Pengakuan Iniesta: Nyaris Depresi, Diselamatkan Gol di Final Piala Dunia

Richard Andreas | 24 Mei 2020 21:00
Pengakuan Iniesta: Nyaris Depresi, Diselamatkan Gol di Final Piala Dunia
Andres Iniesta (c) AP

Bola.net - Karier gemilang pesepak bola ternyata tidak selamanya indah. Seperti yang dirasakan Andres Iniesta, gelandang legendaris Spanyol yang ternyata nyaris dikuras depresi.

Tidak ada yang bisa meragukan kualitas Iniesta sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. Dia pernah mencapai puncak permainannya di era 2009-2012, ketika membantu Barcelona dan Timnas Spanyol meraih sederet trofi bergengsi.

Advertisement

Trofi Piala Dunia 2010 dapat disebut sebagai puncak karier Iniesta. Saat itu dia mencetak gol semata wayang Spanyol di partai final kontra Belanda, yang jadi sejarah baru tim Matador tersebut.

Kemenangan itu penting itu Spanyol, tapi ternyata jauh lebih penting bagi Iniesta pribadi. Bagaimana kisahnya?

Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 2 halaman

Kematian Teman

Iniesta mengakui kesuksesannya di lapangan luar biasa, tapi kehidupannya di luar lapangan tidak sebaik itu. Satu hal yang membuat Iniesta sangat menderita adalah kematian sahabatnya, Dani Jarque, pada tahun 2009. Eks gelandang Espanyol itu meninggal dunia di usia 26 tahun karena serangan jantung.

"Nahasnya, saya harus mengalami beberapa keapesan secara beruntun, meski saya sangat sukses pada masa-masa itu," ujar Iniesta kepada Bild via Goal internasional

"Namun, teman saya Dani Jarque meninggal pada Agustus 2009, yang sungguh membuat saya tenggelam pada situasi rapuh hingga membutuhkan bantuan profesional."

"Itu jelas merupakan fase paling berat dalam hidup saya. Untungnya saya menadpatkan dukungan Anna, saat itu dia kekasih saya, kini jadi istri."

2 dari 2 halaman

Bantuan Orang Lain

Tentu kasus Iniesta ini mengingatkan bahwa masalah mental bisa menyerang siapa pun. Dia merupakan salah satu pemain paling sukses dalam sejarah Barcelona dan Spanyol, tapi itu tak lantas membuatnya kebal dari masalah pribadi.

Kini Iniesta melanjutkan kariernya bersama Vissel Kobe. Dia mengakui golnya ke gawang Belanda di partai final merupakan awal dari perkembangan kondisi mentalnya.

"Untungnya, fase itu hanyalah masa lalu. Fase yang membuat saya jadi lebih kuat dan lebih baik. Anda merasa tidak seperti diri Anda sendiri, bahwa orang-orang di sekitar Anda hanyalah orang yang lalu-lalang," lanjut Iniesta.

"Anda tidak punya perasaan, tidak punya hasrat. Anda merasa kosong di dalam diri Anda dan bakal ada momen Anda menyadari bahwa situasi tidak bisa terus seperti itu."

"Untungnya saya tahu bahwa saya membutuhkan bantuan orang lain untuk keluar dari situasi itu. Hal yang paling penting adalah saya tidak kehilangan percikan semangat saya pada masa-masa sulit itu," tutupnya.

Sumber: Bild, Goal