Marco Verratti Si Kepala Dingin

Abdi Rafi Akmal | 13 Oktober 2023 06:20
Marco Verratti Si Kepala Dingin
Gelandang PSG, Marco Verratti (c) UEFA

Bola.net - Sedikit pun tidak terlintas di benak Marco Verratti untuk marah atau dendam kepada Paris Saint-Germain atau Luis Enrique. Dia menerima nasib bahwa sudah waktunya untuk keluar mencari klub lain.

Verratti merupakan satu dari segelintir pesepakbola di era modern yang rela bertahan dengan satu klub sampai 11 tahun lamanya!

Advertisement

Kontraknya pun sebenarnya masih ada. Kualitasnya pun belum benar-benar padam. Akan tetapi, PSG berpikir untuk menyudahi kebersamaan dengan Verratti.

Akhirnya Verratti rela dilepas oleh Les Parisiens. Gelang berusia 30 tahun itu kini membela Al Arabi di Liga Qatar dengan durasi kontrak hingga tahun 2025.

1 dari 4 halaman

Tidak Marah Sama Sekali

Pemain berkebangsaan Italia ini mengaku tidak marah atau menyimpan dendam sama sekali, baik itu ke PSG ataupun Enrique karena telah membuangnya.

“Saya tidak pernah marah atas keputusannya [Enrique]. Kami punya hubungan yang sangat bagus,” kata Verratti dalam wawancaranya dengan L’Equipe.

“Saya tidak melihat itu sebagai keputusan personal. Saya juga tidak pernah mau punya musuh di hidup saya. Jadi saya suka sesuatu disampaikan secara jelas,” imbuhnya.

2 dari 4 halaman

Tidak Lagi Dibutuhkan

Tidak Lagi Dibutuhkan

Marco Verratti diganjar kartu merah dalam laga Ligue 1 2022/2023 PSG vs Reims, Senin (30/1/2023) (c) AP Photo/Thibault Camus

Verratti mengungkapkan, di musim panas 2023 ketika Luis Enrique awal-awal ditunjuk jadi manajer baru, dirinya tidak lagi dibutuhkan PSG di musim depan.

“Saat kembali untuk persiapan di pramusim, saya berbicara dengan Enrique. Dia bilang bahwa saya tidak berada dalam rencananya,” bukanya.

“Saya sudah lama di PSG dan dia ingin perubahan di dalam tim, sesuatu yang baru. Klub juga ingin saya mencari klub lain,” katanya berterus terang.

3 dari 4 halaman

Respek Verratti untuk PSG

Sementara itu, soal keputusannya memilih Al Arabi, Verratti punya alasannya tersendiri. Keluar dari Eropa merupakan caranya untuk menghormati PSG.

“Saya memang tidak mau ke tim lain di Eropa yang memungkinkan saya berhadapan dengan PSG. Saya ingin ini jadi klub terakhir saya,” katanya.

“Saya juga akan menetap di Paris di sisa hidup saya. Keluarga dan anak-anak saya tinggal di sana. Jadi kalau saya lagi kosong, saya akan kembali ke Paris,” tutupnya.

Sumber: L’Equipe