Paceklik Kemenangan, Vinales: MotoGP 2018 Penuh Proses Belajar

Anindhya Danartikanya | 19 September 2018 13:15
Paceklik Kemenangan, Vinales: MotoGP 2018 Penuh Proses Belajar
Maverick Vinales (c) Yamaha

- Pembalap Movistar Yamaha MotoGP, Maverick Vinales mengaku bahwa tekanan untuk meraih gelar dunia sangatlah tinggi. Ditambah motor YZR-M1 yang tak kunjung lepas dari permasalahan elektronik, Vinales pun tak malu-malu mengaku dirinya merasa frustrasi.

Vinales menjalani debut di MotoGP pada 2015 lalu bersama Suzuki, dan pada awal tahun lalu, ia diboyong oleh Yamaha sebagai pengganti Jorge Lorenzo. Tak pelak lagi, rider berusia 23 tahun ini pun punya harapan besar bisa meraih gelar dunia.

Advertisement

Sayangnya, Vinales justru tengah mengalami paceklik kemenangan sejak MotoGP Prancis di Le Mans tahun lalu, dan musim ini ia baru mengoleksi tiga podium. Belakangan, ia bahkan sulit bertahan di lima besar.

1 dari 2 halaman

Ogah Sekadar Finis 10 Besar

Saat ini, Vinales pun duduk di peringkat kelima pada klasemen pembalap dengan koleksi 124 poin. Gelar dunia pun telah jauh dari rengkuhannya, mengingat ia telah tertinggal 97 poin dari Marc Marquez yang ada di puncak.

Jujur saja tekanannya sangat besar. Saya di sini untuk bertarung, menang dan naik podium, tak sekadar finis di 10 besar. Saya sangat frustrasi karena saya telah bekerja keras. Saya tak bisa menemukan cara agar saya bisa merasa nyaman, ungkapnya kepada MotoGP.com.

2 dari 2 halaman

Tahun Belajar

Para petinggi Yamaha pun yakin Vinales harus sedikit bersabar dan berkepala dingin setiap kali mengalami momen-momen sulit. Top Gun sendiri tak menyangkalnya, dan yakin musim ini adalah musim penuh pelajaran bagi mentalitasnya.

Saya menginginkan segalanya, jadi tahun ini adalah tahun belajar untuk sabar, tetap bekerja keras meski sulit mengalami kemajuan. Situasinya memang sulit, tapi saya harus banyak belajar untuk masa depan. Kami harus tetap kuat dalam momen-momen buruk, dan menikmati momen-momen yang baik, pungkasnya.