Gelar Moto3 Bikin Joan Mir Lebih Dewasa Hadapi Kans Juarai MotoGP

Anindhya Danartikanya | 27 Oktober 2020 10:12
Gelar Moto3 Bikin Joan Mir Lebih Dewasa Hadapi Kans Juarai MotoGP
Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir (c) Suzuki

Bola.net - Pembalap Suzuki Ecstar, Joan Mir, menyatakan bahwa gelar dunia Moto3 yang ia raih pada 2017 akan bernilai sama tingginya dengan gelar dunia MotoGP yang kemungkinan akan ia raih tahun ini. Hal ini ia sampaikan via Motorsport.com, Selasa (27/10/2020), usai finis ketiga di MotoGP Teruel, Spanyol, dua hari sebelumnya.

Sejak turun di MotoGP tahun lalu, hingga kini Mir memang belum pernah meraih satu pun kemenangan, namun ia merupakan rider paling konsisten musim dengan koleksi enam podium, dan hal ini membantunya memuncaki klasemen pembalap dengan koleksi 137 poin dengan tiga seri tersisa.

Advertisement

Tekanan untuk merebut gelar dunia pun telah dirasakan rider berusia 23 tahun ini pada 2017, saat ia harus bertarung sengit dengan Romano Fenati dan Aron Canet di Moto3. Mir pun mengakui bahwa persaingannya kala itu sangat bermanfaat bagi mentalnya dalam memperebutkan gelar MotoGP tahun ini.

1 dari 3 halaman

Moto3 2017 Bikin Belajar Dewasa

Moto3 2017 Bikin Belajar Dewasa

Joan Mir saat menjuarai Moto3 2017. (c) Leopard Moto

"Pengalaman kali ini tentu berbeda, momennya juga berbeda. Tapi bagi saya, gelar ini dan gelar itu punya nilai yang sama. Jika akhirnya saya bisa merebut gelar dunia tahun ini, nilai yang saya berikan kepada gelar saya di Moto3 bakal sama dengan yang ini," ungkap rider asal Palma de Mallorca, Spanyol, ini.

Mir pun menyatakan bahwa perjuangannya merebut gelar dunia Moto3 2017 membuatnya belajar lebih dewasa, dan bisa lebih lihai dalam mengendalikan tekanan yang ada, baik dari dirinya sendiri, dari tim, maupun pihak-pihak luar.

"Memang benar bahwa saya kini lebih dewasa, saya punya pengalaman untuk lebih memahami tekanan yang ada, dan bagaimana cara mengendalikannya. Jadi, saya merasa bahwa gelar dunia pada 2017 telah memberi saya banyak pelajaran," lanjut Mir.

2 dari 3 halaman

Harus Cari Kompromi antara Kecepatan dan Risiko

Di lain sisi, mengingat dirinya belum sekalipun menang di MotoGP, Mir menegaskan sekali lagi bahwa dirinya takkan mau mengubah strategi balap. Ia tak mau bermain aman demi sekadar mempertahankan posisi di puncak klasemen kecuali jika dirinya dalam risiko terjatuh. Ia yakin, demi jadi juara, ia harus menang dalam balapan.

"Saya rasa bakal jadi kesalahan besar untuk mengubah strategi balap. Kami harus melaju cepat, yang paling penting adalah menemukan keseimbangan antara melaju cepat dan ambil risiko. Contohnya dalam balapan di Teruel," tutur Mir, yang pernah bertandem dengan Fabio Quartararo di Leopard Racing Moto3 pada 2016.

"Saya pikir saya bisa mengejar, tapi saat saya tak mampu, kenapa harus ngotot dan ambil risiko kecelakaan saat saya tahu tak bisa menang? Jadi, saya tak mau memikirkan gelar pada beberapa momen, seperti pada la-lap awal. Tapi pada momen lainnya mungkin saya bisa pikirkan. Saya harus cari komprominya," tutupnya.

Sumber: Motorsportcom