Demi Indonesia, NBL Belum Mau Gunakan Pemain Asing

Demi Indonesia, NBL Belum Mau Gunakan Pemain Asing
Demi Indonesia, NBL belum mau gunakan pemain asing. (c) Fajar Rahman
Bola.net - Fenomena pebasket yang bermukim di luar negeri kembali ke Tanah Air bukanlah pertanda Speedy NBL Indonesia akan menggunakan pemain asing. Mereka tetap memprioritaskan pemain dalam negeri demi peningkatan prestasi basket Indonesia.

"Bahasan mengenai penggunaan pemain asing memang sering kita bicarakan bersama komisaris lainnya. Tapi masih sekadar pembicaraan saja," ungkap Commisioner Speedy NBL Indonesia, Azrul Ananda.

Gejala pebasket pulang kampung tersebut memang layak dijadikan pertanda bahwa Speedy NBL Indonesia mulai membuka kran untuk pemain asing, bukan hanya untuk pelatih asing seperti sekarang ini. Sebab, beberapa pemain yang tinggal di luar negeri dan kemudian bermain di Speedy NBL Indonesia dalam dua musim sebelumnya terbukti membawa prestasi tersendiri bagi klubnya.

Setelah era Mario Wuysang di liga basket sebelumnya, Arki Dikania Wisnu menjadi pemain pertama yang pulang kampung dari Amerika Serikat (AS) untuk bermain diSpeedy NBL Indonesia. Musim pertama Arki bersama Satria Muda Britama (SMB) langsung indah dan mengantarkan gelar juara musim 2011-2012 lalu.

Kesuksesan Arki tersebut kemudian disusul oleh Ferdinand Damanik dan Wahyu Widayat Jati pada musim berikutnya. Hampir sama suksesnya dengan Arki, Wahyu yang juga sebelumnya menimba ilmu di AS sukses mengantarkan gelar juara Untuk Dell Aspac Jakarta. Sementara Damanik tetap bisa dibilang sukses. Debut forward yang sebelumnya bermukim di Filipina itu mengantarkan Pelita Jaya Energi-MP ke panggung grand final.

Untuk musim ini, Ebrahim Enguio Lopez yang datang ke Aspac. Bukan sekadar bermain di Speedy NBL Indonesia, forward yang lahir dan besar di Filipina itu malah diproyeksikan untuk dapat membela Timnas Basket Indonesia.

"Sebenarnya bukan yang pulang kampung saja. Pemain yang sudah pensiun pun banyak yang comeback lagi," ujar Azrul.

Ya, para pemain seperti Pek King Day, Hari Suharsono dan lain-lain hingga yang terakhir Riko Hantono, bersedia turun gunung. Namun menurut Azrul, semua itu karena liga basket yang berjalan sekarang dipandang menarik bagi para pebasket tersebut.

Speedy NBL sendiri menurutnya tidak membatasi diri terkait penggunaan pemain asing nantinya. "Saya pribadi berpendapat, pemain asing bukan jaminan liga basket kita akan lebih baik lagi. Tapi wacana itu tetap ada dan kita bahas," katanya.

"Hanya persoalan timing-nya. Sementara ini tidak dulu, kita prioritaskan pebasket Indonesia. Mungkin suatu saat nanti kita bisa gunakan pemain asing," tutup pria yang sebelumnya sukses melahirkan DBL Indonesia atau liga basket antar SMA se-Indonesia itu.  (fjr/kny)