Inilah Titik Nadir Sepakbola Jatim

Editor Bolanet | 27 Maret 2016 17:05
Inilah Titik Nadir Sepakbola Jatim
Pemain PON Jatim saat melawan Surabaya United (c) Syafaruddin
- Kegagalan menembus Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat (Jabar) 2016, merupakan titik nadir dari prestasi tim sepakbola Jawa Timur (Jatim). Apalagi tim besutan Hanafing ini memiliki jangka waktu persiapan yang sangat panjang. Hampir tiga tahun.


Jatim gagal ke PON setelah tampil melempem di babak kualifikasi. Mereka hanya meraih satu kemenangan dan tiga kali seri. Dalam pertandingan penentuan lawan DKI Jakarta, Kamis (24/3) malam yang dilanjut, Jumat (25/3) pagi, mereka hanya bermain imbang 2-2.


Padahal DKI Jakarta bermain dengan 10 orang sejak menit ke-74. Meski komposisi tak lengkap, toh mereka berhasil mencuri satu gol sekaligus menyamakan skor menjadi 2-2. Ini adalah prestasi terrendah Jatim dalam 20 tahun terakhir, kritik Arief Sosiawan, Ketua SIWO PWI Jatim.


Perlu diketahui bersama, sejak PON XIV 1996 yang dilangsungkan di DKI Jakarta, hingga PON XVII 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim), Jatim selalu menyabet juara di cabang olahraga (cabor) sepakbola. Mereka bahkan mencatatkan prestasi gemilang, yakni juara empat kali beruntun.


Harus ada evaluasi sesegera mungkin. Sebab dalam tradisinya, tim sepakbola Jatim selalu lolos bahkan menjadi juara di PON, imbuh Wawan, sapaan akrabnya.


Sedangkan pelatih tim PON Jatim, Hanafing masih terkesan masih belum menerima hasil memalukan ini. Hanafing menuntut agar DKI Jakarta didiskualifikasi. Mereka juga memprotes panitia pelaksana (panpel) pertandingan atas keputusannya yang menunda pertandingan Jatim dengan Jakarta.


Jelas kami kecewa karena persiapan tim ini sudah cukup lama. Seharusnya, kalau merujuk aturan AFC dan statuta FIFA, DKU Jakarta harusnya didiskualifikasi di pertandingan pertama, ucap Hanafing. [initial]


 (faw/dim)