Ladang Uang, Kenapa Brands Ternama Dunia Harus Mempertimbangkan E-Sports?

Ladang Uang, Kenapa Brands Ternama Dunia Harus Mempertimbangkan E-Sports?
eSports. (c) bola.net

Bola.net - - Selama lima tahun terakhir, perkembangan dan popularitas e-Sports melonjak tinggi dan terus berkembang secara stabil dan substansial. Meski demikian, e-Sports masih kerdil dalam proporsi anggaran belanja iklan, yang artinya perkembangan e-Sports belum benar-benar maksimal.

Mengutip IGN, iklan-iklan dan sponsor komersial telah menjalin hubungan baik dengan olahraga tradisional. Misal logo-logo yang terlukis di kostum sepak bola profesional, logo-logo sponsor pada motor Moto GP, F1, juga yang menempel pada para atletnya. Singkatnya, olahraga merupakan ladang uang yang menjanjikan.

Sayangnya hal serupa belum benar-benar terjadi pada e-Sports. Memang benar banyak brands ternama seperti Razer, Intel, dan Twitch yang mendukung e-Sports, tapi itu masih belum cukup, e-Sports butuh lebih banyak sokongan dana.

Newzoo mengatakan bahwa pada 2021 nanti pendapatan e-Sports secara global diprediksi akan meroket hingga $1.65 miliar, dengan rincian $1.4 miliar datang dari investasi brand. Lalu, apa yang harus dilakukan jika perusahaan-perusahaan besar itu memasuki pasar e-Sports? Kenapa mereka harus melakukannya?

Baca ulasan selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Brands Belum Yakin

Sudah ada beberapa brand mayor global yang memasuki pasar e-Sports. Sebagai contoh, Vodafone sudah menjadi premium partner ESL tahun ini. Sebelumnya, tahun lalu Mercedes-Benz yang bekerja sama dengan ESL, dan menyelenggarakan berbagai turnamen di beberapa negara.

Sponsor biasanya terhubung dengan olahraga terkait, alias brand endemik. Misalnya: Red Bull dan Monster di Moto GP, sokongan Arai di Moto GP, lalu ada Nike dan Adidas di dunia sepak bola. Banyak brand yang menyasar pasar tertentu.

Namun, perkembangan dunia bisnis membuat brands semakin berani. Ada Fly Emirates dan Etihad Airlines di dunia sepak bola, beberapa bir, rumah judi, perusahaan ban, dan beberapa brands lain yang mengejar dunia sepak bola. Artinya, brands tidak harus sesuai dengan olahraga terkait.

Hal inilah yang jadi masalah di e-Sports. Ada banyak brand endemik di dunia e-Sports seperti Intel, Twitch, dan Comcast Xfinity. Hanya sedikit yang merupakan brand pemberani seperti Coca-Cola, Mercedez Benz, Mountain Dew, Red Bull, dan Airbus.

Demi perkembangan e-Sports, brands harus lebih berani.

2 dari 2 halaman

Berita Video

Berita video mengunjungi Ligagame Arena, pusat E-Sports yang bakal dibangun megah di Jakarta.