Kisah Heroik Ibrahimovic Selamatkan Timnas Keterbelakangan Mental

Kisah Heroik Ibrahimovic Selamatkan Timnas Keterbelakangan Mental
Zlatan Ibrahimovic (c) AFP
Bola.net - Dibalik kepercayaan diri tinggi dan kadang cenderung arogan dari seorang Zlatan Ibrahimovic, ia memiliki jiwa sosial yang cukup besar. Beberapa kali pria berusia 32 tahun ini menyisihkan dana untuk keperluan sosial, salah satunya adalah saat ia baru-baru ini diberitakan membantu tim nasional sepakbola keterbelakangan mental Swedia yang mengalami kesulitan finansial.

Tim Swedia sejatinya lolos ke INAS World Football Championship, atau turnamen sepakbola khusus mereka yang mengalami keterbelakangan mental, di Brasil. Namun mereka mengalami kesulitan dana untuk melakukan perjalanan ke Amerika Selatan.

Karena itulah, pihak panitia mencoba meraih dana dengan melelang jersey bertanda tangan bintang sepakbola Swedia. Sejumlah pemain telah memberikan jerseynya, seperti Johan Elmander, Kim Kallstrom, Andreas Isaksson, dan Per Nilsson.

Tak ketinggalan, Ibrahimovic juga dimintai jersey bertanda tangan untuk dilelang. Namun jawaban bomber PSG ini sungguh tak terduga, alih-alih memberikan jersey, ia langsung membiayai nominal perjalanan tim Swedia ke Brasil!

Zlatan Ibrahimovic bersama tim nasional keterbelakangan mentalZlatan Ibrahimovic bersama tim nasional keterbelakangan mental

"Apa yang mau kalian lakukan hanya dengan jersey? Berapa uang yang dibutuhkan?" tanya Zlatan seperti dilansir Aftonbladet. Pada akhirnya, Ibrahimovic langsung memberikan dana sebesar 350 ribu Kronor, atau setara dengan USD 51 ribu untuk membiayai keberangkatan tim.

Atas sumbangannya tersebut, Ibrahimovic akhirnya diangkat sebagai duta resmi tim Swedia yang berangkat ke INASWFC 2014.

"Sepakbola seharusnya bisa dimainkan oleh siapa saja. Tak peduli jenis kelamin maupun kekurangan fisik," ungkap Ibrahimovic seperti dilansir situs resmi federasi sepakbola Swedia.

"Saat saya gagal tampil di Piala Dunia 2014, saya sangat kecewa. Karena itulah saat saya mendengar mengenai nasib tim ini, saya merasa harus berbuat sesuatu untuk membantu mereka merasakan 'piala dunia'. Kini saya bisa ikut merasakan pengalaman berlaga di piala dunia melalui mereka."

Sungguh sebuah aksi heroik yang patut diacungi jempol, bukan?[initial]

 (dt/mri)