Kompetitif di Moto3 dan Moto2, Jorge Martin Pede Juga Garang di MotoGP

Anindhya Danartikanya | 21 Januari 2021 11:55
Kompetitif di Moto3 dan Moto2, Jorge Martin Pede Juga Garang di MotoGP
Jorge Martin (c) KTM Ajo

Bola.net - Pembalap baru Pramac Racing, Jorge Martin, mengaku percaya diri bisa tampil garang juga di MotoGP, jika mengingat dirinya sangat kompetitif selama turun di Moto3 dan Moto2. Hal ini disampaikan pembalap berusia 22 tahun tersebut dalam wawancaranya dengan Motorsport Espana pada Rabu (20/1/2021).

Martin memang selalu jadi rider papan atas di semua kelas balap yang ia geluti. Pada 2014, ia sukses jadi juara Red Bull Rookies Cup, mengalahkan juara dunia MotoGP 2020, Joan Mir. Ia akhirnya pindah ke Moto3 pada 2015. Meski terseok-seok bersama Mahindra selama dua musim, talentanya tetap mencolok di paddock MotoGP.

Advertisement

Martin menggebrak sekalinya memakai Honda bersama Gresini Racing pada 2017. Ia meraih sembilan pole dan sembilan podium, yang salah satunya kemenangan, dan duduk di peringkat 4 pada klasemen akhir. Pada 2018, ia makin dominan: meraih 11 pole, 10 podium, 7 kemenangan, dan sukses merebut gelar dunia.

1 dari 3 halaman

Momen Paling Bahagia dalam Hidup

Martinator naik ke Moto2 2019 bersama Red Bull KTM Ajo. Pakai sasis buatan KTM, ia langsung tampil kompetitif dengan dua podium. Pada 2020, KTM menarik sasisnya dan bekerja sama dengan Kalex. Martin sempat diragukan bisa beradaptasi, namun justru meraih enam podium, dua kemenangan, dan mengakhiri musim di peringkat 5.

Kiprah mentereng ini pun membuatnya dilirik banyak pabrikan MotoGP. KTM salah satunya, namun mereka akhirnya lebih memilih Danilo Petrucci untuk diletakkan di Tech 3 karena berpengalaman. Honda juga sempat ingin menggaetnya lagi, namun juga batal. Ducati, yang sudah mengamatinya sejak di Moto3, akhirnya jadi pelabuhan Martin di kelas tertinggi tahun ini.

"Sejak awal 2020, banyak pabrikan melirik saya dan saya melihat langkah mewujudkan impian. Saat saya putuskan ke Ducati, itulah momen saya sadar semua jadi nyata. Sebelum saya mengira bakal naik kelas tahun ini, saya punya opsi lain. Tapi momen saya meraih kesepakatan dengan Ducati adalah momen paling bahagia dalam hidup saya," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Kesempatan Datang pada Saat yang Tepat
"Saya rasa momen krusial ini datang pada saat yang tepat. Saya merasa punya level yang layak. Di Moto2, saya terbukti sangat kompetitif. Mungkin dalam beberapa balapan saya kurang berpengalaman dengan motornya, tapi saat dapat motor apa pun, saya selalu berebut podium dan kemenangan. Jadi, saya sangat tenang dan yakin atas apa pun yang saya lakukan," ungkap rider Spanyol ini.

Meski begitu, debut Martin di MotoGP juga berpotensi terganggu pandemi Covid-19 seperti halnya yang dialami para debutan tahun lalu. Uji coba pramusim di Malaysia pun dibatalkan, hingga para debutan kehilangan tiga hari uji coba di atas motor baru mereka. Martin pun kecewa, namun bukan berarti ini mengurangi intensitas latihannya.

"Debutan butuh waktu adaptasi dalam musim yang normal, terdiri dari 19-20 balapan, sebagai 'uji coba' dan latihan berkendara secara maksimal. Sejauh ini, kami kehilangan tiga hari uji coba, dan ini sungguh disayangkan. Saya pun harus memanfaatkan semua kesempatan untuk latihan, seperti yang saya lakukan dengan Panigale," tutupnya.

Sumber: Motorsport Espana