Idolakan Belanda, Ketua Komdis PSSI Jagokan Jepang Juara

Editor Bolanet | 12 Juni 2014 20:59
Idolakan Belanda, Ketua Komdis PSSI Jagokan Jepang Juara
Hinca Panjaitan (c) Eggi Paksha
- Tim nasional tetap menjadi favorit dari Ketua Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Hinca IP Pandjaitan, di ajang Piala Dunia di Brasil, 12 Juni sampai 13 Juli 2014. Meski begitu, Hinca justru menjagokan yang akan meraih gelar juaranya.

Samurai Biru- julukan Timnas Jepang- berada di Grup C bersama Kolumbia, Pantai Gading dan Yunani. Meski begitu, Hinca memperkirakan Jepang bisa melalui babak 16 besar dengan cukup mudah.

Skuad Alberto Zaccheroni tersebut, menjadi salah satu wakil zona Asia. Prestasi tersebut, merupakan yang kelima kalinya secara berturut-turut sejak Piala Dunia 1998, 2002, 2006, dan 2010.

Sedangkan wakil dari Benua Asia lainnya, yakni negara-negara yang memang sudah pengalaman seperti Australia, Iran, dan Korea Selatan.

Saya yakin, Jepang bisa merebut gelar juara. Sebab, mereka pun bisa meraih gelar yang tidak pernah diperkirakan siapa pun, yakni Piala Thomas 2014 (kejuaraan bulu tangkis dunia beregu putra), di Arena Siri Fort Sports Complex, New Delhi, India, Mei lalu, kata Hinca IP Pandjaitan.

Sekalipun tidak memenuhi syarat sebab-akibat, namun saya melihatnya seperti itu. Kalkulator siapapun, tidak bisa menghitungnya ketika Jepang meraih juara Piala Thomas. Sebab, hanya ada tiga negara yang pernah menjadi juaranya, yakni Indonesia, Malaysia dan Tiongkok, sambung ahli hukum olahraga yang tergabung di International Association of Sport and Lau (IASL) tersebut

Lebih jauh dikatakannya, Jepang pernah mencanangkan menjadi juara Piala Dunia 2050 sejak tahun 2000-an. Kemudian, dilanjutkan Hinca, tanda-tandanya ditunjukkan dengan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, bersama Korea Selatan.

Mengejutkan, lantaran untuk kali pertama dalam sejarah, Piala Dunia digelar di Asia dan di dua negara. Jepang dan Korea, mendapatkan kepercayaan dari FIFA pada Mei 1996.

Momentum tersebut, bisa dikatakan mengubah peta sepak bola Jepang. Kemudian, para pemainnya melanglang buana ke klub-klub Eropa. Mereka sangat serius dalam menyiapkan tim, tuturnya.

Dukungan masyarakatnya, pemerintah dan sponsor, juga sangat besar. Bukan tidak mungkin, olahraga perorangan pun bisa mereka kuasai. Mereka terus mengalami peningkatan, terutama usai Piala Dunia di Afrika Selatan (2010), (esa/dzi)