
Bola.net - - Terobosan anyar Google dalam dunia gim, Google Stadia terus jadi perbincangan hangat dalam beberapa hari terakhir. Stadia dinilai mampu mengubah wajah dunia gaming jika bisa mewujud dengan sempurna di seluruh belahan dunia.
Singkatnya, Stadia adalah platform gim yang bukan merupakan benda, ia adalah tempat yang menyediakan banyak gim. Pengguna cukup berlangganan Stadia dan menggunakan Chrome Browser untuk memainkan berbagai jenis gim.
Stadia membuat segalanya jadi lebih mudah. Jika saat ini pengguna masih dipisahkan oleh Xbox, PlayStation, PC tingkat tinggi, juga mobile gaming, Stadia bermaksud menyatukan itu semua pada satu tempat, yakni gaming berbasis cloud.
Advertisement
Sayangnya, ada satu kelemahan pada Netflix-nya dunia gaming ini: koneksi internet. Bermain gim menggunakan Google Chrome tentu memerlukan internet dengan kecepatan tinggi.
Mengutip Kotaku, bos Google Stadia, Phil Harrison mengakui masalah ini masih jadi satu diskusi utama mereka. Harrison ingin Stadia jadi lebih ramah pada internet lemah.
"Untuk mendapatkan 1080p, 60fps, setidaknya membutuhkan 25 Mbps koneksi internet," ungkap Harrison. "Sebenarnya kami sudah pernah menggunakan yang lebih kecil dari itu, tapi itulah batas rekomendasi kami."
"Ketika kami mencoba itu, kami bisa mendapatkan resolusi 4K tetapi hanya jika meningkatkan bandwidth jadi 30 Mbps."
Bagaimana di Indonesia?
Sayangnya, Indonesia mungkin belum siap menerima Stadia. Koneksi internet di Indonesia belum cukup baik untuk memainkan gim berbasis cloud seperti itu. Berdasarkan artikel Liputan6.com yang mengutip Hootsuite, di Indonesia rata-rata kecepatan internet kabel adalah 13,79 Mbps, sementara untuk mobile rata-rata memiliki kecepatan 9,82 Mbps.
Memang ada beberapa provider yang menjanjikan sampai 100 Mbps, tetapi pada kenyataannya belum ada provider internet yang mampu melakukannya. Mereka sedikit mengecoh pembeli dengan frasa "up to .... Mbps".
Di sisi lain, Harrison juga mengatakan bahwa sistem Stadia mampu secara dinamis menyesuaikan outputnya berdasarkan bandwidth internet pengguna. Sehingga mereka yang memiliki koneksi lemah bisa tetap bisa memainkan gim meski dengan resolusi yang lebih rendah.
Hal ini tentu akan membuat Stadia lebih mudah diakses, tetapi di saat yang sama ini menimbulkan pertanyaan soal apa yang sebenarnya diinginkan pengguna: konsol tradisional dengan resolusi tinggi, atau akses instan pada teknologi steraming?
Advertisement
Berita Terkait
-
Bolatainment 20 Maret 2019 15:30
Google Stadia, Masa Depan Industri Gaming: Cukup Pakai Google Chrome!
-
Bolatainment 19 Maret 2019 15:30
-
Bolatainment 18 Maret 2019 15:00
LATEST UPDATE
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 06:01
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:52
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:41
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 05:32
-
Amerika Latin 21 Maret 2025 05:30
BERITA LAINNYA
-
bolatainment 21 Maret 2025 05:05
-
bolatainment 19 Maret 2025 10:16
-
bolatainment 19 Maret 2025 10:02
-
bolatainment 19 Maret 2025 06:17
-
bolatainment 15 Maret 2025 11:30
-
bolatainment 14 Maret 2025 15:34
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...