Pelajaran dari Duel Timnas Indonesia vs Vietnam: Memang Beda Kelas

Dimas Ardi Prasetya | 8 Juni 2021 16:24
Pelajaran dari Duel Timnas Indonesia vs Vietnam: Memang Beda Kelas
Penampilan Timnas Indonesia saat melawan Vietnam pada matchday ketujuh Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, Senin (7/6/2021) malam WIB. (c) dok.PSSI

Bola.net - Timnas Indonesia sempat merepotkan Timnas Vietnam di laga lanjutan Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, Senin (07/06/2021), namun pada akhirnya Skuat Garuda harus menyerah dengan skor telak 4-0.

Di babak pertama, tim asuhan Shin Tae-yong memberikan perlawanan sengit. Permainan keras membuat Vietnam kerepotan.

Advertisement

Namun di babak kedua semua berubah. Timnas Indonesia berusaha bermain lebih terbuka dan menyerang.

Skuat Garuda akhirnya kebobolan pada menit ke-50 melalui tendangan Nguyen Tien Linh. Nguyen Quang Hai kemudian meembuat Vietnam unggul dengan tendangan jarak jauhnya pada menit ke-61.

Pada menit ke-66, Nguyen Cong Phuong menjebol gawang Nadeo dengan mudah. Ia membelokkan bola hasil sundulan rekannya usai mendapat sepak pojok dari sisi kiri. Vu Vanh Than ikut menggenapi keunggulan Vietnam dengan skor 4-0 pada menit ke-74.

Vietnam pun menang 4-0 atas Indonesia. Dari laga ini, pelajaran apa saja yang bisa dipetik? Simak ulasannya berikut ini Bolaneters.

1 dari 5 halaman

Beruntung

Timnas Indonesia bermain mengejutka pada awal-awal babak pertama. Mereka bermain sangat bersemangat khususnya dalam mengejar bola.

Skuat Garuda tak mau kalah dan mengejar bola ke mana pun bergulir. Namun semangat ekstra ini membuat para pemain melakukan sejumlah pelanggaran keras.

Beberapa kartu kuning pun diberikan pada penggawa Merah Putih. Skuat Indonesia pun beruntung karena wasit tidak bertindak lebih tegas lagi di laga tersebut.

Contohnya saja saat Pratama Arhan melakukan tekel kaki kanan yang terangkat dan mengenai engkel pemain Vietnam sampai sang lawan terpelanting. Pelanggaran itu jelas layak mendapat peringatan keras dari wasit.

2 dari 5 halaman

Egy Sosok yang Krusial

Di pertandingan ini, Egy Maulana Vikri tak bermain sejak menit pertama. Ia dicadangkan lebih dahulu oleh Shin Tae-yong.

Tampaknya ini tak lepas dari kondisinya yang sebelumnya mengalami cedera di pundak kirinya. Egy akhirnya bisa bermain di babak kedua.

Begitu Egy bermain, Timnas Indonesia mulai bisa menyerang khususnya dari sisi kanan. Bahkan pemain Lechia Gdansk itu sendiri sempat memberikan ancaman pada gawang Vietnam dengan tendangan kaki kirinya. Sayangnya bola cuma membentur mistar gawang saja.

Di babak pertama, skuat Indonesia kesulitan mengembangkan permainannya. Usaha mereka kerap terputus di tengah jalan.

Hal ini tampaknya memperlihatkan bahwa Egy adalah sosok yang krusial dalam taktik Shin Tae-yong.

3 dari 5 halaman

Set Piece Lagi

Di laga lawan Thailand, Timnas Indonesia kebobolan dua kali melalui situasi set piece. Dan saat lawan Vietnam, Merah Putih kembali kebobolan dari situasi yang sama.

Contohnya gol ketiga. Saat itu sepak pojok dari sisi kiri sama sekali tak bisa dihalau oleh para pemain Merah Putih.

Bola disundul oleh pemain Vietnam bernomor 22. Bola kemudian diteruskan oleh Nguyen Cong Phuong, yang berdiri bebas tanpa kawalan di depan gawang.

Masalah set piece ini jelas salah satu PR yang harus dikerjakan oleh skuat Garuda.

4 dari 5 halaman

Konsentrasi

Konsentrasi juga menjadi PR besar bagi Timnas Indonesia. Mereka perlu fokus penuh khususnya di awal-awal pertandingan.

Di laga lawan Thailand, Indonesia kebobolan di menit-menit awal pertandingan. Baik di babak pertama maupun kedua.

Semua dalam lima menit pertama. Demikian juga di laga saat melawan Vietnam. Indonesia kebobolan di lima menit pertama babak kedua.

Banyak yang menyebut bahwa menit-menit awal dan akhir adalah menit yang krusial dalam sepak bola. Sebab ada pemain yang mungkin belum fokus sepenuhnya di awal laga dan ada yang fokusnya mulai buyar jelang laga berakhir.

5 dari 5 halaman

Beda Kelas

Vietnam jelas berada di level yang jauh berbeda dibandingkan Timnas Indonesia. Mereka unggul dalam segala hal.

Namun itu memang hal yang wajar. Vietnam sudah ditangani oleh Park Hang-seo sejak tahun 2017.

Vietnam bisa menjadi kekuatan besar di sepak bola Asia Tenggara saat ini setelah melalui proses yang panjang bersama pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Di sisi lain, Timnas Indonesia belum lama ditangani oleh Shin Tae-yong. Ia resmi diangkat jadi pelatih timnas per akhir 2019. Itu pun tak langsung menangani skuat senior Merah Putih.

Jadi bisakah Indonesia sehebat Vietnam atau bahkan lebih? Tentu saja bisa. Asalkan semua pihak mau bersabar dan percaya sepenuhnya pada Shin Tae-yong untuk memoles Egy Maulana Vikri dkk.