Cara Memperpanjang Harapan Hidup Penderita Kanker Tulang

Ari Prayoga | 10 Mei 2020 20:50
Cara Memperpanjang Harapan Hidup Penderita Kanker Tulang
(c) dokternicolaas

Bola.net - Pengobatan yang tidak tepat kerap menyebabkan penderita kanker tumor tulang nyawanya tak tertolong. Selain membuat penderita kehilangan bagian tubuhnya, amputasi juga kerap mempercepat kematian. Metode rekonstruksi hemipelvis kini dianggap paling tepat, bahkan dengan bantuan kemoterapi dapat memperpanjang harapan hidup sampai 95 persen.

Priyatna adalah sebuah contoh. Anak muda ini, Iebih setahun yang lalu diketahui mengidap kanker tulang yang ganas. Penyakit mematikan ini semula menyerang bagian pangkal paha kirinya. Dalam waktu yang relatif singkat, sel kanker telah menyebar dan menggerogoti bagian atas tulang pahanya itu. Ketika dirontgen, terlihat bahwa bagian yang terserang kanker itu menjadi hancur menjadi serpihan.

Advertisement

Cek informasi dan jadwal dokter bedah ortopedi yang bagus di Jakarta, selengkapnya di sini.

Ini pastilah rnenimbulkan rasa sakit yang tak alang kepalang, terutama bila si penderita menggunakan alat tubuhnya itu. Sebab, harap diingat, kanker tulang menimbulkan rasa nyeri yang tak terperikan. Dalam waktu singkat, kaki kirinya ini seperti memendek. Ini dikarenakan kanker telah menghancurkan bagian persendian di pangkal paha, sehingga panjang tulang menjadi berkurang.

Pada kondisi yang sudah sangat serius ini, terutama dikarenakan penyakit kanker itu sudah memasuki stadium lanjut, pasien asal sebuah rumah sakit pemerintah di Jawa Tengah ini dikirim ke Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Dokter Nicolaas Budhiparama jr, F.I.C.S., ahli bedah tulang yang menangani Priyatna, segera memutuskan untuk mengambil langkah yang dipandang paling tepat sebagai upaya penyelamatan.

Menggunakan metode rekonstruksi hemipelvis, salah sate metode mutakhir yang barn diperkenalkan di Indonesia. Metode ini merupakan perpaduan cara penanganan kanker yang dikordinasikan sedemikian rupa, sehingga tidak saja mampu menyelamatkan bagian tubuh yang — pada masa lalu — harus diamputasi, tetapi sekaligus pula memperpanjang harapan hidup si penderita. Tahun-tahun sebelumnya, tindakan amputasi terhadap penderita dengan kondisi seperti Priyatna diperkirakan bisa mengatasi menjalarnya sel kanker. Tetapi, ternyata amputasi ini bukanlah sebuah jalan keluar yang tepat terhadap kanker. Bahkan, dalam banyalsckasus, amputasi malahan mempercepat kematian sang pasien.

"Tetapi, dengan metode rekonstruksi hemipelvis, ke-mungkinan hidup dapat ditingkatkan, dad lima persen menjadi 95 persen," kata dokter Nico yang mengambil spesialisasinya di Academisch Ziekenhuis Leiden, Negeri Belanda.

Cara-cara ini merupakan kombinasi antara pemberian kemoterapi (neo adjuvant therapy) clan bedah tulang untuk menyelamatkan bagian tubuh (limbsalvage), sekaligus merekonstruksi bagian itu lagi. Pembedahan tidak akan dilakukan sebelum si penderita mendapat kernoterapi. Sebab, sebelum tahu sebatas mana sudah penyebaran sel kanker, maka langkah amputasi adalah sesuatu yang sangat berbahaya.

Pembuluh darah di sekitar bagian yang terkena kanker membengkak, sehingga pendarahan akan terjadi banyak sekali. Sela in itu, kalau hanya mengamputasi, tanpa mengetahui sejauh mana sudah tingkat penyebaran, maka langkah ini menjadi sangat sia-sia, bahkan mempercepat kematian. Setelah kemoterapi,segera bisa diketahui, sejauh mana sudah penyebaran sel kanker.

"Ketika itu, barulah saya melakukan pembe-dahan:Otot dan tulang diangkat. Kemudian, pekerjaan lanjutan memasuki tahapan yang sangat remit dan susah, yakni rekonstruksi," kata Dr. Nicolaas, yang pernah menjadi Chefdecliniquedi OrthopaedischeChirurgie A.Z. Leiden, Belanda.

Seperti pada kasus Priyatna,bagian tulang yang sudah digerogoti kanker itu diamputasi, digantikan dengan bagian lain dari tubuhnya, diberi pen, dan direkonstruksi sedemikian rupa. Bahkan, bagian mangkot tulang pada persendian tulang pangkal paha yang sudah hancur itu dibuatkan Nico mangkok tulang yang bare, sendi buatan dad metal, yang dapat berfungsi sebagai tulang persendian. Betapapun setts dan rumitnya, sena mem-butuhkan keakhlian yang sangat khusus, toh.

Disadur dari: dokternicolaas

TAG TERKAIT