UEFA Akui Menggelar Euro 2020 di Banyak Negara adalah Kesalahan, Janji Takkan Terulang
Ari Prayoga | 10 Juli 2021 04:34
Bola.net - Presiden badan sepak bola Eropa UEFA, Aleksandar Ceferin mengakui bahwa keputusan untuk menggelar Euro 2020 di banyak negara merupakan sebuah kesalahan.
Keputusan ini awalnya dibuat untuk merayakan 50 tahun gelaran Euro. Mulanya, 13 kota dipilih sebagai tuan rumah, tetapi berkurang menjadi 11 kota akibat pandemi Covid-19 yang memaksa turnamen ditunda setahun.
11 kota terpilih tersebut adalah London, Glasgow, Amsterdam, Copenhagen, Saint Petersburg, Sevilla, Munchen, Baku, Roma, Bucharest, dan Budapest.
Masalah di Euro 2020
Seperti bisa diprediksi, masalah yang kemudian muncul adalah perbedaan jarak tempuh yang cukup mencolok bagi para kontestan, karena ada partai yang digelar di Baku, Azerbaijan yang secara geografis terletak di Asia Utara.
Kritik semakin deras mengalir setelah empat tim semifinalis, yakni Italia, Inggris, Spanyol, dan Denmark kebetulan mendapat kesempatan bermain sebagai tuan rumah di seluruh tiga partai penyisihan grup.
Bahkan, Inggris tercatat memainkan enam dari tujuh pertandingan mereka - termasuk final - di Wembley. Tentu ini bisa dibilang sangat tidak adil bagi tim lainnya.
Penyesalan Ceferin
Kini dengan turnamen sudah hampir selesai, Ceferin pun akhirnya mengungkapkan penyesalannya. Ia pun berjanji takkan mengulangi model ini lagi.
"Saya tidak akan mendukungnya lagi. Terlalu menantang. Di satu sisi, beberapa tim harus menempuh jarak lebih dari 10.000 km sementara yang lain hanya menempuh jarak 1.000 km bukanlah sesuatu yang tepat," ujar Ceferin kepada BBC Sport.
"Tidak adil bagi penggemar, yang pada suatu hari harus berada di Roma beberapa hari berikutnya di di Baku, yang butuh penerbangan empat setengah jam," tambahnya.
Bukan Keputusan Ceferin
Lebih lanjut, Ceferin menyebut bahwa ia tak bisa berbuat banyak terhadap gelaran Euro 2020 ini karena bukan ia yang membuat keputusan menggelar turnamen banyak negara.
"Kami harus banyak bepergian, ke negara-negara dengan yurisdiksi berbeda, mata uang berbeda, negara-negara di Uni Eropa (UE) dan Non-UE, jadi itu tidak mudah," tutur Ceferin.
"Itu adalah format yang diputuskan sebelum saya datang [ke posisi Presiden] dan saya menghormatinya. Ini adalah ide yang menarik tetapi sulit untuk diterapkan dan saya tidak berpikir kami akan melakukannya lagi." tukasnya.
Sumber: BBC Sport
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mengapa Tidak Ada Perebutan Juara 3 di Euro 2020? Ini Jawabannya
Piala Eropa 9 Juli 2021, 10:59
LATEST UPDATE
-
Jadwal Siaran Langsung Formula 1 China 2025 di Vidio, 21-23 Maret 2025
Otomotif 23 Maret 2025, 12:21 -
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 23 Maret 2025, 12:21 -
Otomotif 23 Maret 2025, 12:21
-
Jadwal Lengkap Swiss Open 2025, 18-23 Maret 2025
Bulu Tangkis 23 Maret 2025, 12:20 -
Link Live Streaming Turnamen Bulu Tangkis Swiss Open 2025, 18-23 Maret 2025
Bulu Tangkis 23 Maret 2025, 12:20 -
Hasil Lengkap Pertandingan Swiss Open 2025, 18-23 Maret 2025
Bulu Tangkis 23 Maret 2025, 12:19 -
Prancis di Tepi Jurang: Balikkan Defisit 0-2 atau Gugur di Kandang
Piala Eropa 23 Maret 2025, 11:46 -
Matador Butuh Pedang yang Lebih Tajam untuk Jinakkan Oranye
Piala Eropa 23 Maret 2025, 11:32 -
Satu Napas, Satu Tekad: Timnas Indonesia Harus Punya Semangat yang Sama
Tim Nasional 23 Maret 2025, 10:57 -
Garuda, Waspada! Bahrain Bertekad Curi Poin di Jakarta
Tim Nasional 23 Maret 2025, 10:46
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39