Masa Sulit di Repsol Honda Bikin Dovizioso Kian Kuat
Anindhya Danartikanya | 23 Desember 2018 13:00
Bola.net - - Sebagai juara dunia GP125 2004 dan dua kali runner up GP250, kedatangan Andrea Dovizioso di MotoGP pada 2008 sangat diantisipasi, terutama saat ia digaet oleh Repsol Honda pada 2009. Selama tiga tahun membela tim tersebut, Dovizioso memang mampu mengoleksi 15 podium, namun hanya berhasil membawa pulang satu kemenangan.
Tahun 2011 pun diyakini Dovizioso sebagai masa-masa terberatnya, di mana ia harus bertandem dengan Casey Stoner dan Dani Pedrosa sekaligus. Rider Italia ini pun mengaku harus susah payah membuktikan diri, namun Stoner kelewat tangguh, merebut 10 kemenangan dan merebut gelar dunia.
Dovizioso juga harus susah payah mengalahkan Pedrosa, yang juga dijagokan sebagai juara dunia. Pada akhir musim, Dovizioso pun menduduki peringkat ketiga pada klasemen pebalap, unggul sembilan poin dari Pedrosa. Meski begitu, Dovizioso akhirnya hijrah ke Monster Yamaha 3 pada 2012, dan membela Ducati Corse sejak 2013.
"Tahun 2011 adalah tahun terberat bagi saya. Semakin Anda obyektif, Anda juga semakin membandingkan diri dengan orang lain dan situasinya makin buruk. Saya orang yang sangat obyektif, tapi juga realistis. Bagaimana cara melewati fase macam itu? Terus bekerja keras," ujarnya via Corriere dello Sport.
Pantang Menyerah
Selama membela Tech 3 Yamaha, Dovizioso berhasil merebut enam podium, meski sekadar mengendarai YZR-M1 spek satelit. Hal ini membuat Ducati menggaetnya pada 2013 dan dijadikan ujung tombak pengembangan Desmosedici hingga kini.
"Anda bisa lihat situasinya lewat sudut pandang positif atau negatif. Orang lain mungkin bakal menyerah menghadapi situasi macam itu. Tapi saya mampu memperbaiki diri," ujar rider berjuluk DesmoDovi ini.
Lihat Sisi Positif
Dovizioso pun menyatakan bahwa masa-masa buruknya dengan Repsol Honda tak selalu bermakna negatif. Ia yakin periode tersebut justru berhasil membuatnya kuat seperti sekarang; menjadi runner up MotoGP selama dua tahun terakhir.
"Saya harus menerima kenyataan bahwa ada tahun-tahun buruk. Tapi ada sinyal positif saat saya tak mampu menang kala itu, karena kini saya justru sukses. Ini membuktikan bahwa saya telah berkembang dan makin kuat dalam usia 32 tahun dibanding saat masih berusia 25," pungkasnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ducati Bakal Resmikan Tim MotoGP 2019 di Swiss
Otomotif 21 Desember 2018, 16:30 -
Petrucci: Ducati Tak Terbiasa Lihat Pebalapnya Akur
Otomotif 21 Desember 2018, 15:15 -
Dovizioso Ungkap Keuntungan Setim Bareng Lorenzo
Otomotif 21 Desember 2018, 12:50 -
Beginilah Bila Rider MotoGP Diminta Mendesain Sirkuit Sendiri
Open Play 20 Desember 2018, 13:50 -
'Dovizioso Makin Kuat, Tapi Belum Layak Sejajar Marquez'
Otomotif 19 Desember 2018, 09:35
LATEST UPDATE
-
Italia Ukir Rekor Buruk Usai Kalah dari Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:22 -
Italia Kesulitan Hadapi Bola Udara Jerman
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:04 -
Man of the Match Italia vs Jerman: Joshua Kimmich
Piala Eropa 21 Maret 2025, 06:01 -
Man of the Match Belanda vs Spanyol: Jeremie Frimpong
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:55 -
Calafiori Cedera, Italia dan Arsenal Dibayangi Kekhawatiran
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:52 -
Man of the Match Denmark vs Portugal: Diogo Costa
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:41 -
Man of the Match Kroasia vs Prancis: Ivan Perisic
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:32 -
Link Live Streaming Peru vs Bolivia - Kualifikasi Piala Dunia 2026
Amerika Latin 21 Maret 2025, 05:30
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40