Sulitnya Tim-Tim Satelit MotoGP Gaet Rider Impian

Anindhya Danartikanya | 27 Februari 2017 12:00
Sulitnya Tim-Tim Satelit MotoGP Gaet Rider Impian
Eugene Laverty (c) Aspar Team

Bola.net - - Sporting Manager Pull & Bear Aspar Team, Gino Borsoi baru-baru ini membeberkan alasan mengapa pihaknya harus rela melihat Eugene Laverty kembali ke WorldSBK, setelah menjalani dua musim gemilang di MotoGP. Kepada Speedweek, Borsoi mengaku keputusan Laverty sangat membuat pihaknya sedih dan kecewa, namun dapat memaklumi alasannya.

Mendapat masing-masing satu motor Desmosedici GP15 dan GP16, Aspar ingin mempertahankan Laverty untuk diduetkan dengan Alvaro Bautista, tandem yang mereka yakini akan tampil garang tahun ini. Meski begitu, Laverty yang merupakan runner up WorldSBK 2013 tak mau memperpanjang kontrak karena GP16 diberikan kepada Bautista, sementara ia mendapat GP15.

Laverty yang berasal dari Irlandia Utara, memutuskan kembali ke WorldSBK, membela Milwaukee Aprilia. Kadang, uang dan status kebangsaan memang punya peranan besar. Tim Spanyol seperti Aspar harus menerima hal-hal ini. Tentu saya ingin GP16, tapi bersama tim Spanyol dengan sponsor Spanyol, memang logis bila Alvaro yang mendapatkannya. Inilah alasan mengapa saya tak melanjutkan kontrak, ujar Laverty.

Alvaro Bautista (c) Aspar Team

Aspar sangat menyayangkan keputusan Laverty, yang justru dinilai banyak pihak mengalami peningkatan signifikan selama 2016, beberapa kali mengganggu persaingan papan atas. Tentu ini tak menyenangkan, karena Eugene telah menjalani musim yang sangat baik bersama kami. Jujur saja, ia merupakan pembalap yang sangat hebat, pembalap yang jelas akan kami rindukan. Tapi begitulah kehidupan di MotoGP, tutur Borsoi.

Meski begitu, eks rider GP125 ini dapat memaklumi keputusan Laverty, mengingat tim-tim satelit MotoGP memang sulit memiliki perangkat terbaik. Kini ia kembali ke WorldSBK karena ingin kembali memperebutkan kemenangan dan gelar dunia. Hal inilah yang sangat sulit dicapai tim satelit di MotoGP. Jadi kami sangat memaklumi motivasinya dan kami berharap ia punya masa depan yang sukses, ungkap Borsoi.

Aspar juga mengalami dilema soal Yonny Hernandez, yang digantikan Karel Abraham tahun ini. Keputusan memilih antara Yonny dan Karel tidaklah mudah. Kami ingin lanjut dengan Yonny, namun keputusan kami jatuh kepada Karel. Ia telah lama di MotoGP bersama tim keluarganya, tapi belum punya kesempatan menunjukkan potensi. Dengan mesin yang lebih baik, yakni GP15, kami yakin ia bisa menjalani musim yang lebih baik pula, pungkas Borsoi.

Masalah serupa pernah terjadi pula pada Herve Poncharal, pimpinan Monster Yamaha Tech 3, yang mengaku begitu sedih melihat dua rider kebanggaannya, Andrea Dovizioso dan Cal Crutchlow hijrah ke Ducati Corse pada tahun 2013 dan 2014 demi perangkat pabrikan, begitu pula Bradley Smith dan Pol Espargaro yang kini sama-sama membela Red Bull KTM Factory Racing.