Mengaku Fans Barcelona, Penari Peti Mati Viral Ini Justru Benci Luis Suarez, Kenapa?

Ari Prayoga | 11 Mei 2020 01:48
Mengaku Fans Barcelona, Penari Peti Mati Viral Ini Justru Benci Luis Suarez, Kenapa?
Luis Suarez (c) AP Photo

Bola.net - Pencetus ide pembawa peti mati sambil berdansa, Benjamin Aidoo mengaku dirinya sangat membenci Luis Suarez meski ia merupakan penggemar Barcelona.

Aidoo yang berasal dari Ghana mendirikan perusahaan servis pemakaman dengan nama Nana Otafrija Pallbearing and Waiting Services pada 2007 silam.

Advertisement

Perusahaan jasa pemakaman milik Aidoo ini pun mendadak viral setelah video mereka menari sambil membawa peti mati jenazah ke peristirahatan terakhirnya banyak digunakan di media sosial.

1 dari 2 halaman

Cerita Benjamin Aidoo

Aidoo mengaku gila sepak bola. Ia pun mengidolakan raksasa La Liga, Barcelona. Namun, ada yang menarik dari Aidoo. Ia terang-terangan tak suka dengan bomber andalan Blaugrana, Luis Suarez.

Rupanya, latar belakang Aidoo membenci Suarez adalah kejadian di Piala Dunia 2010 silam. Kala itu, Ghana disingirkan oleh Uruguay di babak perempat final lewat drama adu penalti.

Dalam laga tersebut, Suarez memicu kontroversi ketika ia dengan sengaja menggunakan tangannya untuk menahan bola yang hampir pasti bakal menjadi gol.

"Saya terbelah. Saya malu. Saya merasa sangat bersalah. Kapan pun saya melihat pemain tersebut, bahkan ketika saya mendengar namanya, Suarez, saya sedih," ungkap Aidoo kepada Foot Mercato

"Karena tangan Suarez membuat tim Ghana saya pulang tanpa bisa bermain di semifinal, dan itu menyedihkan," lanjut Aidoo.

"Kami punya kata-kata untuk Suarez. Nama Suarez berarti mustahil. Jika Anda ingin meraih sesuatu atau pergi ke suatu tempat dan Suarez ada di sana, maka Anda tak akan sukses. Jika Anda benar-benar menginginkan sesuatu dan Suarez ada di sana, Anda tak pernah bisa mencapainya," tukas Aidoo.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Maaf untuk Asamoah Gyan

Selain kartu merah langsung, handball sengaja yang dilakukan Suarez berbuah hadiah penalti untuk Ghana. Sayang, tembakan Asamoah Gyan justru gagal menjadi gol. Laga pun kemudian dilanjutkan hingga babak adu penalti, dan Ghana pun kalah 2-4.

"Tidak, tidak, saya masih belum memaafkan dia [Gyan]. Anda tahu bahwa orang Ghana tidak memberi maaf," tutur Aidoo.

"Ketika dia gagal mengeksekusi penalti, beberapa orang Ghana pergi ke rumah ibunya dan mengganggunya. Setelah itu, kegagalannya berpengaruh pada kondisi kesehatan ibunya, sangat menyedihkan," tambahnya.

"Jadi ibu Asamoah menyuruh anaknya untuk tak lagi mengambil penalti dalam hidupnya. itulah mengapa Anda tak pernah lagi Asamoah mengambil penalti. Karena dia berjanji tak mau lagi mengambil risiko, dan sekarang ibunya berusia 80 tahun, saya rasa dia menepati doanya, tak pernah lagi mengambil penalti untuk Ghana," ceritanya.

Sumber: Foot Mercato