Luca Marini Curhat Kecewa Tak Pernah Turun di Moto3, Lewatkan Pelajaran Penting

Anindhya Danartikanya | 17 Februari 2021 10:40
Luca Marini Curhat Kecewa Tak Pernah Turun di Moto3, Lewatkan Pelajaran Penting
Pembalap Esponsorama Racing-Sky Racing VR46, Luca Marini (c) Sky Racing VR46

Bola.net - Meski dirinya merupakan adik rider sekaliber Valentino Rossi, Luca Marini tak selalu punya jalan mulus dalam kariernya. Salah satu hal yang tak pernah ia dapatkan di dunia balap motor adalah pengalaman turun di kelas Moto3, akibat tubuhnya yang cepat tumbuh tinggi besar sejak usia belia. Hal ini ia sampaikan via GPOne, Selasa (16/2/2021).

Marini sempat turun di kelas Moto3, namun hanya di CIV Italia yang level persaingannya tak seketat CEV atau Grand Prix. Saat pindah ke CEV pun, ia turun di kelas Moto2. Alhasil, saat menjalani debut Grand Prix pada 2016, ia juga langsung berlaga di kelas Moto2. Marini yakin kariernya kini sudah di jalan yang tepat, namun ia merasa bakal lebih mantap andai turun di Moto3 lebih dulu.

Advertisement

"Sepanjang karier, saya telah menjalani masa 'magang' dengan baik, walau tak yang mudah, apalagi naik ke MotoGP begitu cepat. Sejatinya, saya sangat ingin tiba di Grand Prix lebih awal, turun di Moto3 lebih dulu, kelas balap yang mengajarkan banyak hal yang takkan bisa Anda temukan lagi. Sebenarnya, Anda bisa menemukannya, tapi jadi lebih sulit dipahami," ungkapnya.

1 dari 3 halaman

Kerja Keras Akhirnya Membuahkan Hasil

"Saat di Grand Prix, saya langsung turun di Moto2, dan itu tak mudah. Saya butuh dua musim beradaptasi pada kategorinya dan realita baru di kejuaraan dunia. Apalagi level Moto2 sangatlah tinggi, jadi tak mudah langsung meraih hasil baik. Tapi tiap tahun saya selalu coba bekerja lebih keras. Saya merasa makin kuat," lanjut Marini.

Dua musim perdana di Moto2 pun dihabiskan Marini di Forward Racing, dan sejak pindah ke Sky Racing VR46 pada 2018, kariernya meroket, kerap naik podium dan meraih kemenangan. Ujung-ujungnya, ia sengit memperebutkan gelar dunia bersama Enea Bastianini, Sam Lowes, dan Marco Bezzecchi pada 2020, hingga dapat kans naik ke MotoGP tahun ini.

"Kini, saya punya kepercayaan diri lebih besar, dan setiap tahun selalu coba mencari kemajuan kecil. Sekarang saya jauh lebih cepat dari ketimbang saat masih menjalani debut. Saya pun merasa telah mengambil langkah bagus dan melakukan pengorbanan yang tepat, dan ketika Anda jadi runner up di Moto2, tentu Anda siap untuk melompat lebih tinggi," tuturnya.

2 dari 3 halaman

Buka Bab Baru, Tatap Masa Depan

Usai jadi runner up Moto2 2020, Marini pun akan turun di MotoGP bersama Esponsorama Racing - Sky Racing VR46 tahun ini. Rider berjuluk Marinovich ini tak memungkiri ada beberapa kekecewaan yang pernah ia rasakan pada masa lalu, namun ia tak menyesali apa pun yang sudah terjadi.

"Saya tak menyesali apa pun. Saya merasa kuat, dan bisa merebut gelar. Saya kecewa tak berhasil membawanya pulang, karena itu hasil penting. Namun, jadi runner up tak membuat musim lalu menjadi tak berarti, karena justru membuktikan bahwa saya kuat dan cepat," ungkap Marini.

Kini ia merasa harus fokus menatap masa depan dan terus memperbaiki diri. "Ini semua sudah jadi masa lalu, Anda harus fokus pada masa sekarang. Anda bisa saja meraih prestasi yang Anda mau, namun jika Anda tak melanjutkannya, maka masa depan bakal sulit," pungkas pembalap berusia 23 tahun ini.

Sumber: GPOne