'Musuh Terbesar Ducati di MotoGP Itu Marc Marquez'

Anindhya Danartikanya | 13 Januari 2020 14:00
'Musuh Terbesar Ducati di MotoGP Itu Marc Marquez'
Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci (c) Ducati

Bola.net - Eks pebalap MotoGP, Loris Capirossi, meyakini bahwa musuh utama Ducati bukanlah kurangnya usaha pebalapnya atau kurang kompetitifnya motor mereka, melainkan Marc Marquez. Hal ini ia sampaikan dalam wawancaranya dengan Paddock GP.

Selama tiga tahun terakhir, Ducati menjadi runner up di belakang Marquez lewat Andrea Dovizioso. Hal ini membuat Capirossi yakin bahwa Ducati sejatinya punya pebalap yang hebat dan motor yang mumpuni, namun masalahnya adalah Marquez kelewat perkasa.

Advertisement

"Ducati itu pabrikan besar. Menurut saya, mereka masih punya motor yang kompetitif. 2019 adalah musim perdana Danilo di tim pabrikan, dan ia belum bisa mengendalikan tekanan yang ada. Ia menang di Mugello, tapi musimnya seperti rollercoaster," ujar Capirossi soal Danilo Petrucci.

1 dari 2 halaman

Mentalitas Dovizioso Menurun

Di lain sisi, Capirossi juga meyakini bahwa Dovizioso harus mempertahankan mentalitasnya yang kuat demi mengalahkan Marquez pada 2020, apalagi Ducati telah berusaha melakukan perubahan pada motor mereka.

"Dovi menjalani musim yang baik, karena kembali jadi runner up. Meski begitu, saya rasa melawan Marc membuat mentalitasnya sedikit merosot. Marc sangat sulit dikalahkan. Ducati memang bekerja keras merakit motor 2020, tapi masalah utama mereka bernama 'Marquez'. Jika tak ada Marc, Ducati pasti sudah juara," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Bukan Karena Jorge Lorenzo Hengkang

Pada 2019, Ducati hanya meraih tiga kemenangan, sangat berbeda dengan 2017, di mana mereka meraih enam kemenangan, serta 2018 saat mereka meraup tujuh kemenangan. Capirossi pun yakin penurunan ini bukan karena hengkangnya Jorge Lorenzo ke Repsol Honda.

"Saya rasa tidak. Saya bahkan yakin bahwa pengembangan Ducati seutuhnya ada dalam tanggung jawab Dovi. Jorge jelas mencoba melakukan perubahan pada Desmosedici, tapi itu hanya berlaku untuk gaya balapnya. Tak ada tujuan lainnya," pungkas tiga kali juara dunia ini.