Marco Bezzecchi, Anak Didik Rossi yang Tetap Merendah
Anindhya Danartikanya | 5 Januari 2019 13:50
Bola.net - - Usai menduduki peringkat ketiga di Moto3 tahun lalu, Marco Bezzecchi akan menghadapi tantangan baru, yakni turun di Moto3 bersama Red Bull KTM Tech 3. Rider asal Italia ini pun mengaku sama sekali tak mengira bakal menjalani masa-masa menyenangkan sekaligus menegangkan hanya dalam dua tahun berpartisipasi di arena Grand Prix.
Bezzecchi yang merupakan anak didik Valentino Rossi di VR46 Riders Academy, menjalani debut Moto3 semusim penuh pada 2017. Membela CIP di atas motor Mahindra, ia hanya duduk di peringkat ke-23. Tahun lalu, ia pindah ke Redox Prustel GP untuk mengendarai KTM, dan prestasinya langsung melonjak tajam.
Bersama Jorge Martin, Bezzecchi memperebutkan gelar dengan sembilan podium dan tiga kemenangan. Keduanya bergantian memimpin klasemen pebalap, dan ketika berpeluang mengamankan peringkat runner up di Valencia, ia justru dua kali terjatuh dan finis ke-20. Hasil ini membuatnya harus merelakan status runner up jatuh ke tangan Fabio di Giannantonio.
"Sungguh impresif jika melihat diri saya pada 2017. Tak ada orang yang mau bertaruh sepeser euro pun untuk saya! Saya bisa katakan kami telah bekerja dengan sangat baik, dan saya senang bisa membayar dukungan yang diberikan orang-orang terdekat saya, terutama ayah saya," ujar Bezzecchi kepada Motosprint.
Berusaha Tetap Membumi
Dinilai sukses mengharumkan nama Italia, rider berusia 20 tahun ini pun mendapat banyak pujian dari berbagai pihak. Meski begitu, Bezzecchi mengaku tak ingin kelewat terlena dan memilih berusaha tetap rendah hati.
"Anda bisa terlena dengan mudah jika mendapat banyak perhatian seperti saya tahun lalu. Kini semua orang mewawancarai saya, bahkan walikota (Rimini) mengadakan pesta untuk saya. Tapi jika Anda menjalani dua balapan buruk, Anda langsung banjir kritik tajam. Saya memang pebalap profesional, tapi semua saya mulai dari nol," ungkapnya.
Waktu yang Tepat untuk Naik Kelas
Sikap rendah hati pun dibawa Bezzecchi ke Moto2. Ia yakin sikap ini bakal memengaruhi mentalitasnya dalam menjalani musim debut di kelas intermediate, terutama usai duduk di posisi 25 dalam daftar kombinasi catatan waktu uji coba pascamusim Jerez, Spanyol, November lalu. Kini ia pun memilih fokus pada tahap adaptasi.
"Usai semusim penuh berada di depan, sungguh aneh melihat nama saya ada di posisi bawah daftar catatan waktu. Tapi Triumph mesin yang hebat, terutama soal akselerasi. Bannya sangat berbeda dengan Moto3, terutama usianya, jadi Anda punya banyak waktu untuk mencari catatan yang baik. Motor ini lebih besar dan sensitif pada pergerakan tubuh," tuturnya.
Rider yang akrab disapa Bez ini pun yakin, meski ia gagal merebut gelar Moto3, 2019 adalah waktu yang tepat untuk naik kelas. "Saya rasa ini waktu yang tepat untuk naik ke Moto2, meski saya punya kesempatan bertahan di Moto3. Mesin Triumph dan elektronik baru membuat semua orang memulai nyaris dari nol, dan ketertinggalan para debutan jelas bakal lebih kecil," tutupnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ikuti Jejak Valentino Rossi, Kenan Sofuoglu Orbitkan Rider Turki
Otomotif 4 Januari 2019, 14:30 -
'Demi Gelar, Vinales Harus Konsisten Asapi Rossi'
Otomotif 4 Januari 2019, 10:00 -
Safety Commission MotoGP Bikin Opini Rider Kian Didengar
Otomotif 3 Januari 2019, 13:45 -
Stoner: Tak Ada Alasan Bagi Rossi untuk Pensiun
Otomotif 3 Januari 2019, 11:45 -
Dua Tandem Ini Kawinkan Lebih Banyak Gelar dari Marquez-Lorenzo
Otomotif 2 Januari 2019, 13:10
LATEST UPDATE
-
Digeprek Australia, Patrick Kluivert Minta Timnas Indonesia Move On
Tim Nasional 20 Maret 2025, 21:22 -
RESMI! Daftar 4 Negara yang Sudah Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 20 Maret 2025, 19:54
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40