Piala Dunia, Panggung Akbar Saksi Lahirnya Teknik Cruyff Turn yang Melegenda
Gia Yuda Pradana | 19 Oktober 2022 14:53
Bola.net - Panggung akbar Piala Dunia 1974 di Jerman Barat menjadi saksi lahirnya salah satu momen paling ikonik dalam sejarah. Kala itu, Johan Cruyff untuk pertama kalinya menunjukkan kepada dunia sebuah teknik hebat yang kemudian menjadi signature move-nya.
Teknik tersebut dikenal dengan sebutan Cruyff Turn, sebuah teknik legendaris yang abadi hingga sekarang karena ditiru oleh banyak pemain di seluruh dunia.
Sehebat apakah teknik ini ketika dieksekusi oleh sang legenda Belanda? Kita bisa meresapinya lewat kesaksian korban pertamanya.
"Saya pikir saya akan bisa merebut bola darinya. Saya tetap tak bisa mengerti. Sekarang, setiap kali melihat video itu, saya pun masih merasa kalau saya akan bisa merebut bola," begitulah secuil kesaksiannya.
Westfalenstadion, Dortmund
Westfalenstadion, Dortmund, 19 Juni 1974. Di tempat ini, hari itu, Cruyff Turn dilahirkan. Waktu itu, digelar pertandingan fase grup antara Belanda melawan Swedia.
Menit 23, Cruyff (27 tahun) menguasai bola di sektor kiri serangan Belanda. Jan Olsson (32 tahun) menempelnya dengan ketat, mencoba mencegah bintang Barcelona itu masuk ke dalam kotak penalti atau mengirim operan berbahaya ke jantung pertahanan.
Posisi Cruyff saat itu kurang menguntungkan. Menghadap ke wilayahnya sendiri, Cruyff melindungi bola dari Olsson. Namun, hanya dalam hitungan detik, dengan sebuah feint dan putaran 180 derajat, Cruyff mengecoh dan membuat penjaganya itu mati langkah.
Cruyff lalu leluasa menusuk ke kotak penalti dan melepas crossing, yang sayangnya gagal dimaksimalkan jadi gol oleh Belanda. Laga tersebut berkesudahan imbang 0-0, tetapi apa yang dilakukan Cruyff pada Olsson menjadi salah satu momen paling ikonik sepanjang sejarah sepak bola.
Kesaksian Korban Pertama Cruyff Turn
Pagi hari 24 Maret 2016, di sebuah klinik di Barcelona, Cruyff meninggal dunia di usia 68. Mantan bintang Ajax itu meninggal akibat kanker paru-paru. Tribute pun berdatangan dari seluruh penjuru dunia.
Salah satunya adalah dari Olsson. Di hari kematian Cruyff itu, Olsson diminta wawancara oleh The Guardian. Dia pun mengenang momen puluhan tahun silam, bagaimana rasanya menjadi korban pertama Cruyff Turn ketika mereka berhadapan di Westfalenstadion.
"Setelah pertandingan itu, saya dan rekan-rekan setim saling bertukar pandangan. Mereka lalu tertawa, dan saya juga tertawa," kenang Olsson.
"Saya tertawa waktu itu, dan saya juga tertawa sekarang. Itu sungguh menggelikan. Dia pemain kelas dunia. Saya melakukan yang terbaik, tapi saya bukan pemain kelas dunia. Para pemain di tim kami, mereka semua tertawa. Kami tertawa di ruang ganti, karena semua baru saja menyaksikan pemain yang benar-benar hebat. Apa lagi yang bisa kami lakukan?"
"Saya tak mengerti bagaimana dia melakukannya," lanjut Olsson. "Itu adalah rangkaian gerakan yang fantastis."
"Saya pikir saya akan bisa merebut bola darinya. Saya tetap bisa mengerti. Sekarang, setiap kali melihat video itu, saya pun masih merasa kalau saya akan bisa merebut bola."
"Ketika dia terlihat akan menendang, saya yakin saya bisa mengambilnya, tapi dia mengejutkan saya. Saya suka segalanya dari momen ini."
Jangan Lakukan Itu Lagi
Di Piala Dunia waktu itu, Belanda lolos sampai final. Di partai puncak, Cruyff dan kawan-kawan berhadapan dengan Jerman Barat.
Belanda dengan Total Football dan Cruyff sebagai konduktornya melawan tuan rumah yang dikomandani Franz Beckenbauer. Belanda kalah 1-2. Belanda 1974 pun menjadi salah satu tim terhebat yang gagal menjuarai Piala Dunia.
Pertemuan di Piala Dunia itu sendiri adalah yang pertama dari empat pertemuan Olsson dengan Cruyff.
Mereka bertemu lagi ketika Belanda menghajar Swedia 5-1 di Stockholm pada 1974 dan Cruyff mencetak gol pembuka. Dua pertemuan lainnya adalah di level klub, ketika Olsson memperkuat Atvidabergs melawan Barcelona di ajang European Cup.
"Setelah yang pertama itu, setiap kali dia menguasai bola, saya selalu membatin: 'tolong, jangan lakukan itu lagi'," kenang dia.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Gagal ke Piala Dunia! Ini Starting XI Terbaik yang Hanya Akan Jadi Penonton
- Nonton Piala Dunia 2022 Lebih Seru dan Hemat di Vidio, Manfaatkan Promo ini Bolaneters!
- 4 Penyerang Tajam yang Akan Membela Serbia di Piala Dunia 2022
- Diogo Jota Cedera, 4 Pemain Portugal yang Bisa Menggantikannya di Piala Dunia 2022
- Cedera Parah, Diogo Jota Pasti Absen di Piala Dunia 2022
- Profil Herve Renard, Pelatih yang Siap Sulap Arab Saudi Jadi Kejutan di Piala Dunia 2022
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pep Guardiola: Gol Erling Haaland Mirip dengan Johan Cruyff
Liga Champions 15 September 2022, 07:21 -
Termasuk Eks Penggawa Pelita Jaya, Ini 9 Pemain Pilihan Legenda Manchester United
Liga Inggris 14 Februari 2022, 15:43 -
Koeman Ungkap Imbas Kepergian Messi dari Barcelona
Liga Spanyol 22 September 2021, 20:31
LATEST UPDATE
-
Link Live Streaming Uruguay vs Argentina - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 22 Maret 2025, 03:30 -
Uji Coba Lawan Afghanistan, Thailand Menang Mudah
Asia 21 Maret 2025, 23:58 -
Bocoran Eks Striker MU: Sir Alex Ferguson Kembali Melatih Akhir Pekan ini!
Liga Inggris 21 Maret 2025, 23:55 -
Thomas Tuchel Coret 3 Pemain Jelang Laga Inggris vs Albania, Siapa Saja?
Piala Eropa 21 Maret 2025, 23:04 -
5 Pemain Timnas Indonesia yang Bisa Meledak Saat Menghadapi Bahrain
Tim Nasional 21 Maret 2025, 22:01 -
Manchester United Lagi Proses Transfer Striker Tajam Ligue 1 Ini
Liga Inggris 21 Maret 2025, 21:52
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain dengan Harga Lebih Mahal dari Kylian Mbappe di 2025
Editorial 21 Maret 2025, 08:42 -
Di Mana Mereka Sekarang? 7 Pemain yang Dilepas Barcelona pada 2015
Editorial 21 Maret 2025, 07:23 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Gelandang Terbaik Dunia 2017 Versi Xavi
Editorial 21 Maret 2025, 07:12 -
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39