3 Kali Setim, Miguel Oliveira-Brad Binder Bentuk 'Dream Team' KTM di MotoGP 2021

Anindhya Danartikanya | 26 Januari 2021 19:19
3 Kali Setim, Miguel Oliveira-Brad Binder Bentuk 'Dream Team' KTM di MotoGP 2021
Miguel Oliveira dan Brad Binder (c) KTM/MotoGP.com

Bola.net - Saat Pol Espargaro secara menghebohkan memutuskan hengkang ke Repsol Honda, Red Bull KTM Factory Racing memang sedih bukan kepalang. Namun, kesedihan itu tak bertahan lama. Pasalnya, kepergian Espargaro justru jadi kans menggelar 'reuni' dream team mereka: Miguel Oliveira dan Brad Binder.

Ya, untuk ketiga kalinya dalam karier mereka, Oliveira dan Binder akan jadi rekan setim, dan lagi-lagi di bawah naungan KTM. Di arena MotoGP, cukup jarang ada dua pembalap yang sama kuat, berkali-kali jadi rekan setim, dan uniknya lagi, merupakan teman dekat, seperti Binder dan Oliveira ini.

Advertisement

Kedua rider ini sama-sama memulai debutnya di GP125 2011, namun baru turun semusim penuh pada 2012. Usai membela tim yang berbeda-beda, akhirnya mereka dipertemukan Aki Ajo di Red Bull KTM Ajo Moto3 pada 2015, dan mereka juga menjadi rekan setim Karel Hanika. Keduanya pun tampil sangat kuat.

Kala itu, Binder meraih empat podium, walau tak terlalu konsisten di papan atas. Lain halnya dengan Oliveira, yang jauh lebih garang. Ia bersaing sengit memperebutkan gelar dunia dengan Danny Kent, walau akhirnya harus puas jadi runner up usai dirundung cedera. Total, Oliveira meraup sembilan podium dan enam kemenangan.

1 dari 4 halaman

Jadi Tandem di Moto2, Bareng Tim yang Sama

Jadi Tandem di Moto2, Bareng Tim yang Sama

Miguel Oliveira dan Brad Binder (c) KTM

Oliveira pun naik ke Moto2 2016 bersama Leopard Racing, bertandem dengan Kent. Binder sendiri tetap di Moto3, mengambil alih status rider utama di Red Bull KTM Ajo. Ketika Oliveira terpuruk di Moto2, Binder justru menggila di Moto3, mengoleksi 14 podium, yang tujuh di antaranya kemenangan. Ia bahkan sukses menyabet gelar dunia.

Merasa tak kompetitif di Leopard dengan sasis Kalex, Oliveira tak perlu pikir panjang untuk mengiyakan tawaran kembali membela Ajo Motorsport, yang di Moto2 2017 berubah nama menjadi Red Bull KTM Ajo. Ia pun bertandem lagi dengan Binder, yang dapat promosi dari KTM usai jadi juara dunia di Moto3.

Lagi-lagi, mereka tampil sangat kuat dan mengancam laga di papan atas. Binder mengoleksi tiga podium, sementara Oliveira meraih sembilan podium yang tiga di antaranya kemenangan. Pada akhir musim, Binder duduk di peringkat 8, sementara Oliveira duduk di peringkat 3, di belakang Franco Morbidelli dan Thomas Luthi.

Pada 2018, kedua rider yang sama-sama lahir pada tahun 1995 ini masih bertandem di tim yang sama. Menyusul Oliveira, Binder makin garang. Level persaingan internal di dalam Red Bull KTM Ajo semakin sengit, walau keduanya tetap saling menghormati dan berteman baik. Mereka sama-sama ikut memperebutkan gelar dunia dengan Pecco Bagnaia.

2 dari 4 halaman

Nyaris Setim di Red Bull KTM Tech 3

Nyaris Setim di Red Bull KTM Tech 3

Miguel Oliveira dan Brad Binder di Moto2 Valencia 2017 (c) AFP

Pada akhir musim Moto2 2018, Oliveira jadi runner up, dan Binder duduk di peringkat 3, di belakang Bagnaia yang jadi juara dunia. Binder berhasil mengoleksi tiga podium yang tiga-tiganya juga kemenangan, dan Oliveira meraup 12 podium dan tiga kemenangan. KTM pun menaikkan Oliveira ke MotoGP 2019 bersama Red Bull KTM Tech 3.

Sementara itu, Binder lagi-lagi mengambil alih status Oliveira sebagai rider nomor satu di Red Bull KTM Ajo Moto2. Binder pun makin perkasa walau beralih dari sasis KTM ke Kalex. Meski terlambat panas, ia akhirnya mampu mengancam Alex Marquez dalam perebutan gelar dunia menjelang akhir musim dan akhirnya jadi runner up.

Oliveira dan Binder sejatinya akan ditandemkan di Tech 3 pada MotoGP 2020, namun rencana itu porak poranda usai Johann Zarco memutuskan hengkang dari Red Bull KTM Factory Racing pada akhir 2019, membuat KTM harus cari penggantinya. Oliveira tadinya kandidat terkuat, namun KTM secara mengejutkan justru menunjuk Binder.

Meski berteman baik dengan Binder, Oliveira marah besar atas keputusan KTM ini walau kedua tim dapat dukungan teknis yang sama. Menurutnya, ia lebih layak membela tim pabrikan lebih dulu karena sudah punya setahun pengalaman. Alhasil, rider Portugal ini terpaksa menerima kenyataan bahwa ia masih harus membela tim satelit.

3 dari 4 halaman

Akhirnya Kumpul Lagi di Red Bull KTM Factory Racing

Akhirnya Kumpul Lagi di Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira dan Brad Binder (c) KTM/MotoGP.com

Meski membela tim berbeda, Binder dan Oliveira ternyata masih kompak memberikan hasil fantastis untuk KTM. Pada 2020, Binder yang masih berstatus debutan, secara menggemparkan merebut kemenangan perdana bagi KTM di MotoGP, yakni dalam balapan ketiganya di kelas para raja, tepatnya di Brno, Ceko.

Usai balap, Oliveira segera mendatangi Binder demi memberi selamat, dan Binder mendoakannya agar segera menang juga. Tak perlu menunggu lama, dua pekan berikutnya Oliveira menggebrak dengan kemenangan besar di Red Bull Ring, Styria, Austria, yakni kandang KTM dan Red Bull. Oliveira bahkan menang lagi di seri kandangnya, Portimao, Portugal, yang jadi seri penutup 2020.

Uniknya, beberapa bulan sebelum kedua rider ini mempersembahkan kemenangan MotoGP untuk KTM, mereka dipastikan bakal bertandem lagi pada 2021, tepatnya di Red Bull KTM Factory Racing. Sejak awal 2020, Pol Espargaro memang sangat santer dikabarkan hengkang ke Repsol Honda, dan akhirnya kesepakatan benar-benar dicapai pada Juni.

KTM pun sedih ditinggalkan rider yang sudah jadi ujung tombaknya sejak 2017, namun mereka tak butuh waktu lama cari pengganti. Tanpa pikir panjang, mereka sangat yakin bahwa Oliveira lah yang cocok menggantikannya. Alhasil, Oliveira dan Binder akan jadi rekan setim lagi di MotoGP 2021, masih menggunakan seragam oranye.

Keduanya akan menjalani debut sebagai tandem di kelas para raja dalam uji coba pramusim di Losail, Qatar, pada 6-7 dan 10-12 Maret nanti, yang dilanjutkan dua pekan balap beruntun di trek yang sama pada 24-26 Maret dan 2-4 April. Semoga Oliveira dan Binder makin kompetitif sekaligus tetap akur ya, Bolaneters!