Kolom: Saya Menjagokan Italia di Euro 2020
Asad Arifin | 11 Juni 2021 12:56
Bola.net - Bicara soal kejuaraan sepak bola antarnegara di Eropa yang satu ini, UEFA Euro Championship, selalu menggugah memori pahit-manis secara bersama-sama. Lebih dari dua dekade lalu, saya mengawali ulasan-ulasan resmi saya di ranah media sebagai wartawan olahraga pada Euro 2000. Pada panggung besar di Belanda-Belgia itulah saya menangisi kekalahan Italia dari Prancis di final lewat tragedi gol emas yang menyesakkan dada.
Aturan gol emas di mana pencetak gol pemecah skor imbang di babak extra time dinyatakan keluar sebagai pemenang memang bertujuan mulia yaitu memancing kedua tim bermain ofensif ketimbang sekadar berjuang mempertahankan status quo guna menguji keberuntungan di fase adu tendangan penalti. Namun, dalam dua praktiknya di dua final Piala Eropa berturutan justru membuat laga pemuncak berujung hambar.
Antiklimaks pertama terjadi pada Euro 96 di Inggris kala Jerman menaklukkan Republik Ceska 2-1 lewat gol penentuan yang lahir dari kaki Oliver Bierhoff di menit ke-5 babak extra time. Sedangkan tangis saya pecah ketika empat tahun berikutnya Gli Azzurri takluk 1-2 akibat gol pamungkas David Trezeguet di menit ke-13 fase perpanjangan waktu.
Hati saya yang berbunga-bunga saat Marco Delvecchio membawa Italia unggul pada menit ke-55 langsung berkerut ketika Sylvain Wiltord menyamakan kedudukan di injury time dan bak luka yang digarami akhirnya Azzurri terbunuh sebuah gol emas. Alih-alih semua sepakat bahwa tim dengan determinasi kuat hingga akhir memang layak jadi pemenang, justru FIFA dan UEFA pun mengamini bahwa setiap tim seharusnya mendapatkan kesempatan untuk membalas gol hingga pertandingan berjalan penuh ---dan tidak dihentikan ketiga gol emas tercipta.
Euro 88 Masih yang Terbaik
Sebagian besar, karena alasan itu jugalah kemudian aturan gol emas dihapus dan kembali ke format klasik dengan babak extra time berjalan penuh plus adu tendangan penalti bila skor tetap imbang. Jadi, perubahan diambil atas alasan sportivitas dan semangat bersaing hingga akhir, bukan sekadar lantaran protes dari pihak yang kalah semata.
Nah, bukan lantaran ingin mengobati luka lama juga jika penulis di Euro 2020 yang digelar pada 2021 ini menjagokan Italia. Bila sekadar ingin mengikuti intuisi tanpa logika, saya akan menjagokan Belanda yang tampil sangat penuh greget dalam kejuaraan Eropa terbaik versi saya sendiri hingga kini, Euro 88.
Italia hanya pernah menang sekali di kancah ini, yaitu pada 1968 dengan cara yang tidak terlalu mengesankan pula. Kala itu Azzurri unggul 2-0 atas Yugoslavia (yang kini pecah menjadi Serbia, Montenegro, Kosovo, Kroasia, dan Slovenia) dalam sebuah laga final ulangan lantaran duel final sesungguhnya sempat berakhir imbang 1-1 hingga 120 menit.
Mancini Pas untuk European Touring
Dari 24 negara yang menjadi kontestan di panggung Euro 2020 yang digelar pada 11 kota di 11 negara ini, saya menjagokan Italia karena faktor pelatihnya, Roberto Mancini. Lelaki flamboyan berusia 56 tahun ini adalah figur italiano yang paling kosmopolitan yang pernah ada. Saat masih bermain sebagai striker ia pernah mencicipi berbaju Leicester yang saat itu sangat tidak banyak dikenal orang.
Selepas membawa Manchester City menjadi juara Liga Premier sebagai pelatih, ia pun di luar dugaan menerima pinangan Galatasaray untuk menjajal keganasan liga Turki. Puncaknya, saya sungguh terkejut ketika Mancio secara “brutal” keluar dari sangkar emas Serie A untuk menyambangi Rusia dengan melatih Zenit Saint Petersburg empat tahun silam.
Dari sisi teknis sebagai pemain dan pelatih tidak ada yang meragukan kapasitas pria asal Ancona di Italia tengah ini. Namun, kelenturannya yang mampu beradaptasi di tengah-tengah kultur dan geopolitik yang berbeda penulis nilai sebagai kekuatan potensial yang luar biasa di tengah perebutan Piala Eropa berbasis format “european touring” kali ini (11 kota tuan rumah di 11 negara).
Bursa Menjagokan Inggris
Ya, dengan berbagai kendala, termasuk pembatasan penonton karena pandemi Covid-19, dibutuhkan seorang leader yang “unik dan luar biasa” untuk merengkuh hasil terbaik. Dengan hanya Puskas Arena di Budapest (Hongaria) yang diizinkan UEFA untuk dijejali 100% penonton (67 ribu) dengan seleksi masuk yang ketat, maka ingar bingar turnamen pada akhirnya hanya terasa “di rumah saja” tanpa sokongan yang terasa geliatnya secara langsung oleh negara-negara kontestan.
Dengan poros Leonardo Bonucci, Marco Verratti, Andrea Belotti, sebagai pilar kerangka tim Italia, penulis meyakini ketahanan Giacomo Raspadori dkk. untuk menyelesaikan european touring sebagai juara sangatlah kuat. Mereka layak jadi juara di tengah situasi yang sungguh-sungguh luar biasa ini. Tanpa sentimen utara versus selatan yang banyak mengisi benak dan hati orang Italia, Mancini yang kelahiran wilayah tengah negara berbentuk kaki menendang bola itu akan menjadi perekat ---tidak hanya untuk Italia tapi juga untuk Eropa.
Well, Italia sebenarnya ada di posisi unggulan kelima di bawah Inggris, Prancis, Belgia dan Spanyol (Belanda malah hanya ada di posisi ke-8), namun hati dan pikiran penulis tetap mengunggulkan tim negeri pizza itu. Mari simak bersama Euro 2020 ini dari rumah saja, pembaca. Semoga european touring ini tidak menyajikan partai final yang antiklimaks karena faktor kelelahan dan aura stadion yang setengah penuh.
*Penulis adalah wartawan, VP Operations dan Editor in Chief untuk Bola.com serta Bola.net, kolom ini berisi wawasan pribadi yang terlepas dari sikap kolektif insitusi.
Baca Ini Juga:
- 12 Anak Emas Roberto Mancini di Timnas Italia: Dari Bernardeschi ke Bonucci
- Jadwal Siaran Langsung Euro 2020 di Televisi Hari Ini, Sabtu 12 Juni 2021
- Hakan Calhanoglu: Luar Biasa Jika Turki vs Italia di Final Euro 2020
- Turki vs Italia Laga Perdana Euro 2020, Senol Gunes: Yakin Turki Bisa Menang!
- 5 Pemain Italia yang Bakal Bikin Turki Menderita
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Data dan Fakta Euro 2020: Turki vs Italia
Piala Eropa 10 Juni 2021, 14:32 -
Prediksi Euro: Turki vs Italia 12 Juni 2021
Piala Eropa 10 Juni 2021, 14:31 -
Modal Timnas Italia di Euro 2020: Lebih Dari 2 Tahun Tidak Pernah Kalah!
Piala Eropa 10 Juni 2021, 13:25 -
Jadwal Euro 2020: Laga Pembuka Turki vs Italia Siaran Langsung di RCTI
Piala Eropa 10 Juni 2021, 12:14 -
Jadwal Lengkap Timnas Italia di Euro 2020
Piala Eropa 9 Juni 2021, 10:15
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Inggris vs Albania: Myles Lewis-Skelly
Piala Eropa 22 Maret 2025, 05:11 -
Hasil Inggris vs Albania: Skor 2-0
Piala Eropa 22 Maret 2025, 04:41 -
Pesan Penyemangat Mees Hilgers Untuk Timnas Indonesia Usai Dihajar Australia
Tim Nasional 22 Maret 2025, 04:32 -
Link Live Streaming Uruguay vs Argentina - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 22 Maret 2025, 03:30
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39