Ketika Pesepakbola Merambah ke Dunia Vlog, Haruskah Klub Khawatir?

Ketika Pesepakbola Merambah ke Dunia Vlog, Haruskah Klub Khawatir?
Roberto Firmino menyundul bola dan berusaha dihalangi oleh Ben Foster. (c) AFP

Bola.net - Pesepakbola harus menerima kenyataan kalau waktunya bakalan tersita oleh jadwal pertandingan yang padat. Meski demikian, beberapa dari mereka bisa mencuri waktu untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan dunia sepak bola.

Kiper Watford, Ben Foster, ternyata punya waktu luang yang cukup banyak untuk aktif membuat video. Terhitung sejak enam bulan lalu, pria berumur 38 tahun tersebut merekam ragam aktivitasnya dan mengunggahnya dalam bentuk vlog di kanal Youtube "The Cycling GK".

Jika melihat judulnya, anda mungkin akan berpikir kalau Ben Foster hanya merekam hobinya bersepeda. Nyatanya tidak. Sebagian besar videonya justru menampakkan kegiatan di balik layar klubnya saat ini, Watford.

Foster menunjukkan aktivitasnya jelang pertandingan - tentang dirinya saat di ruang khusus klub, hotel tempatnya mengingap saat 'away days', hingga obrolan bersama rekan setim dan staf klub. Kadang-kadang, ia berkunjung ke ruang ganti tim lawan.

Kanal Youtube seperti ini bisa menjadi alternatif di antara tontonan yang mulai monoton karena berjamurnya konsep podcast. Tetapi, apakah aktivitas vlogging yang dilakukan pemain bisa berdampak buruk buat klub? Atau malah positif?

Berikut ini Bolanet menyajikan analisa terkait aktivitas vlogging yang dilakukan pesepakbola dunia dan dampaknya buat klub serta pemain. Informasi selengkapnya bisa disimak dengan melakukan scroll ke bawah.

1 dari 6 halaman

Pesepakbola yang Punya Vlog Sendiri

Ternyata, Ben Foster tidak sendirian. Beberapa pemain sepak bola ternama juga memiliki akun Youtube yang berisi tentang segala aktivitasnya dan tentunya dalam lingkup terbatas. Konsepnya pun berbeda-beda.

Pemain Arsenal, Hector Bellerin, sudah mulai mengunggah video di Youtube sejak 5 tahun yang lalu. Sebagian besar bertemakan tentang kehidupannya sehari-hari maupun hasil kerja sama dengan brand. Namun belakangan, ia mengubah konsep vlog yang menjadi video semi-dokumenter.

Perihal vlog, Vinicius Junior lebih konsisten ketimbang Bellerin. Pemain Real Madrid tersebut memiliki kanal Youtube bernama Vini Jr. yang berisikan beragam aktivitasnya di luar sepak bola. Seperti saat dirinya membuat tato, bermain game, hingga konten reaksi.

Pemain termahal di dunia yang sekarang memperkuat PSG, Neymar, juga memiliki akun Youtube sendiri. Konten yang diunggah memiliki konsep berbeda-beda dan tidak seperti Youtuber pada umumnya.

2 dari 6 halaman

Positif: Meningkatkan Brand Klub

Lantas, apa pengaruhnya kehadiran para pemain di Youtube untuk klub tempatnya bernaung? Kami menggunakan akun Ben Foster sebagai bahan studi, dengan pertimbangan sang pemain cukup sering merekam kegiatan dirinya di balik layar klub.

Jika dikelola secara baik, kehadiran vlog bisa meningkatkan brand klub sebagai sebuah 'perusahaan' dalam industri sepak bola. Lewat vlog, klub bisa menunjukkan fasilitas yang dimiliki serta aktivitas dengan pendekatan yang menghibur.

Pendekatan menghibur itu sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh sejumlah klub besar, seperti Juventus dan Manchester City. Mereka merekam kegiatan di balik layar dalam bentuk serial dokumenter. Namun, konsep vlog masih jauh lebih baik karena menunjukkan beragam kegiatan dengan kesan yang 'jujur'.

3 dari 6 halaman

Positif: Membuat Fans Jadi Dekat dengan Pemain

Fans yang berada di negara sebuah klub bisa dibilang beruntung. Mereka bisa menyaksikan aksi pemain idolanya secara langsung di stadion dan kalau lebih beruntung lagi, bisa menyapa mereka saat sedang berada di tempat umum.

Lalu, bagaimana dengan fans dari negara lain? Melalui tayangan vlog, para pemain ini bisa berinteraksi dengan fansnya dalam lingkup yang lebih jauh lagi walaupun konsepnya masih tetap satu arah. Setidaknya, orang-orang bisa turut melihat sesuatu yang juga disaksikan oleh fans di negara tempat sang idola bernaung.

Ben Foster tahu persis kalau dirinya harus memberikan suguhan tontonan yang menarik buat para subscribers-nya. Ia melakukan interaksi dengan fans dalam konsep giveaway jersey matchworn pemain lawan yang didapatkan dari ruang ganti.

4 dari 6 halaman

Negatif: Obrolan-obrolan yang Harus Dirahasiakan

Vlog juga bisa menghasilkan malapetaka buat klub. Kalau pemain seperti Ben Foster tidak memilah-milah tayangan secara cermat, bisa jadi rahasia klub yang seharusnya tetap berada di balik layar bisa terungkap ke depan publik.

Kalau dilihat-lihat, klub cukup selektif soal siapa yang pantas untuk berbicara kepada publik. Terkadang mereka hanya menugaskan direktur klub atau presidennya langsung untuk mengklarifikasi sejumlah rumor yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan pelatih dan pemain pun cukup berhati-hati dalam kasus ini. Mereka terkadang menghindari pertanyaan soal transfer pemain dari awak media di berbagai macam konferensi pers.

Klub tidak punya pilihan. Sebab media-media selalu siap ketika melihat sesuatu yang aneh. Misalnya, dari tayangan video saja, mereka tahu kalau hubungan Jose Mourinho dan Paul Pogba sedang buruk ketika keduanya bekerja sama di Manchester United.

5 dari 6 halaman

Negatif: Pemain Jadi Mudah Dikritik

Aktivitas di luar sepak bola yang ditunjukkan kepada publik bisa menjadi bumerang buat seorang pemain. Pemain Manchester United yang sedang dipinjamkan ke West Ham, Jesse Lingard, tahu persis rasanya.

Hal semacam ini takkan menjadi permasalahan kalau sang pemain tampil apik secara konsisten di tiap pertandingan. Namun dalam kasus Lingard, hampir setiap aktivitas yang melibatkan brand 'JLingz' miliknya mengundang kontroversi di tengah publik.

Serangkaian kontroversi muncul saat performanya di Manchester United semakin memburuk. Video kontroversial yang diunggah olehnya ke media sosial pun memperparah situasi. "Karir saya di United sudah selesai," katanya saat berbicara soal video tersebut.

Mungkin, Lingard mudah menjadi sasaran karena sedang bermain di klub besar. Kasus semacam ini nampaknya takkan terjadi kepada Ben Foster yang 'cuma' bermain di Watford. Apalagi Watford hanya tampil di divisi Championship saat ini.

6 dari 6 halaman

Apa yang Sebaiknya Dilakukan?

Jika ingin menjaga citra positif klub, atau bahkan menambahnya, klub bisa menggunakan cara yang dilakukan oleh Juventus dan Manchester City. Yakni menggunakan konsep dokumenter. Dengan begitu, informasi yang akan diberikan kepada para penonton bisa diseleksi dengan cermat.

Tentu, klub bisa saja memperbolehkan para pemainnya membuat vlog seperti Ben Foster. Hanya saja, klub harus ikut andil dalam proses pembuatan serta pemilahan gambar demi gambar. Itupun kalau klub memang sangat menjaga citranya di tengah publik.

Kalau dilakukan secara cermat, maka citra klub beserta pemain takkan terganggu dengan konsep vlog ini. Malah bisa membuat brand klub sebagai 'perusahaan' di industri sepak bola menjadi lebih baik.