Gunung Panderman Terbakar, Pelatih Kiper Arema Bersedih

Gunung Panderman Terbakar, Pelatih Kiper Arema Bersedih
Asap mengepul dari kebakaran hutan di Gunung Panderman (c) Liputan6.com/Zainul Arifin

Bola.net - Kebakaran yang terjadi di wilayah Gunung Panderman, Kota Batu, Jawa Timur, memantik kesedihan Pelatih Kiper Arema FC, Yanuar Hermansyah. Sosok yang juga dikenal sebagai pencinta alam kawakan ini sedih karena gunung yang sangat familiar baginya tersebut mengalami musibah.

"Saya sangat menyayangkan sampai musibah seperti ini terjadi. Ini sangat mengganggu ekosistem yang ada di sana," ucap Yanuar, Selasa (23/07).

"Sayang sekali ada kebakaran ini. Tentu sedikit banyak ekosistem akan terganggu," sambungnya.

Sebelumnya, hutan di area Gunung Panderman Kota Batu terbakar sejak Minggu (21/07) malam. Sejauh ini, kebakaran sudah melalap 60 hektare area yang berstatus hutan lindung ini. Luas total hutan di area Gunung Panderman sendiri kurang lebih 164,4 hektare.

Kebakaran ini mengganggu habitat berbagai jenis flora dan fauna di sana. Selain bagi kera ekor panjang, hutan di area Gunung Panderman juga dikenal sebagai habitat untuk elang jawa.

Bagi area hutan di Gunung Panderman, kebakaran bukanlah baru. Tercatat, wilayah tersebut berulang kali terbakar. Penyebabnya pun beragam. Selain faktor alam, ada juga unsur kelalaian manusia yang kerap menjadi penyebab kebakaran.

Bagaimana kedekatan Yanuar dengan Gunung Panderman yang saat ini tengah terbakar? Simak di bawah ini.

1 dari 3 halaman

Bak Halaman Belakang Rumah

Yanuar sendiri mengaku bahwa Panderman merupakan gunung yang memiliki arti khusus baginya. Bagi pria berusia 55 tahun ini pun, kendati akhir-akhir ini sudah jarang berkunjung ke sana, gunung setinggi 2045 meter tersebut sudah seperti halaman belakangnya sendiri.

"Di sana, saya mengajari anak saya untuk mencintai alam. Minggu pagi, jika ingin berolahraga, saya mengajak anak saya ke sana," kata Yanuar.

"Kami naik ke Panderman sembari membawa minimal empat kantong kresek besar. Sepanjang perjalanan naik dan turun, kami mengumpulkan sampah-sampah yang ada. Ini kami lakukan sembari berbincang dengan para pendaki yang ada. Bagi saya, mencintai alam termasuk ibadah," ia menandaskan.

2 dari 3 halaman

Kelalaian Pendaki

Yanuar mengaku tak mengetahui secara pasti penyebab pasti kebakaran kali ini. Namun, pria yang karib disapa Begal tersebut menilai bahwa musibah macam ini kerap terjadi akibat kelalaian manusia.

"Sangat disayangkan jika penyebab musibah ini karena kelalaian pendaki atau pemburu yang lalai kala membuant puntung rokok," kata Begal.

"Puntung rokok sering menjadi penyebab masalah seperti ini. Apalagi, karena kecil, puntung rokok kerap tidak terlalu diperhatikan, berbeda dengan api unggun misalnya," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Regulasi dan Edukasi

Untuk mengantisipasi kejadian seperti ini, menurut Begal, harus ada regulasi yang tegas. Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya edukasi bagi para pendaki yang masuk ke kawasan konservasi.

"Harus ada regulasi dan edukasi bagi para pendaki ini agar tak seenaknya di alam," tutur Begal.

"Pendaki saat ini, harus diakui, banyak yang cenderung ikut-ikutan, alih-alih memang mencintai alam. Banyak yang sekadar rekreasi ke alam, tapi tak memperhatikan alam," tegasnya.