6 Bos Tim MotoGP yang Dulunya Pembalap, Jadi Kunci Sukses Para Rider
Anindhya Danartikanya | 27 Juli 2022 17:45
Bola.net - Tak pelak lagi ajang Grand Prix motor dunia merupakan tempat berkumpulnya para pembalap terbaik di muka bumi. Namun, tak cuma orang-orang yang aktif berlaga di trek yang punya status 'terbaik', melainkan juga yang bekerja di balik layar, termasuk para bos tim peserta.
Dari 12 skuad yang berlaga di kelas MotoGP musim ini, enam di antaranya dipimpin mantan pembalap. Mengingat mereka paham betul soal atmosfer persaingan, mereka juga jadi lebih mudah memahami kebutuhan para rider dan tim yang mereka naungi.
Misalnya saja, ketika seorang pembalap sedang frustrasi karena meraih hasil buruk, para manajer yang merupakan mantan pembalap juga bisa bersimpati dan memberikan nasihat-nasihat yang tepat agar sang rider bisa segera bangkit dari momen kelam.
Tak hanya itu, mereka juga bisa memberikan tips berbau teknis yang lebih jitu, karena mereka memahami cara-cara tertentu saat berkendara di lintasan. Nah, siapa saja enam bos tim MotoGP yang merupakan eks pembalap? Simak ulasannya berikut ini ya, Bolaneters!
Alberto Puig - Manajer Tim Repsol Honda
Alberto Puig merupakan eks pembalap GP500 pada era 1990an. Ia tak pernah merebut gelar dunia, namun prestasi terbaiknya adalah peringkat kelima di klasemen akhir musim pada 1994.
Pada 1995, ia menjadi pembalap Spanyol pertama yang mampu memenangi balapan di kandang sendiri, tepatnya di Sirkuit Jerez. Sayang, ia pensiun dalam usia 30 tahun pada 1997 akibat cedera kaki kiri yang sampai kini belum pulih 100%.
Puig kemudian mendedikasikan dirinya kepada program-program junior sebelum ditunjuk jadi Manajer Tim Repsol Honda pada 2018. Beberapa rider ternama yang pernah ia didik antara lain Dani Pedrosa dan Casey Stoner.
Davide Tardozzi - Manajer Ducati Lenovo Team
Davide Tardozzi pernah berlaga di Grand Prix, tepatnya di kelas GP250 1984 dan 1985. Namun, kiprahnya tidak cemerlang di sana, dan beralih ke ranah superbike. Saat WorldSBK digelar pertama kali pada 1988, ia pun meraih lima kemenangan bersama Yamaha-Bimota.
Sayangnya, Tardozzi harus puas mengakhiri musim di peringkat ketiga. Namun, ia menghibur diri dengan kesuksesan menjuarai CIV Superbike pada tahun yang sama, bahkan kemudian mengumpulkan total 7 gelar di kejuaraan itu. Ia juga menjadi juara Superbike Eropa 750cc pada 1991.
Usai pensiun, Tardozzi menjadi Manajer Tim Ducati WorldSBK, membantu Carl Fogarty, Troy Corser, James Toseland, dan Troy Bayliss menjadi juara. Ia hengkang dari Ducati pada akhir 2009 untuk bergabung dengan BMW Motorrad WorldSBK. Pada 2014, ia kembali ke Ducati dan menjabat sebagai manajer tim pabrikan MotoGP.
Lucio Cecchinello - Pemilik dan Manajer Tim LCR Honda
Lucio Cecchinello dikenal sebagai salah satu pembalap 125cc terbaik dalam sejarah, meski tak pernah menyabet gelar dunia. Ia bahkan menjadi runner up kejuaraan nasional Italia pada 1989, di belakang Max Biaggi. Pada 1995, ia menjadi juara Eropa, mengalahkan Valentino Rossi.
Pada 1996, Cecchinello membentuk tim balapnya sendiri, LCR Team, usai gagal bergabung dengan Aprilia Racing, yang menjatuhkan pilihan kepada Rossi untuk diturunkan di GP125. Cecchinello tak hanya berperan sebagai pemilik dan manajer tim, melainkan juga menjadi pembalap untuk skuadnya sendiri.
Pada 2004, Cecchinello akhirnya memutuskan untuk pensiun sebagai pembalap, dan lebih fokus mengembangkan skuadnya lebih jauh. Tak hanya berlaga di GP125 dan GP250, LCR Team akhirnya berlaga di MotoGP untuk pertama kalinya pada 2006 bersama Casey Stoner.
Pablo Nieto - Manajer Mooney VR46 Racing Team
Pablo Nieto merupakan putra dari mendiang 13 kali juara dunia, Angel Nieto. Ia mulai menjadi pembalap motor profesional pada 1998, dan mendapatkan kesempatan untuk turun semusim penuh di GP125 pada 1999.
Sayangnya, Nieto tak mengikuti jejak sang ayah. Ia tak pernah merebut gelar dunia, dan hasil terbaiknya hanyalah peringkat keenam pada 2002 dan 2004. Selama 10 tahun berkompetisi di Grand Prix, ia menjalani 158 start, meraih 8 podium, 1 kemenangan, dan 3 pole.
Pada akhir 2008, ia memutuskan pensiun dan fokus terlibat dalam manajemen tim balap Grand Prix, bahkan ikut membantu Maverick Vinales menjuarai Moto3 2013. Pada 2015, Nieto pun diminta Valentino Rossi menjadi manajer tim balapnya, menggantikan Vittoriano Guareschi.
Fonsi Nieto - Sporting Director Prima Pramac Racing
Fonsi Nieto merupakan keponakan dari mendiang Angel Nieto. Seperti sepupunya, yakni Gelete dan Pablo Nieto, Fonsi juga merupakan eks pembalap Grand Prix. Pria Spanyol yang juga berprofesi sebagai DJ ini pernah menjuarai CEV 125 1998, serta CEV 250 1999 dan 2000, sembari berlaga di GP250.
Fonsi bahkan sukses merebut gelar runner up GP250 2002, di belakang Marco Melandri. Setelah berpetualang di GP250, Fonsi kemudian pindah ke WorldSBK pada 2005, dan sempat menjalani satu balapan di MotoGP 2007. Pada 2010, ia juga kembali berlaga di Moto2.
Sayang, ia mengalami cedera parah di Indianapolis dan tak pernah pulih, sehingga memilih pensiun. Pada 2017, ia bergabung dengan Pramac Racing di MotoGP sebagai pelatih balap. Tahun ini, ia naik pangkat menjadi sporting director usai Francesco Guidotti memilih pindah ke Red Bull KTM sebagai manajer tim.
Pit Beirer - Direktur KTM Motorsport
Pit Beirer tak pelak lagi merupakan sosok paling penting di departemen balap KTM. Tak hanya mengurus MotoGP, pria asal Jerman ini juga merupakan penentu kesuksesan KTM di ajang balap lainnya, seperti motocross dan reli.
Beirer tadinya merupakan pembalap motocross dan bintang ajang MXGP di kelas 250cc. Ia mengakhiri musim 1997, 1998, 2000, dan 2002 di peringkat ketiga, dan bahkan jadi runner up pada 1999.
Sayang, pada 2003, Beirer mengalami kecelakaan dalam MXGP Bulgaria dan lumpuh dari pinggang ke bawah. Ia pun terpaksa pensiun, tetapi KTM memberikan tugas baru sebagai kepala departemen balap off-road. Sejak 2014, ia juga menjabat sebagai kepala departemen balap on-road.
Baca juga:
- Enea Bastianini: Alex Marquez yang Sesungguhnya akan Terlihat di Gresini-Ducati
- Bakal Punya Tim Satelit, Aprilia Minta 4 Pembalapnya Akur Saat Kerja Bareng
- Kawasaki Masih Anti Balik ke MotoGP: Terlalu Banyak Balapan, WorldSBK Lebih Nyaman
- Maklum Miguel Oliveira Ogah Balik, Tech 3 KTM: Soalnya 2 Kali Sakit Hati
- Valentino Rossi Minta Fansnya Tetap Nonton MotoGP, Dukung Anggota VR46
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Dulu Jadi Pembalap Bandel, Jack Miller Ngaku 'Insaf' Berkat Cal Crutchlow
Otomotif 26 Juli 2022, 16:57 -
'KTM Butuh Atmosfer Positif, Cuma Brad Binder yang Tak Punya Sikap Negatif'
Otomotif 26 Juli 2022, 15:49
LATEST UPDATE
-
Kontrak di Real Madrid Kian Menipis, Antonio Rudiger Cuek!
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 01:47 -
Link Live Streaming Kroasia vs Prancis - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:42 -
Link Live Streaming Denmark vs Portugal - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:35 -
Link Live Streaming Italia vs Jerman - Perempat Final UEFA Nations League
Piala Eropa 21 Maret 2025, 01:25 -
Banding Ditolak, Laga Barcelona vs Osasuna Tetap Digelar Pekan Depan
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 01:18 -
Diinginkan MU dan Liverpool, Juventus Bersedia Lepas Kenan Yildiz?
Liga Italia 21 Maret 2025, 01:01 -
Gak Jadi Beli, Real Betis Mau Pinjam Antony Lagi dari MU!
Liga Spanyol 21 Maret 2025, 00:52 -
Analisa Coach RD: Indonesia Kena Jebak Australia
Tim Nasional 21 Maret 2025, 00:41
LATEST EDITORIAL
-
Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Dilepas Real Madrid pada 2015
Editorial 20 Maret 2025, 10:39 -
5 Target Alternatif untuk Man Utd Setelah Gagal Rekrut Geovany Quenda
Editorial 19 Maret 2025, 12:40