Belajar dari La Liga: Pemberantasan Rasisme itu Butuh Aksi Konkret, Bukan Slogan Kosong

Serafin Unus Pasi | 10 Desember 2023 19:27
Belajar dari La Liga: Pemberantasan Rasisme itu Butuh Aksi Konkret, Bukan Slogan Kosong
La Liga, Together vs Racism (c) La Liga

Bola.net - Sabtu, 21 Oktober 2023, terjadi sebuah kejadian yang tidak mengenakkan di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan. Sebuah aksi tidak terpuji dilakukan pendukung tuan rumah, Sevilla di laga tersebut.

Pada saat itu, Sevilla memang sedang menggelar sebuah partai big match. Mereka menjamu juara bertahan sekaligus pemuncak klasemen La Liga pada saat itu, Real Madrid.

Advertisement

Laga yang sejak awal berjalan panas, terasa semakin memanas di babak kedua. Maklum, Sevilla yang sempat unggul 1-0 berkat gol bunuh diri David Alaba harus tertunduk kecewa karena empat menit berselang Dani Carvajal mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat golnya.

Tak ayal, 10 menit terakhir babak kedua tensi pertandingan semakin meninggi karena kedua tim sama-sama ingin menang. Gesekan-gesekan terjadi antara pemain kedua tim terjadi, salah satunya antara Vinicius Jr dan Lucas Ocampos.

Perseteruan ini menyulut emosi pendukung tuan rumah. Sehingga beberapa oknum suporter melakukan sebuah tindakan tidak terpuji.

Melihat perseteruan tersebut, sejumlah pendukung Sevilla yang berada di belakang gawang melakukan tindakan terpuji.

Awalnya mereka hanya menyoraki Vinicius. Namun beberapa oknum memutuskan untuk bertindak lebih jauh dengan mengucapkan umpatan-umpatan bernada rasis ke winger asal Brasil itu.

1 dari 3 halaman

Respon Cepat Sevilla

Respon Cepat Sevilla

La Liga 2023/2024: Sergio Ramos dan Antonio Rudiger bersitegang dalam laga Sevilla vs Real Madrid di pekan ke-10 (c) AP Photo/Jose Breton

Mendengar sejumlah oknum supporternya melakukan ejekan rasis ke arah Vinicius, panitia pelaksana pertandingan langsung bergerak cepat.

Langkah pertama yang mereka lakukan adalah membuat pengumuman tertulis di papan skor mereka. Pengumumannya kurang lebih berbunyi bahwa ujaran rasisme dan xenofobik tidak ditoleransi di stadion mereka.

Tidak lama berselang, panpel pertandingan membacakan pengumuman melalui pengeras suara bahwa ujaran rasisme tidak mereka tolerir. Sehingga mereka meminta ujaran-ujaran tersebut dihentikan dengan segera.

Laporan The Athletic melaporkan bahwa pengamat pertandingan dari La Liga juga mengambil tindakan tegas pada saat itu. Ia mengeluarkan salah satu oknum pendukung Sevilla dari stadion setelah yang bersangkutan terlihat melakukan provokasi dan meneriakan ujaran kebencian kepada Vinicius.

2 dari 3 halaman

Sanksi Berat Menanti

Sanksi Berat Menanti

Laga pekan ke-37 La Liga 2022/2023 antara Sevilla vs Real Madrid (c) AP Photo/Jose Breton

Dikeluarkan dari stadion bukan satu-satunya hukuman yang menimpa sang oknum supporter. Sevilla memastikan bahwa yang bersangkutan harus menanggung konsekuensi yang berat atas tindakan mereka.

Melalui laman resmi mereka, Sevilla memastikan bahwa keanggotan sang oknum supporter akan dicabut. Sementara itu ia juga dilarang untuk menghadiri laga kandang Sevilla untuk jangka waktu yang panjang dan tidak menutup kemungkinan ia dihukum seumur hidup tidak boleh menghadiri laga kandang Sevilla.

Tidak hanya itu, Sevilla juga memastikan akan menyeret sang oknum supporter ke ranah hukum. Ia dilaporkan dengan tuduhan ujaran kebencian.

Sebagai informasi, dalam beberapa tahun terakhir, La Liga mencoba menggandeng penegak hukum dalam memberantas tindakan rasisme. Hasilnya, ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh para pelaku rasisme tersebut.

Laporan Sky Sports mencontohkan bahwa beberapa bulan sebelum insiden di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan itu, Pemerintah Spanyol menjatuhkan hukuman berat kepada tujuh orang oknum supporter Valencia yang melakukan tindakan rasisme kepada Vinicius Junior.

Mereka menerima denda masing-masing sebesar 60 ribu Euro atau sekitar Rp1,01 milyar. Selain itu mereka juga dilarang untuk memasuki area tempat olahraga manapun selama dua tahun penuh.

3 dari 3 halaman

Epilog

Epilog

La Liga alias Liga Spanyol (c) Bola

Rasisme di sepak bola atau di kehidupan sehari-hari bukan suatu tindakan yang bisa dibenarkan apapun alasannya. Untuk mencegah hal-hal tidak mengenakkan ini terjadi, butuh kerja sama dari berbagai stakeholder yang terkait.

Sinergi antara operator kompetisi, pihak klub dan Pemerintah dibutuhkan agar ada efek jera bagi para pelaku rasisme untuk tidak mengulangi tindakan tidak terpuji mereka. Hal ini sudah dicontohkan La Liga dengan sanksi keras yang disiapkan untuk para pelaku rasisme di kompetisi mereka.

Memang sanksi-sanksi seperti dendan besar dan larangan masuk ke Stadion yang diterapkan Pemerintah Spanyol dan La Liga tidak menjamin bahwa 100% bawah rasisme akan hilang sepenuhnya dari sepak bola Spanyol.

Namun dengan sanksi-sanksi tegas tersebut, setidaknya ruang gerak para pelaku rasisme ini jadi terbatasi. Mereka tidak bisa dengan leluasa untuk menebarkan kebencian rasial mereka terutama di gelanggang-gelanggang olahraga.

Selain itu, sanksi-sanksi berat dan nyata ini membuat mereka setidaknya berpikir lebih dari dua kali sebelum menebarkan kebencian. Karena denda yang mencapai Rp1 Milyar itu bukan nominal yang kecil untuk mereka bayarkan.