'Ducati dan Miller-Bagnaia Saling Jatuh Cinta, Tapi Quartararo Lebih Kuat'

Anindhya Danartikanya | 19 Mei 2021 16:32
'Ducati dan Miller-Bagnaia Saling Jatuh Cinta, Tapi Quartararo Lebih Kuat'
Jack Miller dan Pecco Bagnaia (c) Ducati Corse

Bola.net - Eks Manajer Ducati Team, Livio Suppo, yakin Ducati Corse sedang saling 'jatuh cinta' dengan Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Atmosfer positif ini tentu bisa jadi dorongan besar untuk tampil kompetitif di MotoGP. Namun, lewat GPOne pada Selasa (18/5/2021), Suppo menyebut Fabio Quartararo sebagai ancaman terbesar mereka.

Suppo menyatakan, kedatangan Miller dan Bagnaia yang masing-masing masih berusia 26 dan 24 tahun bagaikan angin segar bagi Ducati, usai begitu lama bekerja sama dengan Andrea Dovizioso. Delapan tahun berjuang bersama-sama, nyatanya mereka tak bisa merebut gelar dan mentok tiga kali runner up.

Advertisement

Aura negatif di garasi inilah yang akhirnya membuat Ducati dan Dovizioso berpisah secara tidak baik-baik pada akhir 2020. Suppo pun mengaku maklum suasana tak mengenakkan ini terjadi, pasalnya kedua belah pihak mungkin sama-sama tak lagi percaya bahwa proyek ini masih bisa dilanjutkan demi meraih sukses.

1 dari 3 halaman

Rasa Saling Percaya Bisa Bikin Kompetitif

Rasa Saling Percaya Bisa Bikin Kompetitif

Davide Tardozzi, Pecco Bagnaia, Gigi DallIgna, Jack Miller, dan Paolo Ciabatti (c) Ducati Corse

"Jika rider seperti Dovi bertahan di Ducati begitu lama tanpa meraih target, maka tim hilang rasa percaya pada si pembalap dan juga sebaliknya. Apalagi tahun lalu mereka punya kans besar juara tapi malah menjalani musim di bawah kemampuan. Saya rasa, itu semua terjadi karena mereka sudah tak tahan satu sama lain," ujar Suppo.

Atas alasan ini, kedatangan Miller dan Bagnaia sebagai pembalap muda menghadirkan motivasi baru di garasi Ducati. Suasana menyenangkan pun saat ini sedang terjadi, apalagi kedua rider ini sama-sama tampil baik pada awal musim: Bagnaia meraih tiga podium dan Miller meraih dua kemenangan.

"Saat ini, Ducati sedang jatuh cinta pada dua ridernya, dan kedua rider ini juga jatuh cinta pada Ducati. Ini salah satu hal yang membuat perbedaan. Dari luar, memang mudah menghakimi dan mengkritik, tapi pada era sekarang, saat persaingan sangat ketat, kepercayaan diri pembalap bisa membuat mereka lebih cepat," lanjut Suppo.

2 dari 3 halaman

Minta Ducati Waspada pada Fabio Quartararo

Minta Ducati Waspada pada Fabio Quartararo

Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo (c) Yamaha MotoGP

Meski begitu, Suppo yakin Ducati tak boleh terlena oleh hasil mentereng awal musim ini. Mereka harus sadar betul potensi Fabio Quartararo dan Yamaha tak kalah besarnya musim ini. Apalagi rider Prancis itu terbukti kuat di trek mana pun, dalam cuaca apa pun, dan hanya sempat terkendala arm pump yang kini sudah pulih.

"Saya hanya lihat hal positif dari Ducati. Tapi Fabio punya potensi menang 4-5 kali. Tanpa arm pump, ia bisa menang di Jerez. Andai balapan di Le Mans berjalan kering, bakal sulit membekuknya. Ducati punya kans baik untuk juara, tapi Fabio lebih kuat," ungkap pria yang membawa Miller langsung naik dari Moto3 ke MotoGP pada 2015 ini.

Suppo pun menyatakan Ducati harus memantau gerak-gerik El Diablo, dan memaksimalkan peluang menang di Red Bull Ring, yang selama ini bersahabat dengan Desmosedici. "Balapan dua kali di Austria bisa jadi keuntungan Ducati, dan mereka punya tiga rider kuat untuk mencuri banyak poin dari Fabio," pungkasnya.

Sumber: GPOne