Deja vu 'Sepang Clash' 2015, MotoGP Prihatin Kontroversi Formula 1 Abu Dhabi 2021

Anindhya Danartikanya | 31 Januari 2022 12:00
Deja vu 'Sepang Clash' 2015, MotoGP Prihatin Kontroversi Formula 1 Abu Dhabi 2021
Lewis Hamilton, Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Max Verstappen (c) AP Photo

Bola.net - CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, prihatin Formula 1 terus-terusan dihantui oleh kontroversi yang terjadi di Seri Abu Dhabi 2021, yakni balapan terakhir di mana Max Verstappen dan Lewis Hamilton memperebutkan gelar dunia. Lewat Marca, Sabtu (29/1/2022), ia pun mengaku tak mau hal macam ini terjadi di MotoGP.

Kala itu, Verstappen yang start dari pole, tersalip Hamilton di trek lurus selepas start. Hamilton terus memimpin, namun Nicholas Latifi menghantam pembatas pada Lap 53 dan mengundang Safety Car. Red Bull pun meminta Verstappen melakukan pit stop pada Lap 54 untuk mengganti ban keras ke lunak.

Advertisement

Pada akhir Lap 57, Hamilton dan Verstappen bersisian saat Safety Car masuk ke pit. Pada awal Lap 58, Verstappen menyalip dan mengambil alih pimpinan balap di Tikungan 5. Ia mampu mempertahankan posisi sampai finis. Alhasil, gelar kedelapan yang tadinya di depan mata Hamilton jatuh ke tangan Verstappen.

1 dari 2 halaman

Duel Sampai Akhir Boleh, Tapi Jangan Sampai Jadi Kontroversi

Duel Sampai Akhir Boleh, Tapi Jangan Sampai Jadi Kontroversi

Lewis Hamilton dan Max Verstappen (c) AP Photo

Memasuki 2022, kontroversi itu masih ramai dibicarakan. Hamilton sendiri bungkam dan tak tampil ke publik sejak balapan itu. FIA juga terus menginvestigasi Race Director Michael Masi, yang terancam akan dicopot dari jabatannya sebelum musim baru berlangsung. Ezpeleta pun tak suka jika hal macam ini terjadi di MotoGP.

"Saya tak suka sebuah musim MotoGP diakhiri seperti F1. Saya harap ada dua rider berebut gelar sampai akhir, tapi jika caranya seperti itu... Saya tak berusaha menyerang siapa pun, F1 adalah ajang fantastis, semua pembalap bertarung sengit sepanjang musim. Tapi akhirnya mengundang kontroversi yang tak baik," ujarnya.

Pria asal Spanyol ini pun sedih karena insiden F1 GP Abu Dhabi itu mengingatkannya pada insiden 'Sepang Clash' pada 2015, di mana Valentino Rossi dan Marc Marquez berubah dari kawan menjadi lawan usai Rossi menuduh Marquez membantu Jorge Lorenzo merebut gelar dan keduanya bersenggolan di lintasan.

2 dari 2 halaman

Ogah Mimpi Kontroversi 2015 Terulang

Valentino Rossi dan Marc Marquez dalam jumpa pers MotoGP Malaysia 2015. (c) AFP

"Saya ingin persaingan berlangsung sampai akhir. Tapi saya tak suka jika akhirnya bikin ragu, sampai-sampai sang runner up sama sekali tak bicara. Saya tak memimpikan ini, meski semua orang senang atas perhatian media yang dihasilkan oleh kekacauan 2015 antara Rossi dan Marquez. Saya tidak memimpikan hal macam itu," ungkap Ezpeleta.

Di lain sisi, Ezpeleta mengakui adanya kerja sama yang erat antara MotoGP dan F1. Bersama CEO F1, Stefano Domenicali, Ezpeleta saling bahu membahu membuat kedua ajang balap motorsport terakbar di dunia ini menjadi ajang olahraga yang superior. Hal ini pun terbantu oleh fakta bahwa Domenicali juga penggemar berat MotoGP.

"Kami dan F1 punya ketertarikan yang sama, sementara dengan kejuaraan lain, kami berbeda pikiran. MotoGP dan F1 bekerja sama demi meningkatkan hal-hal yang mirip di antara kami, namun masing-masing tetap memberikan yang terbaik. Fakta bahwa F1 bekerja dengan baik juga bagus untuk kami, begitu pula sebaliknya," tutup Ezpeleta.

Sumber: Marca