J.League, Pelopor Liga Sepak Bola dengan Babak Championship

J.League, Pelopor Liga Sepak Bola dengan Babak Championship
(c) J League

Bola.net - Di era sepak bola modern ini, hampir semua negara mengadopsi sistem Liga dengan kompetisi penuh. Ini berarti setiap kontestan akan bertemu sebanyak dua kali dalam satu musim, yaitu dengan format kandang dan tandang.

Setiap pertandingan yang dimainkan akan memberikan poin bagi para pesertanya. Yang menang mendapatkan tiga poin, yang kalah nol poin dan jika imbang kedua tim mendapatkan satu poin. Nantinya tim dengan raihan poin terbanyak akan dinobatkan sebagai juara liga tersebut.

Namun di Indonesia, tepatnya di musim 2023/2024 kemarin, PT Liga Indonesia Baru memperkenalkan format Championship. Di mana empat tim teratas dalam klasemen Liga akan dipertarungkan di babak Championship untuk menentukan siapa yang juara dalam sistem babak gugur.

Meski format ini masih cukup asing di kalangan pecinta sepak bola Indonesia, namun ternyata format kompetisi ini sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh Jepang. Ya, J League sempat mengadopsi sistem Championship ini dan bisa dikatakan sebagai pelopor sistem kompetisi ini di Asia.

Yuk intip penerapan sistem Championship di Jepang di bawah ini.

1 dari 3 halaman

Babak Championship di Jepang

Babak Championship di Jepang

Shunsuke Nakamura saat masih membela Yokohama F Marinos (c) J.LEAGUE - all rights reserved

Ketika pertama kali digulirkan di tahun 1993, J.League tidak mengadopsi full kompetisi. Melainkan menggunakan babak Championship dengan nama Suntory Championship karena alasan sponsor.

Pada saat itu, Liga dibagi menjadi dua tahapan, yaitu paruh awal dan paruh akhir musim. Tim terbaing di masing-masing tahapan akan bertemu di babak final dengan sistem dua leg untuk menjadi jawara sepak bola Jepang.

Jika ada dua tim yang berhasil menjuarai tahap awal dan tahap akhir musim secara bersamaan, maka tim itu akan langsung dinobatkan sebagai juaranya. Hal ini sempat terjadi di tahun 2002 dan 2003 di mana pada saat itu Jubilo Iwata menjuarai tahap awal dan tahap akhir musim 2002, dan Yokohama F Marinos menjuarai tahap awal dan tahap akhir Liga musim 2003.

2 dari 3 halaman

Pengecualian di Tahun 1996

Pengecualian di Tahun 1996

Henny Meijer saat masih membela Verdy Kawasaki (c) J.LEAGUE - all rights reserved

Format ini digunakan di 12 awal musim J1 League bergulir kecuali pada 1996. Saat itu ada empat tim yang lolos ke fase Championship: Juara dan runner-up J1 League, serta juara dan runner-up J.League Cup.

Format sedikit berbeda juga diberlakukan pada musim 2015 dan 2016. Saat itu, juara kedua paruh musim lolos ke fase Championship, ditambah tim terbaik dari penggabungan poin dua paruh tersebut.

Tim dengan rekor terbaik langsung lolos ke final, sedangkan dua tim lain bertarung lebih dulu di fase semifinal untuk kemudian menentukan siapa yang jadi juara.

Kini, J1 League sudah mengadopsi sistem liga tradisional dengan peraih poin terbanyak di akhir musim akan dinobatkan sebagai sang juara.

Menurut kalian, apakah sistem ini membuat kompetisi liga menjadi lebih seru?

3 dari 3 halaman

Final J.League (Suntory Championship)

Final J.League (Suntory Championship)

Aksi Ramon Diaz bersama Yokohama F.Marinos (c) J.LEAGUE - all rights reserved

1993 - Kashima Antlers 1-3 Verdy Kawasaki
1994 - Sanfrecce Hiroshima 0-2 Verdy Kawasaki
1995 - Yokohama Marinos 2-0 Verdy Kawasaki
1996 - Kashima Antlers 0-1 Nagoya Grampus
1997 - Kashima Antlers 2-4 Jubilo Iwata
1998 - Jubilo Iwata 2-4 Kashima Antlers
1999 - Jubilo Iwata 3-3 (4-2 pen) Shimizu S-Pulse
2000 - Yokohama F. Marinos 0-3 Kashima Antlers
2001 - Jubilo Iwata 2-3 Kashima Antlers
2002 - Jubilo Iwata Juara Kedua Stage
2003 - Yokohama F. Marinos Juara Kedua Stage
2004 - Yokohama F. Marinos 1-1 (4-2 pen) Urawa Red Diamonds
2015 - Sanfrecce Hiroshima 4-3 Gamba Osaka
2016 - Urawa Red Diamonds 2-2 Kashima Antles (Kashima juara, unggul gol tandang)