10 Kondisi Kesehatan Berisiko Kematian Akibat Virus Corona

Gia Yuda Pradana | 24 Maret 2020 12:57
10 Kondisi Kesehatan Berisiko Kematian Akibat Virus Corona
Staf medis membawa peti mati pasien yang meninggal akibat virus Corona di Italia (c) AP Photo

Bola.net - Ada beragam kondisi kesehatan, dari asma hingga kanker, yang bisa meningkatkan risiko kematian akibat virus Corona. Ini dilihat dari kasus-kasus yang sudah terjadi sebelumnya.

Berbagai kasus kematian rata-rata disertai penyakit tertentu yang sudah lebih dahulu ada. Kematian terjadi karena kondisi tersebut memburuk setelah terinfeksi virus Corona.

Advertisement

Italia adalah pusat pandemi virus Corona di Eropa. Jumlah kematian di negara Serie A tersebut begitu tinggi, dan hingga sekarang belum bisa dikendalikan sepenuhnya.

Seperti dilansir Business Insider, berdasarkan data yang dirilis Institut Kesehatan Nasional Italia pada 17 Maret 2020 lalu, dari semua pasien COVID-19 yang meninggal dunia, 99% di antaranya sudah memiliki riwayat penyakit tertentu.

1 dari 10 halaman

Hipertensi

Dari semua pasien COVID-19 di Italia yang meninggal dunia, 76,1% memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Beberapa waktu lalu, ini juga terjadi di Indonesia. Pasien atau kasus nomor 25 positif virus Corona di Indonesia meninggal dunia, dan diketahui kalau pasien tersebut mengidap penyakit-penyakit penyerta, termasuk hipertensi.

Virus Corona bisa memperburuk daya tahan tubuh pasien yang sudah terlebih dahulu mengidap penyakit seperti hipertensi.

2 dari 10 halaman

Penyakit Jantung

Sepertiga dari kasus-kasus fatal virus Corona di Italia memiliki penyakit jantung.

Orang dengan penyakit jantung akan sangat berisiko mengalami komplikasi jika sampai tertular virus corona. Oleh karena itu, mereka memiliki riwayat penyakit kronis, seperti penyakit jantung, sangat disarankan untuk sebisa mungkin tetap berada di rumah.

3 dari 10 halaman

Fibrilasi Atrium

Sekitar seperempat dari kasus kematian akibat virus Corona di Italia, pasien-pasiennya memiliki fibrilasi atrium.

Dikutip dari Alodokter.com, fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (AF) adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat. Penderita atrial fibrilasi dapat merasakan gejala lemas, jantung berdebar, dan sesak napas.

4 dari 10 halaman

Diabetes

Diabetes adalah kondisi kesehatan paling umum kedua di antara pasien-pasien COVID-19 yang meninggal dunia di Italia. Jumlahnya mencapai 35,5%.

Kadar gula yang tinggi dalam darah berbahaya bagi sistem imun tubuh. Itu membuat tubuh rawan terinfeksi virus, termasuk Corona.

5 dari 10 halaman

Kanker

Dari semua pasien COVID-19 yang sudah meninggal dunia di Italia, 20,3% diketahui memiliki kanker aktif dalam lima tahun terakhir.

Pasien-pasien ini sistem kekebalan tubuhnya sudah terganggu. Efek samping dari kemoterapi juga dapat menekan sistem imun. Dalam kondisi begini, virus Corona bisa lebih mudah berkembang.

6 dari 10 halaman

Penyakit Ginjal

Dari hasil studi, sekitar 18% pasien COVID-19 yang meninggal diketahui sebelumnya sudah memiliki penyakit ginjal.

Seperti dilansir Liputan6.com, 12 Maret 2020 lalu, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr Pringgodigdo Nugroho Sp PD-KGH mengatakan: "Kalau kematian akibat Corona ini biasanya karena disertai komordibitas. Jadi, kalau Corona ini terjadi pada pasien gagal ginjal, risiko kematiannya lebih tinggi dibandingkan orang normal."

7 dari 10 halaman

Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Sebanyak 13,2% diketahui memiliki penyakit paru obstruktif kronis.

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.

Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru sehingga pengidap akan mengalami kesulitan dalam bernapas. PPOK umumnya merupakan kombinasi dari dua penyakit pernapasan, yaitu bronkitis kronis dan emfisema.

Sebagian besar pederita PPOK adalah mereka yang berada di usia paruh baya dan perokok.

8 dari 10 halaman

Stroke

Dari semua pasien COVID-19 yang meninggal, 9,6% memiliki penyakit stroke.

Menurut Stroke Association, penyakit ini tak otomatis menempatkan seseorang dalam bahaya akibat virus Corona. Namun, banyak penderita stroke yang bisa mengalami risiko fatal.

9 dari 10 halaman

Demensia

Dari pasien-pasien COVID-19 yang meninggal dunia, 6,8% memiliki penyakit Demensia.

Mengutip dari Liputan6.com, demensia merupakan gangguan pada fungsi kognitif dalam otak. Penyebab dari penyakit demensia ini pun bisa terjadi lebih dari satu gangguan fungsi kognitif.

Terkait virus Corona, ini sepertinya lebih cenderung ke karakteristik orangnya. Misalnya, orang-orang dalam kondisi demensia bisa saja lupa apakah dia sudah cuci tangan atau belum.

10 dari 10 halaman

Penyakit Liver Kronis

Penyakit ini berada di urutan ke-10. Jumlahnya mencapai 3,1% pasien.

Penyakit liver merupakan penyakit yang menyerang hati. Jika terkena penyakit ini, maka dapat mengakibatkan penurunan fungsi pada hati. Ini sangat berbahaya, karena kerusakan pada hati berarti racun-racun yang ada dalam tubuh tidak dapat dibuang dengan baik.

Menurut The Hospitalist, orang-orang dengan organ sehat juga bisa berisiko mengalami penyakit liver akibat virus ini.

Sumber: Business Insider