4 Hal yang Perlu Diperbaiki Timnas Indonesia supaya Bangkit Lawan Vietnam
Gia Yuda Pradana | 12 Oktober 2019 23:42
Bola.net - Timnas Indonesia akan menjamu Vietnam pada matchday 4 Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Laga ini akan digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Selasa (15/10/2019).
Timnas Indonesia sudah menelan tiga kekalahan beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G. Peluang lolos ke Piala Dunia pun menipis. Fokus Tim Merah-Putih menjaga kans lolos ke putaran final Piala Asia 2023.
Ajang kualifikasi Piala Dunia 2022 juga dipakai AFC untuk Kualifikasi Piala Asia 2023. Timnas Indonesia setidaknya harus menduduki peringkat ke-3 klasemen Grup G agar bisa dapat lawan enteng di lanjutan Kualifikasi Piala Asia.
Mengingat lolos otomatis dengan status juara grup atau runner-up terbaik hampir bisa dibilang amat sulit dilakukan. Kekalahan beruntun dari Malaysia (2-3), Thailand (0-3), dan Uni Emirat Arab (0-5) jadi penyebabnya. Timnas Indonesia kini tersudut jadi juru kunci dengan rekor kebobolan 11 gol!
Masih ada lima laga sisa yang bisa dimaksimalkan untuk memperbaiki posisi, salah satunya laga melawan Vietnam. Timnas Indonesia akan menjamu Tim Paman Ho di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Kans untuk memenangi laga masih amat terbuka, jika melihat rekor pertemuan antarkedua negara kawasan Asia Tenggara. Namun tentu untuk bisa mendulang poin absolut, Simon McMenemy perlu melakukan perbaikan kilat.
Performa Timnas Indonesia di tiga laga sebelumnya bisa dibilang jauh dari memuaskan. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh nakhoda asal Skotlandia itu.
Performa Kiper
Kinerja kiper-kiper Timnas Indonesia di tiga laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 jadi sorotan. Baik Andritany Ardhiyasa yang bermain di laga melawan Thailand dan Malaysia, serta Wawan Hendrawan saat duel kontra UEA, melakukan blunder yang merugikan Tim Garuda.
Tengok saja apa yang dilakukan Wawan. Gara-gara ia salah posisi mengantisipasi tendangan jarak jauh salah satu pemain UEA di pengujung babak pertama, Timnas Indonesia yang sempat membuat kubu lawan kerepotan dengan strategi strategi bertahan yang solit, harus kebobolan. Skor 0-1 membuat para pemain Tim Merah-Putih mendadak lesu darah.
Selanjutnya, Wawan tanpa ampun dibobol empat gol, yang mayoritas di antaranya begitu mudah terjadi karena lini pertahanan timnas mati angin menahan badai serangan UEA.
Kelihatan Wawan yang baru menjalani debut bersama timnas, gugup tak siap menghadapi tekanan laga internasional.
Realitanya baik Wawan dan Andritany adalah kiper terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Pilihan lain sebagai alternatif adalah Muhammad Ridho.
Penting bagi Simon dan para asistennya membangkitkan kepercayaan diri kiper-kiper yang ada. Secara kualitas teknik mereka adalah pemain berkualitas.
Lini Belakang yang Rapuh
Strategi Simon McMenemy memasang strategi tiga bek (3-4-3 dan 3-5-2) di dua laga awal melawan Malaysia dan Thailand, berujung pahit kekalahan.
Tidak disiplinnya dua fullback untuk turun melapisi pertahanan membuat kubu lawan dengan mudah menembus area kotak penalti dengan permainan kombinasi atau umpan-umpan silang dari dua sisi melebar lapangan.
Menghadapi UEA yang secara kualitas permainan lebih baik, Simon merubah strategi bertahan. Timnas Indonesia bermain dengan pakem empat bek. Duo Hansamu Yama dan Yanto Basna dipercaya jadi tembok utama dilapis Rizky Fajrin dan Gavin Kwan.
Nyatanya perubahan strategi itu juga tak memperbaiki keadaan. Timnas Indonesia jadi bulan-bulanan UEA.
Terlihat dari tiga pertandingan, kalau bek-bek kita selalu kesulitan mengantisipasi bola-bola atas. Stoper selalu kalah berebut bola lewat sundulan.
Di sisi lain, kekompakan para pemain belakang menjaga zona pertahanan juga bermasalah. Jarak antarpemain terlihat sering terlalu renggang membuat pemain-pemain Malaysia, Thailand, dan UEA dengan leluasa memainkan permainan kombinasi satu dua.
Menghadapi Vietnam yang juga dikenal doyan menggeber umpan-umpan diagonal dari dua sisi sayap, Simon McMenemy perlu mengasah ulang kemampuan para beknya dalam berduel udara. Disiplin posisi juga berlu dibenahi untuk membatasi ruang gerak pemain-pemain ofensif Tim Negeri Paman Ho.
Stabilitas Stamina
Usai laga melawan Malaysia, Simon McMenemy sempat melontarkan kegusarannya dengan kondisi fisik pemainnya yang kepayahan, terutama saat pertandingan memasuki paruh kedua.
Timnas Indonesia selalu tampil bagus di 45 menit pertama, namun selanjutnya permainan mereka kedodoran karena persoalan kebugaran yang tak memadai.
Simon menyebut stamina ampas para pemain dipengaruhi jadwal kompetisi Liga 1 2019 yang agak berantakan imbas penundaan banyak laga karena berbagai hal. Apa yang dikeluhkan pelatih asal Skotlandia itu tak mengada-ada.
Faktanya pemain bermain loyo pada paruh kedua pertandingan, baik saat berjumpa Malaysia, Thailand, dan terakhir UEA.
Tak mudah memperbaiki kebugaran pemain di waktu persiapan pendek. Penggawa Tim Garuda datang dalam kondisi keletihan yang luar biasa. Simon dan asistennya perlu mencari formulasi yang pas untuk mendongkrak stamina pemainnya.
Variasi Strategi
Kecakapan Simon McMenemy melatih digugat banyak pengamat. Berbeda dengan Luis Milla yang punya banyak variasi taktik, Timnas Indonesia besutan Simon saat ini minim kreativitas.
Timnas Indonesia seperti kebingungan mau melakukan apa saat dalam posisi tertinggal. Skema menyerang terlalu mudah dibaca. Situasi ini hampir mirip dengan saat Bima Sakti menukangi Tim Merah-Putih di Piala AFF 2018 silam.
Simon yang besar di kultur sepak bola British seperti tak punya jatidiri. Tak terlihat timnas kuat dalam permainan umpan-umpan jarak jauh yang jadi ciri khas negara-negara Britania macam Inggris, Skotlandia, Irlandia, atau Wales.
Berbeda dengan saat Luis Milla. Timnas Indonesia bermain dengan kelamin yang jelas dengan style pendek merapat ala-ala Timnas Spanyol. Strategi ini cocok dengan karakter pemain-pemain Indonesia yang punya postur pendek tapi punya kemampuan olah skill yang lumayan.
Simon McMenemy wajib merumuskan karakter permainan yang jelas sehingga Timnas Indonesia bertanding melawan Vietnam dengan kepercayaan diri tinggi.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Ario Yosia
Published: 12 Oktober 2019
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Wawan Hendrawan Sudah Terbiasa Menerima Kritikan
- Pelatih UEA Kecewa Cuma Menang 5-0 Lawan Timnas Indonesia
- Pembelaan Eks Kiper Timnas Indonesia untuk Wawan Hendrawan
- Timnas Indonesia Dikalahkan 5-0 Oleh UEA, Begini 10 Unggahan Kocak Warganet
- Dihantam Uni Emirat Arab, Berikut Rapor Pemain Timnas Indonesia
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pelatih Arema Memuji Penampilan Dendi Santoso di Timnas Indonesia
Tim Nasional 11 Oktober 2019, 19:45 -
Timnas Indonesia Dikalahkan 5-0 Oleh UEA, Begini 10 Unggahan Kocak Warganet
Tim Nasional 11 Oktober 2019, 11:13 -
Begini Cara Kocak Suporter Cilik UEA Ledek Timnas Indonesia
Tim Nasional 11 Oktober 2019, 11:03 -
Dihantam Uni Emirat Arab, Berikut Rapor Pemain Timnas Indonesia
Tim Nasional 11 Oktober 2019, 09:45
LATEST UPDATE
-
3 Pemain Bahrain yang Pernah Bikin Gol ke Gawang Timnas Indonesia
Tim Nasional 24 Maret 2025, 11:20 -
Begini Nasib 5 Pemain Pinjaman Chelsea
Liga Inggris 24 Maret 2025, 11:15 -
Myles Lewis-Skelly Bisa Jadi Ashley Cole Berikutnya
Piala Eropa 24 Maret 2025, 11:08 -
Spalletti: Italia Tunjukkan Wajah Baru, Tapi Masih Ada yang Harus Dipelajari
Piala Eropa 24 Maret 2025, 11:07 -
Jesse Lingard Ungkap Aturan Ketat dari Wayne Rooney di Manchester United
Liga Inggris 24 Maret 2025, 10:49 -
Disingkirkan Jerman jadi Pelajaran Berharga Italia, Kok Bisa?
Piala Eropa 24 Maret 2025, 10:43 -
Bahaya Laten Bola Mati Timnas Bahrain
Tim Nasional 24 Maret 2025, 10:38
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39