Bantu Keluarga Si Kancil, Mantan Menteri Rencana Lakukan Adopsi

Bantu Keluarga Si Kancil, Mantan Menteri Rencana Lakukan Adopsi
Keluarga Abdul Kadir © Bola-Esa
Bola.net - Satu persatu pihak terus terketuk hatinya untuk membantu meringankan beban ekonomi yang kini ditanggung keluarga mantan pemain Tim Nasional Indonesia era 60-an, Abdul “Si Kancil” Kadir.

Misalnya saja, mantan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita ketika jaman Orde Baru, Anindyati Sulasikin Murpratomo, yang berencana mengadopsi putra sulung Si Kancil, Muhammad Ali Rizki (23).

“Pekan lalu, Ibu Sulasikin menyempatkan diri berkunjung ke sini dengan diantarkan oleh sopirnya. Lalu, ibu Sulasikin mengatakan berencana untuk mengadopsi Rizki sebagai putranya,” terang Tito Oktavialdi, Ketua Karang Taruna Bumi Satria Kencana (BSK), Bekasi Selatan, tempat keluarga (alm) Si Kancil bermukim.

Dalam kesempatan tersebut, Tito menceritakan jika keinginan perempuan yang gemar memakai kain kebaya dalam setiap penampilan di lingkup nasional dan internasional tersebut, tergugah usai melihat tayang di televisi. Perempuan kelahiran Jakarta, 18 April 1927 tersebut, diterangkan Tito, masih mengingat betul aksi Si Kancil di lapangan hijau.

“Di usia yang tidak muda, bahkan Beliau mampu bercerita dengan sangat baik dan lengkap. Saya pun menjadi terkagum-kagum dengan ingatan Beliau yang masih membaik dan gemar menyaksikan sepak bola,” cerita pria Kelahiran Pangkal Pinang, Bangka Belitung, 1 Oktober 1966 tersebut.

Tidak hanya itu, bapak dua anak tersebut mengisahkan jika terdapat kisah religius dalam proses perjalanan Sulasikin Murpratomo, yang pernah menjabat sebagai Anggota DPR/MPR, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung dan aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan.

“Beliau sempat tersasar selama enam jam di sekitar daerah Pulau Gadung, Jakarta Timur. Lalu, Beliau segara berdoa di dalam mobil karena memilki rencana yang baik namun kesulitan dalam proses perjalanan dan minta dimudahkan. Singkat cerita, akhirnya datanglah petunjuk tersebut dan menjumpai keluarga almarhum Si Kancil di kawasan BSK,” akunya.

Rizki yang merupakan putra sulung dari empat bersaudara tersebut, hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) karena keluarga tak mampu membiayai. Tiga anak Si Kancil lainnya, juga belum punya pekerjaan yang layak. Bahkan, putra pertama Si Kancil, Aryo Jasa Pradila, meninggal pada 2005 lalu karena sakit tifus. Saat itu, keluarga tak mampu membayar biaya pengobatan.

Sejak Si Kancil wafat di Jakarta pada 4 April 2003 lalu, kesulitan ekonomi terus mendera keluarganya. Tidak hanya dikenal sebagai pemain terbaik dalam sejarah tim nasional Indonesia, namun Si Kancil pernah beradu kemampuan dengan legenda Brasil, Pele, di Jakarta.

Sayangnya, Si Kancil yang pernah membawa timnas menjuarai Piala Raja 1968, Merdeka Games 1969, Pesta Sukan Singapura 1972 dan memperkuat timnas saat menjadi runner up Piala Presiden Korsel (1970-1972), meninggalkan seorang istri beserta empat anak dan dua cucunya di rumah yang tidak layak huni akibat hampir roboh. (esa/dzi)