Sempat Diremehkan, Fabio Quartararo Senang Buktikan Haters Salah Kaprah

Anindhya Danartikanya | 24 Mei 2021 13:24
Sempat Diremehkan, Fabio Quartararo Senang Buktikan Haters Salah Kaprah
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Bola.net - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, sadar betul dirinya sempat diremehkan oleh banyak pihak dan diragukan bakal jadi bintang di MotoGP. Namun, ia mengaku senang bisa mematahkan semua penilaian para haters. Hal ini ia sampaikan lewat podcast In The Fast Lane, Kamis (29/4/2021) lalu.

Quartararo memang sempat digadang-gadang jadi bintang besar MotoGP saat masih turun di CEV Moto3, yang ia juarai pada 2013 dan 2014. Sayangnya, saat turun di Moto3 Grand Prix, hasilnya justru merosot. Namun, titik balik kariernya terjadi saat ia membela Speed Up Racing di Moto2 pada 2018.

Advertisement

Usai paceklik podium dan kemenangan begitu lama, El Diablo tahu-tahu menang di Catalunya. Hasil itu membuatnya dilirik oleh Petronas Yamaha SRT untuk diturunkan di MotoGP pada 2019. Namun, langkah tersebut dinilai sangat berisiko karena kala itu, Quartararo bahkan belum genap berusia 20 tahun.

1 dari 3 halaman

Momen 'Lucu' Saat Lihat Joan Mir Digaet Suzuki

Momen 'Lucu' Saat Lihat Joan Mir Digaet Suzuki

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Quartararo sendiri menganggap momen naik kelasnya ke MotoGP cukup unik. Sebelum menang di Catalunya kala itu, ia sama sekali tak mengira bakal dapat kontrak dari Petronas SRT. Namun, ia memetik pelajaran penting dari Joan Mir, yang kala itu juga baru menjalani beberapa balapan di Moto2 namun langsung digaet Suzuki Ecstar.

"Kejadiannya cukup lucu. Saat itu saya di Le Mans, sedang makan siang dengan tim. Ada kabar bahwa Joan, yang baru saja menjalani balapan dengan baik di Moto2, tahu-tahu tanda tangan dengan Suzuki. Itu tanda Anda bisa dapat kontrak MotoGP hanya dengan menjalani beberapa balapan yang baik pada saat yang tepat," ujarnya.

Quartararo pun tak menyangka, dirinya yang sempat terlupakan di Moto3 dan Moto2 ini justru kini jadi sorotan dan mendapatkan kontrak ke MotoGP. Namun, ia senang bisa menang di Catalunya pada saat yang tepat. Jika tidak, mungkin impiannya turun di kelas tertinggi dengan tim pabrikan Yamaha takkan terwujud.

2 dari 3 halaman

Sempat Dianggap Tak Layak ke Tim Pabrikan Yamaha

"Saya ternyata juga melakukan serupa dengan Joan, dan melakukannya pada saat yang sempurna. Rasanya menyenangkan. Banyak orang yang tak percaya saya bisa tampil baik di MotoGP, namun saya bisa membuktikan mereka semua salah," ujar Quartararo, yang kini sudah mengantongi 13 podium dan lima kemenangan di MotoGP.

Meski begitu, rider Prancis ini sempat diremehkan lagi saat Yamaha memutuskan meletakkannya di tim pabrikan pada 2021. Pasalnya, ia menandatangani kontrak pada awal 2020, saat ia 'baru' meraih tujuh podium, tanpa kemenangan. Kala itu, ia dianggap belum layak menggantikan Valentino Rossi, namun ia kini justru jadi kandidat juara.

"Saat itu media massa bertanya pada saya, bagaimana kalau saya tak bisa menang sebelum benar-benar pindah ke tim pabrikan? Nyatanya, saya malah memenangkan kedua balapan di Jerez. Itu momen yang spesial bagi saya, karena saya sudah menunggu sepanjang musim 2019, apalagi Jerez juga trek yang istimewa bagi saya," tutupnya.

Sumber: Podcast In The Fast Lane