Hamka Hamzah dan Valentino Simanjuntak, Guru dan Saingan Hanif & Rendy sebagai Youtuber

Hamka Hamzah dan Valentino Simanjuntak, Guru dan Saingan Hanif & Rendy sebagai Youtuber
Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah (c) Hanif & Rendy for Bola.net

Bola.net - Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah mencoba mengambil hikmah positif dari pandemi virus corona. Saat kompetisi berhenti dan kegiatan sepak bola disetop, keduanya beralih menjadi Youtuber.

Hanif dan Rendy berkolaborasi dalam channel yang bernama Hanif dan Rendy Show. Isi channel tersebut dominan membahas si kulit bundar dengan narasumber insan sepak bola Indonesia.

Hanif dan Rendy mengikuti jejak pesepakbola lainnya yang menyambi sebagai Youtuber yaitu Hamka Hamzah dan Ferdinand Sinaga. Selain itu, komentator sepak bola kondang, Valentino Simanjuntak telah lebih dulu terjun ke YouTube dengan konten talk show bersama pelakon sepak bola Indonesia.

Hanif mengatakan, bahwa ia dan Rendy banyak belajar dari Hamka dan Valentino ketika menyambi menjadi Youtubers. Untuk memacu keduanya, Hanif dan Rendy menganggap Hamka dan Valentino sebagai pesaing.

"Saya pun banyak belajar dari mereka, apalagi yang senior-senior seperti Hamka dan Bung Valentino. Kami banyak belajar dari mereka," ujar Hanif kepada Bola.net, Selasa (2/6/2020).

"Cuma di luar itu persaingan wajar di dunia seperti ini. Tapi saya mengambil sisi positifnya saja. Apapun itu persaingan dengan cara yang sehat. Terus saya dan Rendy juga sama-sama mencari pengalaman. Untung-untung dapat penghasilan juga. Cuma di sisi lain kami tetap menjaga silaturahmi dengan sesama Youtuber," katanya menambahkan.

Baca halaman berikutnya ya Bolaneters.

1 dari 1 halaman

Keunggulan Hanif dan Rendy Show

Channel Hanif dan Rendy Show baru terbentuk sekitar sebulan yang lalu. Namun, subscriber channel tersebut telah mencapai 11.400.

Baru juga beredar, Hanif dan Rendy sudah berhasil menggebrak. Keduanya mampu membujuk Febri Hariyadi dan Bambang Pamungkas, dua sosok yang dikenal susah diwawancarai oleh media.

"Keunggulan channel kami mungkin kontennya lebih edukasi. Lebih anak muda. Jadi rata-rata mereka yang membuat channel YouTube itu yang sudah berumur. Jadi kalau kami mencoba masuk ke ranah anak-anak muda. Lebih inspiratif juga. Banyak hal lain, seperti menghibur," imbuh Hanif.

(Bola.net/Fitri Apriani)