Risiko Lebih Tinggi, Para Rider MotoGP Enggan Balapan di Sirkuit Jalanan

Anindhya Danartikanya | 17 Juni 2021 12:06
Risiko Lebih Tinggi, Para Rider MotoGP Enggan Balapan di Sirkuit Jalanan
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) Honda Racing Corporation

Bola.net - Marc Marquez, Joan Mir, Alex Marquez, dan Alex Rins mengaku enggan jika MotoGP memberlakukan tren balapan di sirkuit 'urban' alias sirkuit jalanan. Hal ini mereka nyatakan via Crash.net, Rabu (16/6/2021), jelang Seri Jerman yang digelar di Sachsenring, yang dulu trek lurusnya merupakan bagian dari jalanan umum.

Sachsenring pernah jadi tuan rumah GP Jerman Timur pada 1961-1972, dan akhirnya kembali ke kalender balap pada 1998 dalam bentuk sirkuit tertutup alias permanen. Seluruh trek yang ada di kalender MotoGP pada era modern kini merupakan trek permanen, namun kebiasaan ini akan sedikit berubah tahun depan berkat Mandalika.

Advertisement

Sirkuit Mandalika yang terletak di Lombok, merupakan peleburan antara jalanan umum dan trek permanen seperti Sachsenring dulu, namun disajikan dengan interpretasi modern. Layout Mandalika akan menjadi sirkuit tertutup ketika pekan balap digelar, dan kemudian berfungsi sebagai jalanan umum sekalinya pekan balap berakhir.

Konsep Mandalika ini cukup mirip dengan dua trek jalanan yang jadi favorit para pembalap Formula 1, yakni Sirkuit Monte Carlo di Monako dan Sirkuit Baku di Azerbaijan. Sirkuit Albert Park di Australia, juga punya konsep serupa. Namun, para rider MotoGP terkesan enggan dengan ide ini, kecuali jika tingkat keselamatannya terjamin tinggi.

1 dari 5 halaman

Marc Marquez Pilih Bersikap Terbuka

Marc Marquez Pilih Bersikap Terbuka

Desain Sirkuit Mandalika, Lombok, Indonesia (c) MotoGP

"Sirkuit Grand Prix di jalanan terbuka sulit dibayangkan pada masa kini, mengingat jenis aspal yang dipakai dan juga kurangnya area lapang di tikungan. Para rider masa lampau yang balapan di trek-trek jalanan layak dapat penghormatan karena balapan dalam kondisi yang tingkat keselamatannya jauh lebih rendah daripada MotoGP sekarang," tutur Marc Marquez.

Meski begitu, delapan kali juara dunia ini tetap terbuka pada ide sirkuit jalanan, asal area run off trek tetap lebar. "Jika tingkat keselamatan di trek-trek jalanan bisa dijamin pada masa sekarang, dengan area run off yang baik untuk jaga-jaga adanya kecelakaan atau kesalahan dalam pengereman, maka bisa saja dipertimbangkan," ujarnya.

"Saya rasa ada proyek soal ini, namun saat ini saya tak tahu banyak soal itu. Untuk diwujudkan, mengapa tidak? Jika kami bisa balapan di trek-trek 'urban', maka bakal menyenangkan. Namun, tentu tingkat keselamatan harus sangat diperhitungkan, dengan area run off yang panjang, karena ini bisa mengecoh," lanjut Marquez.

2 dari 5 halaman

Joan Mir Anggap Terlalu Berbahaya

Joan Mir Anggap Terlalu Berbahaya

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir (c) Suzuki

Berkebalikan dengan Marquez, Joan Mir, tak ragu-ragu mengutarakan sikap tak sepakat. Menurutnya, trek jalanan terlalu berbahaya. "Saya tak pernah nonton balapan di trek-trek jalanan, namun saya melihat foto-foto dan video-videonya. Sungguh mengesankan melihat kondisi balapan pada masa lampau di trek lama Sachsenring," ucapnya.

"Namun, di trek-trek jalanan, saya tak yakin Anda bisa mendapatkan tingkat keselamatan tinggi yang sama seperti di trek-trek permanen. Ada banyak rintangan dan saya menganggapnya berbahaya, apalagi jika mengingat tenaga motor MotoGP," tutur juara dunia Moto3 2017 dan MotoGP 2020 ini.

Alex Marquez dari LCR Honda Castrol, sepakat dengan sang kakak. Meski sulit membayangkan dirinya balapan di Sachsenring pada era lampau, ia mau-mau saja balapan di trek jalanan asal tingkat keselamatannya dijamin sama tinggi seperti trek-trek permanen yang ada di kalender MotoGP sekarang.

3 dari 5 halaman

Trek Jalanan Zaman Dulu Bahaya Tapi Cantik

Trek Jalanan Zaman Dulu Bahaya Tapi Cantik

Pembalap LCR Honda Castrol, Alex Marquez (c) LCR Honda

"Trek jalanan pada era 1960an-1970an meninggalkan foto-foto yang spektakuler, tapi sulit dibayangkan jika kami balapan di trek-trek seperti itu. Untungnya, tingkat keselamatan sudah jauh lebih baik di trek-trek permanen, dan levelnya semakin tinggi. Eranya sangat berbeda dibanding sekarang, tapi juga cantik," ungkap El Pistolas.

"Jika tingkat keselamatannya sama dengan trek-trek tertutup, mungkin saja kami bisa balapan di trek-trek terbuka dan 'urban' dengan kondisi yang tepat. Tahun depan, kami juga balapan di Indonesia, yang sirkuitnya juga bagian dari layout 'urban' namun dengan tingkat keselamatan yang tinggi," lanjut dua kali juara dunia ini.

Rins juga sepakat dengan Marquez Bersaudara, namun memperingatkan orang-orang bahwa dalam trek-trek permanen yang tingkat keselamatannya sudah baik, risiko terjadinya hal-hal yang tak diinginkan juga tetap tinggi. Alhasil, trek-trek jalanan harus ekstra waspada jika ingin menggelar balapan motor seperti MotoGP.

4 dari 5 halaman

Peringatkan Tak Ada yang Namanya 'Risiko Nol'

Peringatkan Tak Ada yang Namanya 'Risiko Nol'

Pembalap Suzuki Ecstar, Alex Rins (c) Suzuki Ecstar

"Saya rasa sirkuit-sirkuit Grand Prix jalanan dulu terlihat spektakuler, namun tampaknya sekarang sulit melihat kami balapan di trek jalanan dengan motor yang kami pakai sekarang dan kecepatan yang kami bubuhkan. Meski tingkat keselamatan sudah jauh lebih baik, saya tak merasa itu bakal bisa dilakukan," ungkap Rins.

"Jika tingkat keselamatannya sama tinggi seperti di trek-trek permanen, tentu saya mau balapan di trek-trek terbuka. Sayang, kita tahu benar di dunia ini tak ada yang namanya 'risiko nol'. Namun, saya masih suka trek-trek yang punya sesuatu yang membuat mereka 'spesial', seperti Austin atau Phillip Island. F1 dengan Monako dan Baku bekerja sangat baik soal ini," tutupnya.

Sirkuit Mandalika sendiri dijadwalkan bakal menggelar balapan WorldSBK Indonesia pada 12-14 November mendatang, sementara dalam kalender MotoGP, sirkuit ini direncanakan bakal menjadi tuan rumah pada Maret 2022.

Sumber: Crashnet

5 dari 5 halaman

Video: Gaya Rambut Valentino Rossi dari Masa ke Masa