Karier Unik Aleix Espargaro: Sempat Tak Punya Tim, Kini Jadi Kandidat Juara MotoGP di Masa Senior

Anindhya Danartikanya | 12 Juli 2022 11:56
Karier Unik Aleix Espargaro: Sempat Tak Punya Tim, Kini Jadi Kandidat Juara MotoGP di Masa Senior
Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro (c) AP Photo

Bola.net - Sebelum MotoGP Argentina pada April lalu, kemampuan Aleix Espargaro kerap diragukan oleh banyak pihak karena ia tak pernah meraih satu pun kemenangan dalam kariernya yang panjang di Grand Prix. Namun, kini semuanya berubah. Ia bahkan jadi kandidat juara dunia, rival terdekat Fabio Quartararo.

Espargaro sendiri tak memungkiri bahwa perjalanan kariernya tidaklah biasa. Dari statusnya sebagai juara nasional Spanyol di CEV125 2004, ia malah mendapati jalan yang berliku menuju kesuksesan di masa depan. Ia bahkan sempat tak punya tim untuk dibela, sehingga kariernya terancam berakhir lebih awal.

Advertisement

Meski prestasinya di Grand Prix tak terlalu mentereng, Espargaro merupakan rider yang cukup populer di paddock MotoGP. Pasalnya, ia dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki watak pantang menyerah. Hal inilah yang membuatnya dipercaya beberapa pabrikan MotoGP sebagai pemimpin pengembangan motor mereka.

Karier Espargaro di ajang Grand Prix pun diawali oleh debutnya di GP125 Valencia pada 2004 sebagai pembalap wildcard. Ia kemudian mendapatkan kontrak semusim penuh untuk musim 2005 dari Seedorf Racing, yakni tim balap milik dua eks pesepak bola tersohor, Clarence Seedorf dan Roberto Carlos.

1 dari 5 halaman

Debut di MotoGP Bareng Pramac Ducati

Aleix Espargaro saat membela Pramac Racing di MotoGP 2010. (c) Dorna Sports/MotoGP.com

Pada 2006, Espargaro membela Wurth Honda BQR, namun harus naik ke GP250 pada pertengahan musim sebagai pengganti Martin Cardenas. Jalan menuju hasil baik pun kian berliku, puncaknya ketika tim yang seharusnya menaunginya, Italian Campetella Racing, mundur mendadak pada awal GP250 2009.

Espargaro pun tak punya tempat untuk balapan, dan ia hanya menjalani dua balapan di GP250 sebagai rider pengganti di Balatonring Team. Ia bahkan beralih profesi sebagai asisten pribadi sang adik, Pol Espargaro, yang kala itu membela Derbi Racing Team di GP125 untuk memperebutkan gelar dunia.

Pada pertengahan tahun, Espargaro mendadak dapat tawaran membela Pramac Racing, yakni tim satelit Ducati, dalam beberapa balapan. Ia menggantikan Mika Kallio, yang dipanggil ke Ducati Team sebagai pengganti Casey Stoner yang absen akibat intoleransi laktosa. Ia juga menggantikan Niccolo Canepa yang absen di dua seri terakhir akibat cedera.

Espargaro kemudian diumumkan sebagai pembalap permanen Pramac Racing untuk musim 2010. Ia memang enam kali gagal finis, namun sekalinya berlaga dengan lancar, ia selalu ikut meramaikan perebutan posisi 10 besar. Sayang, ia mengakhiri musim di peringkat 14, dan kontraknya tak diperpanjang oleh Pramac Racing.

2 dari 5 halaman

Turun ke Moto2 dan Comeback di MotoGP

Aleix Espargaro saat membela Suzuki Ecstar di MotoGP 2016. (c) AFP

Usai terdepak dari Pramac Racing, Espargaro kemudian turun ke Moto2 pada 2011 untuk membela salah satu tim prestisius yang juga milik eks juara dunia Sito Pons, Pons Racing. Finis ketiga di Catalunya, Espargaro akhirnya mendapatkan podium perdananya di ajang Grand Prix. Sayangnya, ia mengakhiri musim di peringkat 12.

Meski tak garang di Moto2, Espargaro dapat kepercayaan besar dari Aspar Team untuk memikul proyek MotoGP mereka di kategori CRT. Mengendarai motor Aprilia CRT (ART) yang bermesin superbike, Espargaro membela skuad tersebut pada 2012 dan 2013. Meski hanya duduk di peringkat 12 dan 11 pada masing-masing musim, ia sukses menjadi 'juara' di kategori itu.

Status juara CRT ini pun bikin seisi paddock mulai menaruh rasa hormat pada Espargaro. Yamaha dan Forward Racing bahkan mengincarnya untuk musim 2014, dijadikan pemimpin proyek kategori Open yang menggantikan CRT. Meski tak mengendarai motor MotoGP yang 'murni', Espargaro meraih podium di Aragon dan mengakhiri musim di peringkat 7, yakni prestasi terbaiknya di Grand Prix.

Kiprah Espargaro di Forward Yamaha ini membuat Suzuki Ecstar tertarik menggaetnya pada 2015 sebagai pemimpin pengembangan GSX-RR bersama Maverick Vinales. Duet ini mampu membuat motor itu tampil kompetitif. Sayangnya, kolaborasi ini tak berlanjut pada 2017, karena Suzuki ingin merombak line up ridernya bersama Andrea Iannone dan Alex Rins.

3 dari 5 halaman

'Il Capitano' dell'Aprilia Racing

'Il Capitano' dell'Aprilia Racing

Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro (c) AP Photo

Terdepak dari Suzuki Ecstar, Espargaro pun mendapatkan tempat di Aprilia Racing Team Gresini pada 2017, yang kala itu juga melakukan perombakan besar usai tak sukses bersama Alvaro Bautista, Marco Melandri, dan Stefan Bradl. Espargaro pun langsung mendapatkan kepercayaan besar untuk memimpin pengembangan RS-GP.

Sebagai bukti betapa krusialnya peran Espargaro, rider Spanyol tersebut uniknya menjadi satu-satunya rider yang tak pernah diganti oleh Aprilia sejak 2017. Justru Espargaro lah yang terus berganti tandem tiap musim, dari Sam Lowes, Scott Redding, Andrea Iannone, Bradley Smith, Lorenzo Savadori, dan kini Maverick Vinales.

Tak stabilnya lingkungan kerja Aprilia membuat progres RS-GP berjalan lelet. Hal ini sempat membuat Espargaro jengah dan bertekad pensiun dini. Namun, semua berubah sejak awal 2019, ketika eks Sporting Director Scuderia Ferrari Formula 1, Massimo Rivola, bergabung sebagai CEO Aprilia Racing. Kedatangan Rivola membuat Aprilia lebih fokus, dan Espargaro terus mengalami peningkatan.

Berkat jiwa kepemimpinannya yang tinggi, Espargaro pun mendapatkan julukan 'Il Capitano' (Sang Kapten) dari Aprilia. Status ini pun ia tegaskan lewat podiumnya di Silverstone, Inggris, tahun lalu, yakni podium perdana Aprilia di era modern MotoGP, serta yang pertama sejak GP500 Inggris 2000 di Donington Park lewat Jeremy McWilliams.

4 dari 5 halaman

Kandidat Juara Dunia MotoGP 2022

Kandidat Juara Dunia MotoGP 2022

Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro (c) Aprilia Racing

Usai podiumnya di Silverstone kala itu, Espargaro berjanji bahwa hasil tersebut adalah tanda-tanda bahwa masa depan Aprilia di MotoGP menjanjikan. Ia dan timnya pun membuktikan hal tersebut musim ini. Kini berdiri sebagai tim pabrikan seutuhnya usai berpisah dari Gresini Racing, Aprilia Racing bersama Espargaro pun menggila.

Espargaro menggebrak lewat kemenangannya di MotoGP Argentina usai start dari pole. Itu adalah kemenangan perdana Espargaro di ajang Grand Prix, sekaligus kemenangan perdana Aprilia di kelas GP500/MotoGP. Sejak itu, ia bahkan meraih empat podium tambahan, usai finis ketiga di Portimao, Jerez, Le Mans, dan Mugello.

Berkat performanya yang mentereng ini, sekarang Espargaro menjadi kandidat juara MotoGP 2022. Uniknya, ia mencapai titik ini ketika ia bukan lagi pembalap muda. Pada 30 Juli mendatang, ia bakal menginjak usia 33 tahun. Ia adalah rider senior pertama yang memperebutkan gelar dunia MotoGP sejak Andrea Dovizioso (2019).

Setelah Seri Assen, Belanda, Espargaro menduduki peringkat kedua pada klasemen pembalap dengan 151 poin. Dengan sembilan seri tersisa, ia 'hanya' tertinggal 21 poin dari Fabio Quartararo. Akankah ia memberi kejutan dengan merebut gelar pada akhir musim nanti?

5 dari 5 halaman

Statistik Karier Aleix Espargaro

Statistik Karier Aleix Espargaro

Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales (c) Aprilia Racing

Berikut statistik karier Aleix Espargaro di dunia balap motor, dari kiprahnya di CEV 125 (kini JuniorGP) sampai kiprahnya di MotoGP.

2003: CEV 125 - RACC Honda - Peringkat 11

2004: CEV 125 - RACC Honda - Juara

2005: GP125 - Seedorf RC3 Honda - Peringkat 16

2006: GP125 - Wurth Honda BQR Honda - Tidak Terklasifikasi

2006: GP250 - Wurth Honda BQR Honda - Peringkat 19

2007: GP250 - Blusens Aprilia - Peringkat 15

2008: GP250 - Lotus Aprilia - Peringkat 12

2009: GP250 - Balatonring Team Aprilia - Peringkat 20

2009: MotoGP - Pramac Racing Ducati - Peringkat 18

2010: MotoGP - Pramac Racing Ducati - Peringkat 14

2011: Moto2 - Pons HP40 Kalex - Peringkat 12

2012: MotoGP (CRT) - Power Electronics Aspar Aprilia - Peringkat 12 (juara kategori)

2013: MotoGP (CRT) - Power Electronics Aspar Aprilia - Peringkat 11 (juara kategori)

2014: MotoGP (Open) - NGM Forward Racing Yamaha - Peringkat 7 (juara kategori)

2015: MotoGP - Suzuki Ecstar - Peringkat 11

2016: MotoGP - Suzuki Ecstar - Peringkat 11

2017: MotoGP - Aprilia Racing Team Gresini - Peringkat 15

2018: MotoGP - Aprilia Racing Team Gresini - Peringkat 17

2019: MotoGP - Aprilia Racing Team Gresini - Peringkat 14

2020: MotoGP - Aprilia Racing Team Gresini - Peringkat 17

2021: MotoGP - Aprilia Racing Team Gresini - Peringkat 8

2022: MotoGP - Aprilia Racing - Peringkat 2 (sampai Seri Belanda)