Valentino Rossi Keluhkan 'Masalah Politik' Yamaha Meski Podium di MotoGP Andalusia

Anindhya Danartikanya | 27 Juli 2020 10:45
Valentino Rossi Keluhkan 'Masalah Politik' Yamaha Meski Podium di MotoGP Andalusia
Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, mengaku terpaksa ikut 'bermain politik' demi mendapatkan hasil baik dan podium di MotoGP Andalusia yang digelar di Jerez, Spanyol, Minggu (26/7/2020). Hal ini ia nyatakan dalam jumpa pers usai balap, seperti yang dikutip oleh The Race.

Dalam balapan itu, Rossi menjalani start yang baik dari posisi keempat dan langsung melaju di posisi kedua. Ia sempat tersalip oleh Francesco Bagnaia, namun kembali ke posisi kedua usai mesin Ducati Bagnaia mengalami kerusakan. Dua lap menjelang finis, ia tersalip Maverick Vinales, dan akhirnya finis ketiga.

Advertisement

Rossi pun mengakui podium ini bagaikan kemenangan karena ia sempat paceklik podium sejak Austin, Texas, pada 2019. Sembilan kali juara dunia ini pun memberikan pujian kepada crew chief barunya, David Munoz, yang gigih bekerja sama demi mendapatkan dukungan lebih baik dari Yamaha.

1 dari 3 halaman

Rossi Minta Yamaha Juga Perhatikan Gagasannya

Rossi Minta Yamaha Juga Perhatikan Gagasannya

Valentino Rossi, Fabio Quartararo, dan Maverick Vinales (c) Yamaha

Rider 41 tahun ini pun blak-blakan mengaku ada permasalahan politik di Yamaha yang membuatnya kalah suara dibanding Fabio Quartararo dan Vinales dalam pengembangan YZR-M1. Rossi meyakini gaya balapnya tak mirip dengan kedua rider tersebut, dan meminta Yamaha juga memperhatikan masukannya.

"Paruh kedua 2019 sungguh bikin frustrasi. Saya lamban dan sangat kesulitan. Tapi kini kami bekerja pakai cara lain. Bersama David, kami harus menekan Yamaha karena kadang ini adalah masalah politik, dan kami ingin mengubah motor ini. Tapi kami tak menyerah dan sejak Jumat saya merasa nyaman," ungkapnya.

Berdasar 15 tahun pengalaman membela Yamaha, Rossi mengaku wajar saja jika pabrikan Garpu Tala meminta masukan seluruh ridernya untuk mengembangkan motor. Meski begitu, rider Italia ini merasa tersisih saat Yamaha hanya fokus pada masukan Quartararo dan Vinales, ketika ia masih yakin masukannya juga sama penting.

2 dari 3 halaman

Tiap Rider Punya Gaya Balap Sendiri-Sendiri

"Saya berada di Yamaha sudah lama sekali, saya rasa ini normal saja. Saat Anda mengendarai motor yang sama dengan Fabio dan Maverick, apalagi mereka mampu cepat dan kuat, Yamaha pikir saya harus berkendara seperti mereka," ungkap Rossi, yang juga yakin masukannya tahun depan juga harus dipertimbangkan.

"Padahal, Yamaha juga harus membantu saya, karena saya masih membela tim pabrikan dan tahun depan akan balapan dengan Petronas. Jadi mereka juga harus percaya pada saya, karena mungkin saya tidak lebih cepat, tapi masih bisa balapan dengan baik," lanjutnya.

"Kadang, Anda memang harus berjuang dalam meraih sesuatu. Langkah Yamaha tak terlalu cerdas, tapi kali ini kami lebih kuat, tak menyerah, dan kami memotivasi insinyur Jepang. Jika harus berkendara seperti Maverick dan Fabio, saya takkan punya motivasi berkendara secara maksimal, karena saya takkan bisa cepat," pungkas Rossi.