Marc Marquez vs Pol Espargaro: Rivalitas Bisa 'Bersemi' Kembali di Repsol Honda

Anindhya Danartikanya | 6 Juni 2020 09:38
Marc Marquez vs Pol Espargaro: Rivalitas Bisa 'Bersemi' Kembali di Repsol Honda
Marc Marquez dan Pol Espargaro (c) AP Photo

Bola.net - Belakangan ini MotoGP dihebohkan dengan kabar Pol Espargaro telah sepakat akan bergabung dengan Repsol Honda, yang berarti ia bisa bertandem dengan Marc Marquez musim depan. Meski sejak turun di MotoGP keduanya tak pernah cekcok, mereka punya rivalitas sengit sejak belia.

Walau belum ada pengumuman resmi dari Repsol Honda, seisi paddock MotoGP sangat yakin Espargaro telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun dan akan menggantikan posisi adik Marquez sendiri, Alex Marquez, yang baru turun di kelas tertinggi tahun ini usai merebut gelar dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019.

Advertisement

Nama Espargaro memang sudah dikait-kaitkan dengan Honda sejak beberapa bulan lalu, usai Manajer Tim Repsol Honda, Alberto Puig, menyebut Espargaro bakal kompetitif di atas RC213V dan memenuhi segala standar seorang rider Honda, yakni gaya balap yang agresif seperti Marquez.

Kemiripan gaya balap antara Marquez dan Espargaro sejatinya telah diakui paddock MotoGP sejak lama, namun selalu dianggap angin lalu karena selama ini Espargaro membela Yamaha dan KTM dan tak pernah lagi terlihat bertarung wheel-to-wheel dengan Marquez sejak mereka masih di Moto2.

1 dari 5 halaman

Sudah Balapan Bareng Sejak Anak-Anak

Marquez dan Espargaro diketahui sudah berkompetisi bersama sejak turun di ajang junior nasional Spanyol RACC. Espargaro yang dua tahun lebih tua, menjalani debut Grand Prix lebih dulu di GP125 pada 2006, dan Marquez pun menyusul pada 2008.

Sejak di GP125, Marquez dan Espargaro sama-sama kompetitif. Pada 2010, Marquez merebut gelar dunia, sementara Espargaro duduk di peringkat 3. Mereka pun naik ke Moto2 pada 2011, di mana Marquez langsung jadi runner up usai memperebutkan gelar dunia bersama Stefan Bradl, sementara Espargaro harus duduk di peringkat 13.

Setahun setelahnya, rivalitas mereka makin menegangkan. Tak hanya sama kuat, keduanya kerap bertarung sengit dan menimbulkan insiden-insiden berbahaya. Yang paling mencolok adalah senggolan yang terjadi seri kandang mereka, Catalunya, Spanyol, saat Espargaro memimpin klasemen dengan keunggulan 1 poin atas Marquez menjelang balapan.

2 dari 5 halaman

Insiden di Tikungan 10 Catalunya

Insiden di Tikungan 10 Catalunya

Marc Marquez dan Pol Espargaro (c) YouTube/MotoGP

Dalam balapan tersebut, Marquez, Andrea Iannone, dan Thomas Luthi sengit memperebutkan posisi terdepan, dan aksi saling salip mereka membuat Espargaro bisa menyusul pada pertengahan balap. Namun, di Tikungan 10, akibat senggolan dengan Luthi, Marquez melebar namun berhasil menghindari kecelakaan berkat aksi 'save'-nya.

Ia pun bertekad segera kembali ke garis balap yang benar, namun ia tak melihat Espargaro yang melaju menuju jalur dalam tikungan tersebut. Keduanya bertabrakan, membuat Espargaro terjatuh dan gagal finis, sementara Marquez tetap melaju dan akhirnya finis ketiga di belakang Iannone dan Luthi.

Marquez dijatuhi hukuman satu menit atas insiden tersebut dan dinyatakan finis di posisi 23. Uniknya, banyak tokoh, termasuk para rider MotoGP seperti Casey Stoner dan Valentino Rossi memberikan pembelaan kepadanya, dan meyakini itu hanya insiden balap biasa. Tim Marquez kala itu, Catalunya Caixa Repsol, mengajukan banding ke Badan Pengawas Balap dan hukumannya dicabut.

3 dari 5 halaman

Insiden Jadi Kasus, Sampai ke FIM dan CAS

Insiden Jadi Kasus, Sampai ke FIM dan CAS

Marc Marquez dan Pol Espargaro (c) MotoGP.com

Pencabutan hukuman ini pun tak bisa diterima oleh tim Espargaro, Pons HP 40, yang mengajukan banding dan menuntut Marquez untuk dihukum. "Sungguh mengkhawatirkan bahwa ia (Marquez) melupakan kewajiban untuk melihat situasi trek sekalinya ia meninggalkan trek, agar tak menabrak rider lain, meningkatkan kemungkinan cedera dalam olahraga yang melibatkan risiko nyawa partisipannya," ungkap Pons dalam pernyataan resminya seperti yang dikutip Motorsport.com.

Kasus ini pun dibawa ke Pengadilan FIM (Federasi Balap Motor Internasional) yang sidangnya digelar pada pekan balap MotoGP Belanda pada akhir Juni. FIM pun memutuskan bahwa Marquez tetap tak bersalah, dan Pons pun membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) dan justru mendapatkan penolakan.

Pada musim itu, Marquez pun sukses merebut gelar dunia, sementara Espargaro menjadi runner up. Usai Marquez naik ke MotoGP bersama Repsol Honda pada 2013, barulah Espargaro sukses menjadi juara dunia Moto2 usai membekuk Scott Redding, dan kemudian menyusul naik ke kelas tertinggi pada 2014 bersama Monster Yamaha Tech 3.

4 dari 5 halaman

Bisa Jadi Tandem Terkuat Marc Marquez

Bisa Jadi Tandem Terkuat Marc Marquez

Pebalap Red Bull KTM, Pol Espargaro (c) KTN

Bersama Tech 3 Yamaha selama tiga musim, Espargaro tak pernah naik podium dan tak mendapatkan dukungan teknis mumpuni. Usai tak melihat peluang membela tim pabrikan Yamaha, Espargaro pun memilih hengkang ke Red Bull KM Factory Racing pada 2017, di mana ia menjadi rider nomor satu dan memimpin pengembangan motor RC16.

Namun, akibat proyek KTM merupakan proyek yang baru, Polyccio tak bisa langsung bertarung di posisi terdepan. Meski begitu, karakter KTM yang mirip dengan Honda, membuat banyak orang, termasuk Alberto Puig, ingat bahwa Espargaro memang memiliki gaya balap yang sama agresifnya dengan Marquez.

Kini, dengan kabar bahwa Espargaro telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun dengan Repsol Honda, ia pun diprediksi bisa menjadi tandem Marquez yang terkuat, setelah ia pernah berbagi garasi dengan Dani Pedrosa, Jorge Lorenzo, dan Alex Marquez.