5 Kiper Hebat yang Diabaikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Aga Deta | 5 Agustus 2020 11:09
Bola.net - Posisi penjaga gawang dalam sepakbola adalah posisi yang krusial. Meskipun begitu, Timnas Indonesia tidak pernah kekurangan stok pemain yang hebat di bawah mistar gawang.
Era 1960an, Timnas Indonesia memiliki Maulwi Saelan. Aksi penjaga gawang asal Makassar, Sulawesi Selatan ini di Olimpiade 1956 Melbourne, Australia, tidak terlupakan.
Maulwi Saelan berhasil mengantar Timnas Indonesia melaju hingga babak perempat final, sebelum dikalahkan Uni Soviet 0-4 pada pertandingan ulang. Sebelumnya, kedua negara bermain imbang 0-0.
Era Maulwi Saelan selesai, muncul Ronny Pasla. Dia dijuluki sebagai Macan Tutul berkat ketangguhannya menghalau bola-bola atas. Dia disebut-sebut memiliki kemampuan dan kelenturan badan setara kiper legendaris Uni Soviet, Lev Yashin.
Memasuki generasi 1990an, Hendro Kartiko meroket sebagai kiper tertangguh Timnas Indonesia saat itu. Tongkat kepemimpinannya pernah mampir sebentar di tangan Jendri Pitoy sebelum diambil alih oleh Markus Horison pada 2000an.
Regenerasi penjaga gawang Timnas Indonesia berlanjut tatkala Kurnia Meiga dipromosikan sebagai kiper Timnas Indonesia senior dari timnas U-23 pada 2010 setelah penampilan Markus mulai menurun. Bintang Arema FC itu terus menjadi langganan hingga penyakit misterius menyerangnya pada 2017.
Pada era Shin Tae-yong saat ini, pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan itu memilih untuk mengandalkan pemain muda di posisi penjaga gawang.
Arsitek berusia 49 tahun ini memercayai Nadeo Argawinata yang berusia 23 tahun dan Muhammad Riyandi (20 tahun), dan Miswar Saputra (24 tahun). Hanya satu nama kiper senior yang menyelip, yaitu Rivky Mokodompit (31 tahun).
Sebagai bentuk regenerasi skuat, Shin Tae-yong meminggirkan sejumlah kiper yang sebelumnya rutin mendapatkan panggilan ke Timnas Indonesia. Berikut lima di antaranya:
Andritany Ardhiyasa
Status kiper Timnas Indonesia telah diemban Andritany sejak 2016. Namun, baru pada 2017, penjaga gawang berusia 28 tahun ini naik pangkat sebagai kiper utama.
Promosinya Andritany sebagai penjaga gawang inti dilatarbelakangi Kurnia Meiga yang mengalami sakit sehingga harus meninggalkan lapangan hijau. Sebelumnya, kiper Persija Jakarta itu selalu berlabel pemain pelapis.
Namun, untuk TC kali ini Shin Tae-yong lebih memercayai Rivky Mokodompit dan Miswar Saputra. Padahal pada pemusatan latihan Februari 2020, nama Andritany masih menghiasi skuat Timnas Indonesia.
"Saya sedih, kecewa, dan marah. Saya lihat dari media sosial mengenai nama-nama yang dipanggil oleh coach Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia. Sedih, karena tidak terpilih. Kecewa bukan sama coach Shin Tae-yong, tapi kecewa dan marah kepada diri saya. Saya selalu menyalahkan diri," ucap Andritany pada podcast-nya yang berjudul "Reaksi yang Positif".
"Berarti saya belum maksimal. Latihan belum maksimal. Belum berikan penampilan terbaik. Berikutnya saya harus lebih giat. Maka dari itu saya kecewa. Perasaan sedih sekarang sudah tidak ada, tapi marah masih terasa sampai saat ini. Marah ini akan saya bawa sampai nanti. Berawal dari marah, maka akan menjadi motivasi buat saya," imbuh Andritany, yang merupakan penjaga gawang utama Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia ini.
Transfermarkt mencatat, Andritany telah mengemas 15 penampilan untuk Timnas Indonesia. Dari jumlah itu, eks kiper Sriwijaya FC ini kebobolan 18 gol dan delapan kali mencatatkan cleansheet.
Teja Paku Alam
Fenomena aneh menyelimuti perjalanan Teja Paku Alam di Timnas Indonesia. Sudah dipanggil sejak 2016, kiper Persib Bandung ini tidak pernah dimainkan.
Soccerway mencatat, sebelas kali Teja duduk sebagai penghangat bangku cadangan di Timnas Indonesia. Pergantian pelatih hingga empat kali, mulai dari Alfred Riedl hingga Simon McMenemy, tetap tidak membuatnya dipercaya untuk bertanding.
Terbilang aneh untuk Teja sebab nasib kiper lainnya lebih beruntung. Muhammad Ridho dan Wawan Hendrawan, misalnya. Keduanya baru mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia pada dua tahun belakangan, tapi sudah pernah dipercaya sebagai kiper utama.
Muhammad Ridho Djazulie
Nama Muhammad Rihdo Djazulie melambung pada 2017 berkat kegarangannya mengawal gawang Borneo FC. Satu tahun menunggu, penjaga gawang berusia 29 tahun ini dipercaya oleh Timnas Indonesia semasa masih dilatih Luis Milla Aspas pada 2018.
Sejak saat itu, Ridho telah tiga kali bertanding dengan seragam Timnas Indonesia. Termasuk dua penampilannya di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia ketika kalah 0-2 dari Malaysia dan 1-3 dari Vietnam.
Awan Setho Raharjo
Awan Setho Raharjo dibalap rekan seangkatannya, Nadeo Argawinata dan juniornya, Muhammad Riyandi, dalam TC Timnas Indonesia kali ini. Padahal, di level U-22, kiper Bhayangkara FC, ini tidak tergantikan.
Namun, penampilan Awan Setho makin menurun sejak menderita cedera kepala kala memperkuat Bhayangkara FC beruji coba melawan FC Tokyo pada 2018. Bahkan, penjaga gawang berusia 23 tahun ini sampai kehilangan posisi utama di Bhayangkara FC.
Sejak 2017, Awan baru mengemas empat penampilan untuk Timnas Indonesia. Pertandingan terakhirnya yaitu di Piala AFF 2018 saat kalah 2-4 dari Thailand.
Angga Saputra
Mantan kiper Timnas Indonesia, Hermansyah, menganggap Shin Tae-yong seharusnya memanggil kiper Persebaya Surabaya, Angga Saputra. Penjaga gawang berusia 26 tahun ini dianggap bermain sensasional ketika memperkuat Persikabo pada Liga 1 2017.
"Pelatih kiper Timnas Indonesia harus punya database kiper di Liga 1. Agar tahu statistiknya. Ada dua kiper yang luput dari perhatian yaitu Teja Paku Alam dari Persib, dan Angga Saputra dari Persebaya," ujar Hermansyah kepada Bola.com, Senin (03/8/2020).
"Kenapa kedua kiper itu tidak dipanggil? Angga Saputra tampil bagus bersama PS TIRA Persikabo musim lalu, banyak melakukan penyelamatan gemilang, clean sheet, dan pintar membaca arah bola," kata Hermansyah.
Angga pernah dilibatkan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia ketika masih dilatih oleh Simon McMenemy. Namun, mantan kiper Madura United ini hanya dua kali duduk manis di bangku cadangan.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Muhammad Adiyaksa/Editor Benediktus Gerendo Pradigdo
Published: 5 Agustus 2020
Baca Juga:
- Terungkap, Alasan Mengapa Ilija Spasojevic Belum Gabung TC Timnas Indonesia
- Para Pemain Naturalisasi yang Memberi Manfaat untuk Timnas Indonesia
- 6 Alasan Ole Gunnar Solskjaer Bisa jadi The New Sir Alex Ferguson di Manchester United, Sepakat?
- 5 Tim Tersubur di Eropa Musim 2019/2020, Atalanta Lebih Tajam dari Barca & Liverpool
- Siapa Nih yang Pas Gantikan De Gea di MU? Kasper Schmeichel atau Dean Henderson?
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jebolan Timnas Indonesia SEA Games 1991 yang Sukses Menjadi Pelatih
Bola Indonesia 4 Agustus 2020, 12:47 -
Para Pemain Naturalisasi yang Memberi Manfaat untuk Timnas Indonesia
Bola Indonesia 4 Agustus 2020, 12:41 -
Otavio Dutra Berbesar Hati Tak Dipilih oleh Shin Tae-Yong
Tim Nasional 4 Agustus 2020, 11:21 -
Mantan Pelatih Timnas Wanita Indonesia Berpulang, PSSI Sampaikan Duka Cita
Tim Nasional 4 Agustus 2020, 10:24
LATEST UPDATE
-
Uji Coba Lawan Afghanistan, Thailand Menang Mudah
Asia 21 Maret 2025, 23:58 -
Bocoran Eks Striker MU: Sir Alex Ferguson Kembali Melatih Akhir Pekan ini!
Liga Inggris 21 Maret 2025, 23:55 -
Thomas Tuchel Coret 3 Pemain Jelang Laga Inggris vs Albania, Siapa Saja?
Piala Eropa 21 Maret 2025, 23:04 -
5 Pemain Timnas Indonesia yang Bisa Meledak Saat Menghadapi Bahrain
Tim Nasional 21 Maret 2025, 22:01 -
Manchester United Lagi Proses Transfer Striker Tajam Ligue 1 Ini
Liga Inggris 21 Maret 2025, 21:52
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39