Yunus Musah dan Sorakan Sumbang di San Siro: Antara Harapan dan Kekecewaan

Gia Yuda Pradana | 18 Maret 2025 14:59
Yunus Musah dan Sorakan Sumbang di San Siro: Antara Harapan dan Kekecewaan
Aksi Yunus Musah dalam laga Dinamo Zagreb vs AC Milan di Liga Champions, Kamis (30/1/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Darko Bandic

Bola.net - Yunus Musah meninggalkan lapangan dengan sorakan sumbang saat AC Milan menundukkan Como. Pergantian dirinya di babak kedua menutup bulan Maret dengan nada suram.

San Siro, yang biasanya menjadi panggung semangat, justru menjadi saksi kejatuhan mental sang gelandang muda. Degradasi moral ini seakan menjadi pertanda bahwa dia butuh lembaran baru.

Advertisement

Dari laga melawan Lazio hingga Como, namanya lebih sering dikaitkan dengan kekecewaan. Sorakan publik San Siro bahkan menjadi konfirmasi atas periode sulit yang tengah dia alami.

1 dari 5 halaman

Sorakan yang Menyesakkan

Musah bukan tanpa usaha, tapi publik menuntut lebih dari sekadar kerja keras. Lawan Como, dia menunjukkan intensitas, tetapi juga kegugupan yang berujung pada peluang emas yang terbuang.

Sorakan yang diterimanya terasa berlebihan bagi seorang pemain yang masih terus berjuang, apalagi intensitas dan tekadnya adalah sesuatu yang selama ini justru diharapkan para tifosi.

Namun, sepak bola adalah dunia yang kejam. Kesalahan kecil dapat mengaburkan kerja keras dan San Siro tidak selalu menjadi tempat yang penuh kesabaran.

2 dari 5 halaman

Gol yang Tak Kunjung Datang

Tekniknya belum selevel dengan gelandang-gelandang top Serie A. Statistik membuktikan, 54 laga Serie A bersama Milan tanpa satu pun gol.

Musah selalu mendekati momen emas, tetapi keberuntungan belum berpihak. Lawan Napoli, dia nyaris mencetak gol, begitu pula saat menghadapi Girona, Verona, dan Bologna.

Peluang selalu datang, tapi namanya tak kunjung muncul di papan skor. Dia menjadi pemain dengan jumlah expected goals tertinggi di Serie A yang belum mencetak gol musim ini.

3 dari 5 halaman

Senjata Rahasia yang Terlupakan

Di luar kekurangan teknisnya, Musah adalah aset berharga berkat versatilitasnya. Dari gelandang, bek kanan, sayap, hingga gelandang serang, dia selalu siap beradaptasi.

Paulo Fonseca dan Sergio Conceicao telah memanfaatkan fleksibilitasnya dalam berbagai posisi. Namun, tanpa kontribusi konkret, adaptasi ini terasa belum cukup.

Musah masih menjadi teka-teki bagi Milan. Dia punya energi dan determinasi, tetapi belum memberikan dampak nyata di momen-momen krusial.

4 dari 5 halaman

Istirahat yang Mungkin Membantu

Bulan Maret berakhir dengan catatan pahit, tetapi ada secercah waktu untuk refleksi. Musah akan bergabung dengan Timnas Amerika Serikat di Final Four CONCACAF Nations League.

Dia juga akan mendapatkan jeda saat Milan menghadapi Napoli. Akumulasi kartu membuatnya harus absen, memberi ruang bagi dirinya untuk mengatur ulang mentalitas.

Saat dia kembali, tekanan akan semakin besar. Namun, seperti angin San Siro yang terus berhembus, Musah masih punya waktu untuk mengubah arah kariernya di Milan.

Sumber: La Gazzetta dello Sport, Sempre Milan