European Super League, Proyek yang Ditakdirkan Hancur

Yaumil Azis | 23 April 2021 14:19
European Super League, Proyek yang Ditakdirkan Hancur
European Super League. (c) bola

Bola.net - European Super League menuju kehancuran. Terutama setelah proyek tersebut ditinggal enam aset berharga sekaligus yang sama-sama berasal dari Inggris.

Inisiasi European Super League sudah dimulai sejak tahun 2009 ketika presiden Real Madrid, Florentino Perez, mengkritik Liga Champions. Dan pada tahun 2021 ini, kompetisi tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda akan digelar.

Advertisement

Semua diawali pada Minggu (18/4/2021) malam ketika 12 klub raksasa Eropa dilaporkan sepakat berpartisipasi di European Super League. Benar saja, satu persatu mengkonfirmasi kalau mereka ambil bagian dalam ajang tersebut.

Banyak orang mengkritik, hampir sedikit yang membela. Hal ini dikarenakan European Super League dianggap tidak lagi bernafaskan kompetisi dan persaingan yang adil, melainkan semata-mata bertujuan memperkaya klub papan atas.

Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.

1 dari 2 halaman

Ditakdirkan Runtuh

Protes yang paling keras terjadi di Inggris. Tidak hanya dari pandit, legenda klub, dan fans, pemain terutama Liverpool menyuarakan tidak sepakat dengan keputusan klub untuk ambil bagian dalam ajang European Super League.

Fans sampai turun ke jalan, mengunjungi markas klub kesayangannya, dan membentangkan spanduk bernada protes. Alhasil, enam klub papan atas Inggris memilih menarik keputusannya itu. Arsenal bahkan meminta maaf.

Tak lama setelahnya, European Super League dinyatakan ditunda. Buat sebagian orang, keputusan ini tidak begitu mengejutkan. Jorge Valdano selaku mantan pelatih Real Madrid sudah bisa menduganya.

"European Super League adalah proyek super dengan pondasi yang sangat goyah, dan sudah ditakdirkan untuk runtuh," katanya kepada El Transistor.

2 dari 2 halaman

Jangan Sok-sokan Jadi Penyelamat, Perez

Valdano juga mengkritik kehadiran Florentino Perez dalam acara El Chiringuito beberapa waktu lalu. Menurutnya, ia terlalu arogan dalam menjelaskan European Super League, seolah-olah kompetisi tersebut adalah penyelamat sepak bola.

"Anda tidak bisa pergi ke El Chiringuito dan menjelaskan garis hukum secara umum, menampilkan diri sebagai penyelamat sepak bola tanpa memberikan penjelasan menyeluruh soal apa yang anda ingin lakukan," tambahnya.

"Sepak bola, yang sangat kuat, dipandang enteng, ada empat miliar fans yang harus dibuat senang. [Presiden Juventus Andrea] Agnelli adalah wakil dari 200 tim dan mengkhianati mereka, beberapa direktur telah kehilangan kredibilitasnya dengan sangat besar," pungkasnya.

Sekarang, European Super League tinggal menyisakan enam peserta saja. Tanpa enam klub papan atas Premier League, sepertinya ESL takkan terasa 'super' kalau masih dipaksakan digelar suatu hari nanti.

(El Transistor - via Marca)