016.

Dengan gol yang kemungkinan akan dicetak di Tokyo nanti, yang akan menandai penampilan keempat Lloyd di Olimpiade, dia tidak hanya mencatat rekor terbaiknya sendiri, tetapi juga akan mengungguli Giggs.

7 dari 8 halaman

Meraih Banyak Prestasi Individu

Sepanjang kariernya, Lloyd juga berhasil memenangkan banyak sekali prestasi individu. Berikut di antaranya:

  • Algarve Cup Most Valuable Player (2007)
  • U.S. Soccer Athlete of the Year (2008)
  • FIFA World Player of the Year Shortlist (2012, 2015, 2016)
  • FIFA Puskás Award Nominee (2015)
  • NWSL Player of the Week (2013, 2014)
  • NWSL Player of the Month (2015)
  • NWSL Second XI (2014, 2015, 2018)
  • CONCACAF Women's Player of the Year (2015)
  • CONCACAF Goal of the Year (2015)
  • FIFA Women's World Cup Golden Ball (2015)
  • FIFA Women's World Cup Silver Boot (2015)
  • FIFA Women's World Cup All-Star Team (2015)
  • FIFA Women's World Cup Dream Team (2015)
  • FIFA Women's World Cup Goal of the Tournament (2015)
  • Women's Sports Foundation Sportswoman of the Year Team Sport Award (2015)
  • Sports Illustrated Sportsman of the Year Nominee (2015)
  • IFFHS World's Best Woman Playmaker (2015)
  • FIFA World Player of the Year (2015)
  • FIFPro: FIFA FIFPro World XI (2015, 2016)
  • Nominee for 2016 ESPY Award for Best Championship Performance (2016)
  • The Best FIFA Women's Player (2016)
  • Inductee into New Jersey Hall of Fame (2017)
  • IFFHS CONCACAF Best Woman Player of the Decade 2011–2020
  • IFFHS World's Woman Team of the Decade 2011–2020
  • IFFHS CONCACAF Woman Team of the Decade 2011–2020

Dukung tim sepak bola kebangganmu bertanding dengan menyaksikan live streaming Olimpiade Tokyo 2020 yang akan disiarkan melalui platform Vidio.

Disadur dari: Bolacom (Andrya Nabil, Asri Muspita Sari, Gregah Nurikhsani) | Dipublikasi: 15 Juli 2021