Masa Depan Tak Tentu: 6 Rider Bisa 'Cabut' dari Tim Pabrikan di MotoGP 2023

Anindhya Danartikanya | 6 Desember 2021 15:10
Masa Depan Tak Tentu: 6 Rider Bisa 'Cabut' dari Tim Pabrikan di MotoGP 2023
MotoGP Emilia Romagna 2021 di Sirkuit Misano, Italia (c) AP Photo

Bola.net - Kontrak kebanyakan rider MotoGP akan habis pada akhir 2022. Hanya tiga rider yang masa depannya sudah terjamin, yakni Marc Marquez (Repsol Honda) dan Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing) yang punya kontrak sampai 2024, serta Franco Morbidelli (Monster Energy Yamaha) yang kontraknya akan habis pada akhir 2023.

Alhasil, ada 21 pembalap yang harus membuat tim dan pabrikan mereka terkesan agar dapat perpanjangan kontrak untuk musim 2023 dan 2024. Namun, ada enam pembalap yang punya potensi lebih besar untuk hengkang dari timnya masing-masing. Uniknya, mereka semua dari tim yang berstatus pabrikan.

Advertisement

Enam pembalap ini masa depannya tak menentu meski terbukti punya performa yang garang di lintasan. Alasan dan penyebabnya pun bermacam-macam. Ada yang karena performa tak konsisten, gagal memenuhi ekspektasi tim sepanjang 2021, bahkan ada pula yang tak puas atas kinerja timnya.

Siapa saja sih pembalap yang terancam 'out' dari tim pabrikan masing-masing di MotoGP 2023? Berikut ulasannya.

1 dari 6 halaman

Jack Miller - Ducati Lenovo Team

Jack Miller - Ducati Lenovo Team

Pembalap Ducati Lenovo Team, Jack Miller (c) Ducati Corse

Tak pelak lagi 2021 merupakan musim terbaik Jack Miller di MotoGP sejak melompat langsung dari Moto3 pada 2015. Ia mengoleksi lima podium serta dua kemenangan, dan menempati peringkat keempat di klasemen, yakni peringkat terbaiknya di kelas para raja. Meski begitu, hasil ini tak sesuai dengan target yang dipatok Ducati padanya.

Pasalnya, dari enam rider mereka yang turun di MotoGP 2021, Miller merupakan rider yang paling lama membela Ducati, yakni sejak masih bernaung di Pramac Racing pada 2018. Pada 2019-2020, sebelum bergabung dengan tim pabrikan, The Thriller juga merupakan rider Ducati dengan podium terbanyak (9), di belakang Andrea Dovizioso (12).

Berdasar catatan itu, Ducati menargetkan gelar dunia pada Miller tahun ini. Namun, runner up Moto3 2014 itu justru jatuh di bawah bayang-bayang sang tandem, Pecco Bagnaia. Ia juga terancam oleh kehadiran Jorge Martin, yang musim ini berstatus sebagai debutan Pramac, namun sudah mampu mengoleksi empat podium dan satu kemenangan.

2 dari 6 halaman

Maverick Vinales - Aprilia Racing

Maverick Vinales - Aprilia Racing

Pembalap Aprilia Racing, Maverick Vinales (c) Aprilia Racing

Keraguan publik pada Maverick Vinales kembali mencuat musim ini akibat performa yang angin-anginan dengan Monster Energy Yamaha. Puncaknya bahkan terjadi ketika kedua belah pihak berpisah pada pertengahan musim akibat cekcok baik di dalam maupun luar lintasan.

Usai hengkang dari Yamaha terhitung sejak 20 Agustus, Vinales kemudian membela Aprilia Racing, dan kontraknya akan habis pada akhir 2022. Namun, ketika Aleix Espargaro berhasil naik podium di Silverstone, Vinales belum juga menunjukkan kemajuan performa, dan hal ini terlihat lagi dalam uji coba pascamusim di Jerez pada tengah November.

Kesulitan utama Vinales adalah ia terlalu terbiasa mengendarai motor bermesin inline-4 (Suzuki dan Yamaha), dan kini harus mengendarai mesin V4. Beberapa balapan pertama musim 2022 pun akan jadi momen krusial bagi Vinales untuk menunjukkan potensinya pada Aprilia, demi dapat perpanjangan kontrak 2023 dan 2024.

3 dari 6 halaman

Pol Espargaro - Repsol Honda

Pol Espargaro - Repsol Honda

Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro (c) Honda Racing Corporation

Usai membela KTM selama empat musim, Pol Espargaro bikin orang terheran-heran akibat keputusannya pindah ke Repsol Honda tahun ini. Pasalnya, bukan rahasia lagi bahwa Honda RC213V merupakan motor yang hanya jinak di tangan Marc Marquez dan sulit ramah pada pembalap lain.

Sesuai prediksi banyak pihak, Polyccio jatuh bangun beradaptasi dengan RCV. Masuk posisi 10 besar pun, ia harus susah payah. Sepanjang musim, performanya yang mencolok 'hanya' terjadi saat ia meraih pole di Silverstone dan finis kedua di Emilia Romagna. Pada dua balapan terakhir, ia kembali kesulitan, bahkan gagal finis di Valencia.

Seperti halnya Miller dan Vinales, Espargaro bakal mendapati beberapa seri perdana MotoGP 2022 sangat menentukan masa depannya di Repsol Honda. Apalagi pabrikan Sayap Tunggal punya rider muda yang juga dua kali juara dunia, yakni Alex Marquez, dan sedang memburu rider Moto2 asal Jepang, Ai Ogura.

4 dari 6 halaman

Alex Rins - Suzuki Ecstar

Alex Rins - Suzuki Ecstar

Pembalap Suzuki Ecstar, Alex Rins (c) Suzuki Racing

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Alex Rins merupakan rider yang sangat bertalenta dan mampu melaju sangat cepat. Saat berada di situasi yang baik, ia sudah pasti mampu mengancam persaingan papan atas. Sayang, koleksi kecelakaannya musim ini membuat banyak orang meragukannya.

Rins berkali-kali menunjukkan performa yang solid dalam memperebutkan kemenangan. Namun, ia kerap melakukan kesalahan sepele yang membuatnya gagal finis atau gagal meraih poin. Padahal, pada musimnya yang kelima di MotoGP, ia sangat diharapkan Suzuki Ecstar untuk ikut memperebutkan gelar dunia.

Nyatanya, dalam dua tahun terakhir, ia justru diasapi oleh sang tandem yang lebih muda, Joan Mir. Mir sendiri malah sukses merebut gelar dunia 2020 pada musim keduanya, dan musim ini kembali tampil konsisten hingga menduduki peringkat ketiga pada klasemen akhir.

5 dari 6 halaman

Miguel Oliveira - Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira - Red Bull KTM Factory Racing

Pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Miguel Oliveira (c) AP Photo

Sejak menggebrak dengan ancamannya pada Danny Kent di Moto3 2015 dan pada Pecco Bagnaia di Moto2 2018, Miguel Oliveira dipastikan oleh KTM harus menjadi salah satu tombak mereka di MotoGP suatu saat nanti. Dua kemenangannya bersama Tech 3 pada 2020 pun membuktikan bahwa Oliveira punya potensi besar.

Atas alasan itulah, ia dipindahkan ke Red Bull KTM Factory Racing musim ini, sebagai pengganti Pol Espargaro. Sempat terseok-seok gara-gara performa RC16 yang jeblok, Oliveira tiba-tiba bikin kejutan dengan naik podium di Mugello dan Sachsenring, bahkan menang di Catalunya, trek yang dikenal tak bersahabat dengan KTM.

Namun, sejak mengalami kecelakaan di Seri Styria dan dapat cedera kepala, mentalitas Oliveira terjun bebas dan performa garangnya tak kunjung kembali hingga akhir musim. Ia bahkan diasapi sang tandem, Brad Binder, yang duduk di peringkat keenam di klasemen, sementara Oliveira duduk di peringkat 14.

6 dari 6 halaman

Joan Mir - Suzuki Ecstar

Joan Mir - Suzuki Ecstar

Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir (c) Suzuki Racing

Di atas kertas, harusnya tak ada alasan bagi Joan Mir untuk meninggalkan Suzuki Ecstar. Apalagi jika mengingat fakta bahwa ia merupakan juara dunia MotoGP 2020 dan duduk di peringkat ketiga pada klasemen 2021. Namun, Mir tak menutupi rasa frustrasinya pada progres pengembangan GSX-RR yang lelet.

Kendala yang paling mengganjal bagi Mir adalah motor tersebut lemah pada lap tunggal, hingga performa Mir dan Rins loyo di kualifikasi. Start dari belakang jelas tak menguntungkan mereka dalam sesi balap. Hal ini pun kembali dikeluhkan Mir pada akhir musim, dan ia tak segan menyatakan keraguannya bertahan pada 2023.

Mir bahkan mengaku kini dirinya mulai mengamati 'pergerakan' grid MotoGP demi melihat proyek mana yang paling menjanjikan untuknya. "Penting untuk sedikit memperhatikan situasi 'pasar', melihat-lihat apa yang bisa kami lakukan. Entah apa yang akan saya lakukan nanti," ujar Mir kepada Marca, Selasa (30/11/2021).