Joan Mir-Pecco Bagnaia Kompak Akui Sudah Mustahil Jegal Fabio Quartararo

Anindhya Danartikanya | 30 Agustus 2021 10:37
Joan Mir-Pecco Bagnaia Kompak Akui Sudah Mustahil Jegal Fabio Quartararo
Joan Mir dan Pecco Bagnaia (c) Suzuki Racing, Ducati Corse

Bola.net - Melihat Fabio Quartararo sukses menang sementara mereka sendiri terpuruk di MotoGP Silverstone, Inggris, Minggu (29/8/2021), Joan Mir dan Francesco Bagnaia, kompak yakin bahwa sudah mustahil bagi mereka untuk merebut gelar dunia 2021. Pasalnya, mereka masing-masing hanya mampu finis di posisi 9 dan 14.

Mir dan Bagnaia sejatinya dijagokan merebut kemenangan perdana mereka musim ini di Silverstone. Namun, Mir sudah kesulitan sejak awal pekan balap dan tak pernah menemukan ban dan setup motor yang cocok. Sementara itu, Bagnaia sempat garang di semua sesi, tapi terjun bebas usai kehilangan grip ban dalam balapan.

Advertisement

Saat ditanya oleh Autosport apakah kini kans mempertahankan gelar sudah tak lagi dalam genggaman, Mir tak segan mengiyakan walau merasa sangat kecewa. "Ya, walau semua takkan selesai sebelum bendera finis berkibar dan ini jelas. Namun, ya, saya kecewa soal hari ini," ungkap rider yang juga juara dunia Moto3 2017 ini.

"Jujur saja, saya berharap bisa lebih dekat (dalam perebutan gelar) dan meraih podium lebih banyak musim ini. Kami beberapa kali finis keempat tapi itu bukanlah podium. Tapi hari ini saya memang tak terlalu optimistis. Yang terjadi sungguhlah janggal dan apa yang terjadi hari ini tidaklah jelas. Kami harus memahaminya," lanjutnya.

1 dari 2 halaman

Padahal Sama-Sama Pakai Ban Depan Lunak

Padahal Sama-Sama Pakai Ban Depan Lunak

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) AP Photo

Start ke-11, Mir sejatinya sempat merangsek ke posisi 5 pada Lap 6 usai menyalip Jack Miller. Namun, ban depan lunaknya aus pada pertengahan balap. Uniknya, ini ban yang juga dipakai oleh Quartararo. Namun, rider Yamaha itu justru mampu mempertahankan usia bannya sampai akhir dan merebut kemenangannya yang kelima musim ini.

"Sensasi saya pada lap-lap pertama sangat baik, saya bisa berkendara dengan baik dan berada di posisi yang saya inginkan. Namun, ada masalah pada ban depan dan bikin saya tertinggal 2-3 detik (per lap) pada lima lap terakhir, bahkan lebih parah pada 10-12 lap terakhir. Saya belum tahu apakah masalah ini akibat pemilihan ban, karena sang pemenang juga pakai ban ini," tutur Mir.

Sama seperti Mir dan Quartararo, Bagnaia juga pakai ban depan lunak. Namun, degradasi ban 'Pecco' jauh lebih parah, karena tadinya ia ikut memperebutkan podium pada lap-lap pembuka, namun hanya mampu finis ke-14. Kepada MotoGP.com, ia tak bisa menyembunyikan rasa kecewa, bahkan menyebut Quartararo kini sudah mengunci gelar.

2 dari 2 halaman

Margin 70 Poin Sudah Sulit Dikejar

"Sudah jelas hal aneh terjadi, karena saya selalu di depan pada setiap sesi sepanjang akhir pekan. Ritme dan konsistensi saya sangat baik. Tapi dalam balapan, saya sangat kesulitan, padahal tadinya tak pernah kehilangan grip. Saya coba tak kehilangan posisi, namun pada lap-lap terakhir, ritme saya sama seperti ritme pemenang Moto2," tuturnya.

Kini, Quartararo makin kokoh di puncak klasemen dengan 206 poin, unggul 65 poin atas Mir yang ada di peringkat kedua, dan unggul 70 poin atas Bagnaia yang melorot ke peringkat keempat. Bagnaia pun mengakui, dengan enam seri tersisa, margin poin selebar ini bakal sangat sulit dipersempit, apalagi El Diablo kompetitif di semua trek.

"Kami harus paham apa yang terjadi, karena ini tak normal. Ini kedua kali dalam tiga balapan saya kehilangan poin dan tak tampil baik. Alhasil, sulit bagi saya memperebutkan gelar. Kini Fabio pada praktisnya sudah merebut gelar dunia, karena 70 poin sudah sangat sulit untuk dikejar. Namun, kami belum kehilangan ambisi untuk merebut kemenangan," tutup Bagnaia.

Sumber: Autosport, MotoGP