'Sukses Juara di Mana-Mana, Kini Saatnya KTM Kuasai MotoGP'

Anindhya Danartikanya | 3 September 2020 12:25
'Sukses Juara di Mana-Mana, Kini Saatnya KTM Kuasai MotoGP'
Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder (c) KTM/Polarity Photo

Bola.net - Direktur KTM Motorsport, Pit Beirer, menyatakan bahwa pihaknya memang agak 'gila' ketika memutuskan untuk turun sepenuhnya sebagai tim pabrikan di MotoGP pada 2017 lalu. Dalam MotoGP Podcast: Last on The Brakes yang dirilis pada Senin (31/8/2020), Beirer menyebut ide itu datang berkat kesuksesan di ajang balap lainnya.

KTM memang dikenal sangat superior di ajang-ajang offroad, seperti motocross dan reli. Di ajang onroad, mereka juga sukses besar baik di GP125, GP250, maupun Moto3. Namun, mereka belum pernah turun sepenuhnya di MotoGP. Pabrikan Austria ini pun bertekad turun di Moto2 pada 2017, tapi justru tergoda juga turun di MotoGP.

Advertisement

Beirer pun menyatakan bahwa gagasan itu muncul pada 2014, dan keseriusan mereka terbukti lewat keputusan menggaet crew chief Dani Pedrosa di Repsol Honda kala itu, Mike Leitner. Kini Leitner menjabat sebagai Wakil Presiden Divisi Onroad KTM sekaligus Manajer Tim Red Bull KTM Factory Racing di MotoGP.

1 dari 3 halaman

KTM Memang Pabrikan 'Gila'

KTM Memang Pabrikan 'Gila'

Direktur KTM Motorsport, Pit Beirer (c) KTM/Sebas Romero

Usai dua tahun kerja keras, RC16 pun menjalani debut di MotoGP bersama Mika Kallio di Valencia, Spanyol, pada 2016. "Kami baru putuskan 1,5 tahun sebelum balapan itu. Itulah yang 'gila' soal KTM! Kami mengambil keputusan dalam semalam! Kami menang di semua kelas, kami juara di ajang apa pun yang kami geluti," ujar Beirer.

"Jadi, Tuan (Hubert) Trunkenpolz, direktur pemasaran kami, berkata, 'Pit, kini tinggal satu ajang tersisa di mana kita harus berkompetisi. Kita harus ke MotoGP!' Reaksi saya adalah, 'Wah, kau sudah gila, Kawan!' Tapi kami segera cari orang-orang yang cukup berani untuk memberitahu Tuan (Stefan) Pierer (CEO KTM) soal rencana kami ini," lanjutnya.

Beirer, yang juga eks rider motocross, berkali-kali diskusi dengan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta soal regulasi teknis sebelum KTM benar-benar memutuskan turun di MotoGP. Ezpeleta dinilai Beirer sangat suportif kepada pihaknya, dan pria Spanyol itu pula yang mendorong KTM untuk tak sekadar turun di Moto2 pada 2017.

2 dari 3 halaman

Tak Punya Bayangan Desain Motor dan Biaya

Tak Punya Bayangan Desain Motor dan Biaya

Pebalap Red Bull KTM Tech 3, Miguel Oliveira (c) Twitter/Red Bull KTM Tech 3

"Kami bicara dengan Dorna beberapa kali soal regulasi, apa kami bisa diterima di paddock ini, dan hal-hal lain. Carmelo sangat memotivasi kami. Ia bilang, 'Aku sangat yakin kalian bisa! Ayo, jangan pikirkan disiplin lain dan datanglah ke MotoGP!' karena kala itu gagasan pertama kami adalah turun di Moto2 dulu, dan baru ke MotoGP," kisah Beirer.

Perjalanan KTM baru seumur jagung ini, ternyata mulai membuahkan hasil spektakuler, lewat kemenangan besar Brad Binder di MotoGP Ceko dan Miguel Oliveira di MotoGP Styria. Meski kini dianggap sebagai salah satu motor terbaik, RC16 diakui Beirer dibentuk berdasarkan kerja keras tanpa lelah yang dilakukan para stafnya di Mattighofen, Austria.

"Kami bahkan tadinya tak punya gambaran kasar soal bentuk motor kami, dan kami tak tahu berapa biaya yang dibutuhkan di MotoGP. Tapi kami tetap memutuskan untuk turun di MotoGP, karena kami orang-orang gila. Seingat saya, pengumuman kami akan turun di MotoGP dirilis sehari setelah kami ambil keputusan, dan kami langsung mulai bekerja," pungkasnya.

Sumber: MotoGP Podcast: Last on The Brakes